Ratu di Istana Yang Hancur

Lampu warna-warni gemerlapan menyapa siapa saja yang baru datang. Bau aroma alkohol tercium walaupun tak menyengat. Ratu berjalan dengan anggun, menyapa beberapa wanita yang memakai gaun kekurangan bahan, sedang asyik meliukkan tubuhnya di lantai dansa.

Tujuannya hanya satu orang, lelaki yang sedang ia incar. Lelaki yang dengan mudahnya mengucapkan janji manis, membuat Ratu terpikat dan jatuh ke pelukannya. Tak terlalu sulit baginya untuk mencari penghangat ranjangnya.

"Hai Sayang," sapanya terus terang, membuat Ratu bahagia. Entah harus bersikap bagaimana, yang jelas ia sangat tersipu dipanggil sayang oleh seseorang yang sudah lama ia kejar.

Alshad Lesmono, lelaki tampan dambaan setiap wanita, kekayaannya tak perlu diragukan lagi. Banyak wanita yang rela melemparkan dirinya untuk Alshad, atau sekedar penghangat ranjangnya saja. Yang katanya teman baik Raja itu, entah mengapa tiba-tiba mendekati Ratu.

Ia tak menyalahkan Ratu atas segalanya, tapi ia membutuhkan wanita. Tak mungkin seorang Alshad setiap malam tak bermain. Sudah satu bulan ini, ia hanya tertarik dengan Ratu. Entah bagaimana, rasanya setiap ia bermain dengan wanita lain, yang ia pikirkan hanya Ratu, yang ia bayangkan juga Ratu.

Ia terus mencari cara untuk bersama Ratu, barang satu kali saja akan selesai. Rasanya sulit, Ratu selalu dilindungi oleh kakaknya, Raja. Alshad tak mungkin menyerah begitu saja. Bahkan ia rela menghampiri rumah Raja, demi bertemu dengan Ratu.

Tepat sekali saat ia berbincang tentang seorang wanita, Ratu memasuki rumah, menyapa Raja dan Alshad. Alshad menanggapi panggilan Ratu, bahkan ia mengedipkan sebelah matanya untuk menarik perhatian Ratu. Senyuman samar ditunjukkan oleh Ratu, ia berlalu pergi segera.

Tak sulit bagi Alshad untuk sekedar mendapatkan nomor ponsel Ratu. Ia mengirim pesan padanya, mengajaknya dengan sengaja untuk bertemu di kafe, makan siang bersama.

Ratu yang baru saja selesai pemotretan, ia tersanjung bahagia mendapatkan ajakan makan siang bersama. Ia menyetujui. Kapan lagi bisa makan siang dengan Alshad.

Menaklukkan Ratu bukanlah hal yang sulit bagi Alshad. Ucapan manis bahkan bujuk rayunya mampu membuat Ratu bertekuk lutut di hadapannya. Alshad membuat Ratu menyerahkan diri sepenuhnya. Hingga malam itu terjadi, membuat keduanya benar-benar dimabuk asmara. Mereguk nikmatnya tubuh masing-masing. Membuat Alshad tak dapat berpaling ke wanita lain.

Pikiran dan tubuhnya menginginkan Ratu. Memuaskan segala dahaga yang terpendam. Ia benar-benar membuat Ratu menyerahkan diri tanpa diminta jika mereka berdua saja.

Ini terlarang, tapi mereka menikmatinya. Hingga Alshad memilih mengakhiri hubungan mereka berdua. Pergi tanpa kabar dan menghilang tanpa jejak. Membuat Ratu menyesali perbuatannya. Buah hasil perbuatan keduanya, telah menjadi malaikat kecil tanpa sayap, yang tak mengerti jika ia hadir dalam suatu hubungan yang berdosa.

***

Ratu menghampiri kantor cabang tempat Raja bekerja, ia ingin Raja mencari tahu tentang Nada. Bagaimana cara Nada membuat Andrawan bertekuk lutut dulu. Karena Ratu tak siap jika Andrawan mulai goyah.

Tak sengaja ia melihat Nada baru saja keluar dari ruangan Raja, membawa beberapa map. Ia mengikuti Nada dari belakang. Hingga sampailah di ruangan berkaca. Ratu masuk tanpa permisi.

Nada hanya diam memperhatikan, untuk apa calon istri dari mantan suaminya hadir menemuinya. Ratu berjalan dengan anggun, dan mulai duduk dengan angkuh.

