5. Mood booster
Hari masih gelap dan aku sudah terbangun dari tidurku tanpa alarm dan juga tanpa teriakan kakak tersayangku, Raka.
"Gue mau bolos sekolah aja hari ini. Atau ngirim surat sakit ke wali kelas. Gue takut ketemu Iching. Gue takut dia nanyain jawabannya di kelas. Gue takut," aku diam memeluk lutut dikamar seperti enggan untuk meninggalkan kasur tercinta. Gue belum siap untuk memulai hari. Bagaimana ini?
Tok-tok-tok
Cekrek
Pintu kamarku terbuka dan menampilkan sesosok pria berwajah tirus yang masih mengenakan sarung. Mungkin dia baru selesai shalat subuh.
Siapa lagi kalau bukan abangku. Pasti dia mau membangunkanku.
"Eh udah bangun ternyata. Buruan sholat terus mandi, siap-siap pergi ke sekolah!" perintah Abangku.
Aku hanya mengangguk.
'sebenernya gue gamau pergi ke sekolah bang' batinku.
***
Aku melangkah malas keluar dari kamar menuju ke halaman rumah. Kedua tanganku kaitkan ditali ransel yang aku gendong. Wajah datar tanpa ekspresi. Bibir manyun. Rambut diikat alakadarnya tanpa disisir dulu. Aku seakan kehilangan tenaga buat menyisir rambut. Tapi aku masih sehat kok. Hanya ada sedikit bengkak disekitar area mata. Gara-gara kejadian semalam.
Sesampainya di halaman rumah. Aku melihat abangku sedang menunggu di sana. Rasanya aku ingin memutar badan dan berbalik ke kamar. Aku tak mau pergi sekolah.
Tapi niat itu tak sampai aku kerjakan karena Abang Raka mengetahui keberadaanku
Abangku tersenyum semangat. Dan mulai memakai helm lalu menaiki motor matic-nya. Aku berjalan menghampirinya.
"Bang...," aku mulai menyapanya.
Dia membalikan badan. Dan menatapku.
"kulan?" balasnya.
"Emm... Jangan anterin gue ke sekolah yah," ucapku ragu, "anterin gue ke tempat biasa lo dulu bolos sekolah aja".
"Lo mau bolos?," tanyanya penasaran. Dia menatapku tajam. Dan aku hanya diam lalu menundukan kepala. Aku bingung mau menjawab apa.
Dia lalu turun dari motornya. Lalu berbalik menghadapku. Dan meletakan kedua tangannya dipundakku
"Apa alasan lo pengen bolos?" Tanya dia. Sambil menggoyang-goyangkan pundakku.
Aku hanya diam membisu.
"Lo tau ga? Senakal-nakalnya gue pas SMA, gue gamau adek gue juga mengikuti kenakalan gue. Cukup gue yang sering bolos. Cukup gue yang sering bikin masalah. Cukup gue yang sering dipanggil oleh guru BK. Cukup gue yang sering dapet surat peringatan. Lo jangan kek gue. Lo ga boleh bolos apalagi sampai nongkrong ga jelas. Lo ga boleh ngecewain Ibu dan Ayah. Lo harus jadi orang sukses. Lo harus ngebanggain Ibu dan Ayah. Lo ga boleh bolos! Ngerti?" Ucap abangku meluapkan emosinya.
Aku diam dan berfikir.
Kasian Ayah dan Ibuku yang bela-belaan mencari uang buat untukku sekolah. Tapi aku malah mau bolos. Dan aku bolos hanya karena ada orang yang nembak? Alasan yang tak logis.
"Yaudah hayu bang kita berangkat," ucapku yang masih menunduk.
Dia lalu melepaskan tangannya dari pundakku. Lantas menaiki motornya. Aku juga duduk diboncengi dia.
***
6.50 Am
Sesampainya di gerbang sekolah aku turun dari motor matic-nya abangku. Akupun salim dan hendak beranjak meninggalkan dia.
"Eh tunggu," abang Raka memanggilku yang sudah memunggunginya.
Akupun berbalik,"ada apa bang?" Tanyaku penasaran.
"Kok mata lo bengkak? Lo nangis? Kenapa? Ada yang gangguin lo? Siapa? Bilang ke gue," dia menghujaniku dengan berbagai pertanyaan sekaligus.
Aku menunduk takut jika mataku diteliti olehnya.
"Gwaenchana," jawabku singkat.
"Heh serius gue! Lo kenapa? Di gangguin siapa? Bilang ke gue. Ntar gue cipok satu-satu," ujar abangku dengan sedikit marah.
Aku ngedongkak karena kaget saat dia bilang cipok(?) Cipok itu apa ya? Aku masih terlalu polos untuk mengerti kata-kata itu. Setahuku cipok itu hanya dilakukan oleh sepasang kekasih yang sudah dewasa. Sepasang kekasih? Tunggu! Yang membuatku begini adalah Iching. Iching adalah seorang pria dan abangku juga seorang pria. Apakah abangku juga akan men-cipok Iching ?
