7. Power
Hari minggu yang cerah, sangat cocok untuk jalan-jalan dengan pacar. Tapi apalah dayaku yang jomblo. Keinginanku hanya bersantai, tidur-tiduran dan mendengarkan musik sesuka hati.
Namun sayang, keinginan itu tak mampu kuwujudkan dikarenakan besok sudah memasuki Ujian Akhir Semester 2. Itu tandanya aku harus mulai belajar. Agar bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan mudah.
Semester lalu, nilai-nilaiku tidak memuaskan. Kuakui itu salahku sendiri yang malas-malasan untuk belajar. Kebetulan saat itu aku sedang suka bermain games sehingga aku lupa belajar. Dan berakhir dengan peringkat ke 16 dari 30 siswa di kelas. Juga bonus omelan dari Ibu tercinta.
Aku saat itu tak malu sama sekali. Aku bahkan tertawa saat melihat Raport-ku. Nilai-nilainya lucu dan menggelikan menurutku. Hihihi.
Tapi saat ini aku sedikit malu atas masalaluku. Karena kudengar gebetanku -Takuya- sangat pintar. Dia bahkan mendapat peringkat satu di kelasnya. Keren kan? Jarang sekali cowok masuk peringkat apalagi ini peringkat satu.
Beruntungnya saat semester lalu, aku belum dekat dengannya. Aku hanya tahu wajah dan namanya saja.
***
Setelah selesai mandi, aku berniat akan belajar pelajaran yang akan di UAS-kan esok hari. Saat aku akan mengambil buku-bukuku di meja belajar. Handphone-ku bergetar.
Pagi-pagi sudah ada yang ngeChat.
Aku kini mengambil handphone yang tergeletak manis di meja belajar. Lantas aku melihat notifikasi-nya. Disana tertulis nama yang tidak asing dimataku. Iching.
Iching : sayang
Aku membawa handphone-ku dan juga buku yang akan kubaca hari ini ke ranjang lantas membalas chat dari Iching.
Aku mulai mengetik.
Rista : apaan sih? Sayang-sayang pala lu peyang.
Iching : jutek amat
Rista : iya
Iching : gimana nih?
Sambil membalas Chat dari Iching akubjuga membuka buku catatanku. Chating sambil belajar ga masalah,kan?
Rista : apanya?
Iching : jawabannya.
Rista : ujian aja belom, udah minta jawaban. Gimana sih.
Iching : jawaban atas pertanyaan gue maksudnya.
Rista : emg lu nanya apa?
Iching : masa ga inget
Rista : lupa
Iching : yaudah gue ulangi yah, lu mau ga jadi pacar gue?
Rista : nanti aja yah jawabnya, besok gue mau UAS, jangan nambah²in beban pikirin.
Iching : ditunggu.
Dan akhirnya, aku mengakhiri percakapan tidak jelas itu dengan cara membacanya saja tanpa membalasnya. Maaf Ching, aku menggantungkanmu lagi untuk kedua kalinya.
Aku meletakan handphone-ku di samping badan. Sekarang aku sedang berada di kasur tercinta. Aku menatap malas pada buku yang berada dipangkuanku. Mendadak tidak bersemangat untuk belajar. Aku sedang memikirkan cara halus untuk menolak Iching.
Iya, aku mau nolak Iching. Karena dia penghancur mood-ku pagi ini. Aku menjadi tak bersemangat untuk belajar. Sekarang aku sedang asyik memikirkan Iching. Sebenarnya aku sudah dua bulan tidak memberikan jawaban atas pertanyaannya. Iya, aku menggantungkannya.
Sebenarnya aku kasihan dengan Iching. Dia nunggu lama untuk mendengar jawaban penolakan dariku. Aku harus memperhalus cara menolak Iching. Agar dia tak terlalu membenciku.
Aku terdiam memeluk lutut. Berharap hatiku kembali hangat. Pikiran melayang-layang memikirkan Iching. --Iching , bisakah kita tak lebih dari sekedar teman?
"Woii, lu kenapa?" Hampir saja aku jantungan ketika ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku melihat orang itu yang kini duduk dipinggiran ranjangku. Ternyata dia adalah abangku sendiri -Raka- yang entah sejak kapan dia sudah ada di kamarku.
"Emm, gapapa kok, Bang. Eh btw kok lu bisa ada di sini?" Aku bahkan tak mendengar ada seorang mengetuk pintu ataupun derap langkah kaki menuju kamarku. Apakah dia melayang dan menembus tembok?
Pikiranku itu salah, ternyata daritadi pintu kamarku terbuka dan dari luar orang yang melewati kamarku bisa melihat keadaan diriku saat ini. Pantas saja kakakku tiba-tiba ada dihadapanku.
"Lu ngelamun?"
Aku tak melamun kok bang. Aku hanya memikirkan Iching. Itu saja.
"ngg... Nggak kok, Bang."
"Daritadi gue manggil lu, tapi ga nyaut-nyaut".
"Ah iyakah? Gue ga denger, Bang. Hehe," aku cengengesan.
"Tuhkan bener, lu ngelamun. Lu kenapa? Jangan banyak pikiranlah. Besok lu UAS. Inget! Jangan kebanyakan mikirin yang aneh-aneh. Apalagi mikirin doi yang ga peka."