"Bagus juga ruangan kamu," ucapnya pongah.

Ia menyambar pigura di depannya. Foto dua bayi kembar yang sangat menggemaskan. Membuat Ratu sedikit terkejut.

"Anak siapa? Bukannya kamu mandul?"

Nada merebut pigura itu dan meletakkan kembali ke tempatnya. Ia memandang Ratu tanpa takut, untuk apa harus takut melawan perempuan tak tahu diri.

"Kamu belum jawab pertanyaanku? Itu anak siapa?" Sekali lagi ia bertanya, membuat Nada memutar bola matanya.

"Penting?"

Ratu mengeratkan rahangnya, ia tak menyangka jika Nada sedikit sulit untuk diajak berbincang. Ia menggebrak meja Nada karena emosi, tapi tangannya yang merasakan sakit.

"Lo kalau gue tanya itu jawab!" Matanya melotot tajam, tapi Nada tak gentar sedikit pun.

"Kenapa harus pakai otot?" Ratu kembali diam. "Kalau pertanyaannya di balik. Anak siapa yang kamu kandung itu?"

Ratu hanya diam tak dapat berbicara. Entah mengapa ia merasa takut. "Bagaimana bisa hubungan badan tiga hari tapi umur janinnya dua Minggu?"

Ia hanya bisa diam. Pasokan oksigennya menipis, mulutnya hanya bisa terbuka tanpa terkatup. Rasanya Nada ingin tertawa melihat wajah Ratu seperti ini.

"Jadi, apa ini efek kehamilan tiba-tiba  jadi bodoh atau mantan suamiku yang bodoh?"

Ratu kembang kempis untuk menjawab. Jika dijawab ia akan habis, jika tak dijawab, ia bisa mati mengenaskan. Ia memilih berdiri, Nada bukanlah lawan yang seimbang.

"Kenapa pergi? Apa belum tahu jawabannya? Perlu aku bantu?"

Benar-benar tak dapat ditandingi. Nada bukanlah lawan yang seimbang. Jika ia pura-pura terluka karena Nada pun, tak akan ada yang percaya. Karena Nada pintar mengolah kata.

***

"Mantan istri kamu itu kebangetan, Mas! Aku benci!" maki Ratu di hadapan Andrawan.

Siang ini ia meminta berjumpa di kafe untuk makan siang. Ia beralasan jika anaknya ngidam ingin bertemu. Andrawan bahagia.

"Untuk apa kamu ketemu Nada?" tanya Andrawan menelisik.

"Ya ... karena aku ... mau undang dia." Ratu gelagapan.

"Jangan undang dia." Andrawan tak ingin hatinya tiba-tiba meragu.

Di sana ada Nada yang baru saja memasuki kafe. Ia memesan untuk take a away. Duduk tanpa sengaja di samping meja Andrawan dan Ratu.

"Nada, sendiri?" sapa Andrawan. Membuat Ratu menatapnya tajam.

Nada mengangguk, ia kembali sibuk dengan ponselnya. "Bagaimana kabar anak-anak?" tanya Andrawan.

Ratu melotot tak percaya, sejak kapan Andrawan peduli dengan anak-anak Nada. Ia benar-benar tak habis pikir.

"Mereka baik, karena aku ibunya." Nada meletakkan ponselnya di meja, "untuk apa tanya mereka? Kamu bukan siapa-siapa mereka kok."

Skakmat! Nada menang telak dari Andrawan yang tak dapat berbicara kembali. Jika diam itu emas, maka diamnya Andrawan saat ini makin terlihat bodoh.

Nada berdiri dari duduknya berjalan mendekati Ratu. "Saya nggak butuh tamu tak diundang seperti tadi. Yang saya butuhkan, kalian berdua berhenti menggangu saya dan anak-anak saya!"

Ratu hanya bisa diam tanpa berkedip, ia tak menyangka jika Nada setegas itu. Nada kembali memutar tungkainya mendekati Ratu.

"Oh ya, dijaga anaknya, jangan lupa bapaknya diberi kabar," ucapnya tanpa beban.

Napas Ratu kembang-kempis, ia tak menyangka jika Nada hampir saja membongkar semua rahasianya. Ia tak tahu lagi bagaimana.

"Oh ya, Mas. Kalau posisi kamu saat ini di balik?"

"Maksudnya Nad?" tanya Andrawan tak mengerti.

"Kalau kamu yang mandul, apa yang akan kamu lakukan?"

***

Bongkar nggak pemirsah??

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top