Jleb! Kalimat terakhirnya menusuk sekali. Kata-katanya mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang selama ini mengantungkanku. Aku jadi mendadak ingat pada Takuya. Padahal tadinya tak terlintas sosok makhluk itu dikepalaku. Dan kini aku malah kepikiran dua orang sekaligus dalam satu waktu. Iching dan Takuya.
Dan akhirnya aku semakin dalam melamun...
"Woi!!!" Kali ini aku tak terlalu kaget karena suaranya.
"Apaan sih?" kini aku mulai bete.
"Jangan ngelamun!"
Dan kumengangguk.
"Eh, Btw, lu mau kemana udah rapih pagi-pagi gini. Mau kerja? Rajin amat lu minggu aja kerja." tanyaku heran saat melihat abangku memakai kemeja kotak-kotak biru yang dikancingkan lengkap. Dan memakai celana jeans belel kesukaannya.
"Gue mau shopping sama temen gue."
"Njir, cowok doyan shopping."
"Emang salah gitu? Gue sih sebenernya cuma mau nganter temen beli semvak. Lu mau nitip apa?"
"Semvak?" Pekikku kaget saat menyadari betapa polosnya makhluk dihadapanku ini. Aku kini tertawa terbahak-bahak setelah melihatnya mengangguk.
Setelah berhenti dari acara ngakak akupun menyampaikan keinginanku, "Oh iya, Bang. Beliin gue CD POWER RANGER DINO BRAVE, yah."
"Maksud lo Celana Dalam yang bergambar Power ranger?" tanyanya polos.
"Bukan anjir. CD itu Compact Disk, Bang."
"Oh itu, ntar gue beliin. Tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Selama lu UAS, hape lu gue jabel."
"Njirr, se-sadis itukah?"
"Itu syarat dari gue."
"Tapi, Bang...,"
"Ga sanggup? Yaudah gue ga akan beliin lu CD."
"Padahalkan CD cuma 7000an. Tapi gue harus berkorban se-Ekstrem ini."
"Alasan gue ngasih syarat gitu. Biar lu fokus belajar. Gue tau, penyebab lu ngelamun barusan adalah hape. Lagian hape lu unfaedah. Cuma dipake buat chating-an sama orang² ga jelas."
"Lagian nih yah, orang lain juga sama lagi ujian, lu mau chat sama siapa? Lu cuma mengganggu kalau lu ngeChat mereka," lanjutnya.
Benar juga apa yang diucapkan Abangku. Apalagi Takuya kan setahuku orang yang pintar. Bagaimana jika nilainya menurun karena gara-gara aku? Orang tuanya pasti marah dan kesal padaku. Jangan sampai aku dibenci calon mertua.
"Okey baiklah. Gue terima syarat dari lu. Tapi hapenya gue kasihin ntar malem yah, kalau udah maghrib."
"Okey" jawabnya.
"Gue pergi dulu yah, temen gue udah nungguin. Bye." Dia beranjak dari ranjangku dan mulai pergi meninggalkanku sendiri di kamar.
Malamnya, setelah magrib aku mulai mempersiapkan diri untuk ngeChat Takuya. Aku deg-degan. Soalnya ini adalah Chat terakhir ku menjelang UAS besok. Padahal cuma chat tapi sampai deg-degan yah? Lebay.
Bukan chat sih sebenarnya. Hanya pemberitahuan saja. Takkan berlanjut jadi panjang kok chat-nya. Toh, aku sudah ada ikatan perjanjian sama Abangku jika malam ini hape gue mulai dipegang dia untuk sementara waktu.
Rista : Takuy, semangat UAS, yah. Jangan mikirin gue mulu. Gue baik-baik aja kok disini. Haha. Becanda deh. Semoga dilancarkan, See You dihari sabtu.
Setelah kumengetik chat untuk Takuya. Dan memastikan chat itu sudah sampai pada tujuan. Akupun langsung mematikan data selulernya kemudian menekan tombol power dan menyentuh tulisan matikan daya. Hingga matilah handphone-ku.
Aku tak menunggu balasan Takuya. Jikalau aku menunggu nanti aku membalasnya. Dan akan berlanjut hingga aku lupa belajar.
Dan akupun pergi melangkah ke kamar Abangku yang bersebelahan dengan kamarku. Aku lalu meletakan handphone-ku di nakas sebelah tempat tidurnya.
Abangku sedang tidak berada di kamar. Karena dia sedang membantu Ibu mempersiapkan makan malam
Dan akupun melangkah untuk pergi ke kamar. Sesekali menengok ke arah handphone yang tergeletak manis di nakas. Ah sudahlah, kini waktunya aku belajar tanpa gangguan. Tapi aku masih kepikiran. -Apa Takuya membalas chatku yah?-
Apa aku harus mengambil lagi ya dari Abangku? Ah tak usah. Takuya juga pasti sedang belajar serius.
Ah lupakan Takuya untuk sementara waktu.
Aku harus semangat belajar. Biar nilaiku sebagus Takuya. Dan bisa bersaing dengan Takuya. Agar aku juga tak minder bersama Takuya. Ah, Takuya kau penyemangat hidupku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top