"Lo Maho,bang?" Tanyaku ragu-ragu sambil menunjukkan jari telunjuk ke wajahnya. Tak lupa ekspresi penasaran yang tiba-tiba tercetak di wajahku. Jangan sampai apa yang kupikirkan barusan itu benar adanya.
"Ooh cowok, dia suka sama lo keknya, cie cieee," ucap abangku sambil menusuk-nusuk lenganku dengan telunjuknya.
"Apaan sih lo bang. Eh lo beneran mau cipok dia?" tanyaku polos.
"Ya nggaklah barusan cuma jebakan biar lo jawab jujur. Wkwk" ucap abangku lantas tertawa ngakak. Aku mendengus kesal karena mendengar tawanya.
"Ishh-,-", kuhentakan kaki kanan dihadapannya. Lalu pergi berlalu memasuki gerbang sekolah.
***
Sesampainya di kelas aku duduk di kursi tempat biasa aku duduk.
Tring
Hapeku berbunyi.
Akupun membuka lockscreennya dan mulai melihat notifikasinya.
Ah Takuya mengirimiku pesan di WhatsApp.
Takuya
Selamat pagi, cantik. Semoga harimu menyenangkan:)
Senyumku merekah. Aku bahagia sekali dipanggil cantik oleh Takuya. Uhh Takuya, kaulah Moodbooster-ku.
Rista
Selamat pagi juga, peot. Selamat beraktivitas:v
Aku bukan balik muji. Malah hina dia. Becanda kok Takuy. Jangan diambil hati yah.
Takuya
Anjir peot. Gue emang ga montok. Tapi please lo jangan terlalu jujur kalau gue peot😂
Aku senyam-senyum sendiri sambil melihat layar ponselku yang menampilkan pesan dari Takuya. Aku terkadang merasa beruntung bisa mengenalnya. Sifatnya yang hangat, mampu membuatku tersenyum walaupun suasana hatiku dalam keadaan buruk.
Ketika aku sedang mengetik balasan chat dari Takuya tiba-tiba ada yg mengetuk pintu kelas.
Tok-tok-tok
Semua murid ribut untuk kembali ke meja mereka masing-masing. Mereka mengira ada guru yang akan masuk. Akupun spontan menyimpan handphone-ku ke bawah meja. Takut barang kesayanganku ini dirampas guru. Sebab sekolahku tak mengizinkan murid-muridnya untuk membawa ponsel ke dalam sekolah. Dan aku kini membawa barang terlarang itu. Tetapi tenang saja, bukan hanya aku yang dengan sengaja membawanya. Hampir semua murid dikelasku melakukan itu. Walaupun sudah tahu itu dilarang.
Srettt
Pintu kelas perlahan terbuka. Semua murid fokus menengok ke belakang. Penasaran.
"Assalamualaikum".
Pintu terbuka dan menampilkan seorang berkulit putih, rambut pendek khas lelaki dan tak lupa lesung pipi yang nampak ketika dia tersenyum. Dia memakai seragam putih-abu. Dan sudah dipastikan jika dia bukanlah guru.
Dia adalah Iching.
"ICHINGGG!!",teriak semua murid yang ada di kelas.
Semua murid kesal padanya. Bagaimana tidak, mereka yang sedang bermain ludo king pada bubar gara-gara mengira yang datang itu guru.
"Apa salah Iching?," dengan polosnya Iching bertanya pada pintu yang berada disampingnya.
Kemudian semua murid kembali pada aktivitas masing-masing.
Aku masih menengok ke belakang alias memperhatikan kelakuan si Iching. Iching ngobrol sama pintu? Oke fix. Dia gila.
Iching sadar dia tengah diperhatikan olehku. Diapun mengalihkan pandangannya padaku. Aku yang masih memperhatikan dia, secara tidak langsung bertemu pandang. Dan baruku sadari Iching ternyata ganteng juga.
Ketika aku tersadar jika sekarang aku sedang pandang-pandangan dengan Iching, akupun langsung memalingkan pandanganku ke jendela. Kok aku merasa panas dingin begini ya. Penyebab aku takut ke sekolah datang lagi. Aku masih takut bertemu Iching. Aku belum siap bertemu dengannya. Aku ingin pergi dan kabur dari ruangan yang mendadak sesak ini.
Aku pengen nangis lagi.
Mood-ku anjlok lagi.
***
Kenapa semuanya pada manggil Ikhsan Candra Kirana jadi Iching? Semuanya ngikutinku. Mereka terkena wabah virus manggil Iching karenaku. Karena mereka juga merasa ribet dengan nama asli Iching.
***
Jam pertama tak ada guru yang masuk. Ini tandanya aku bisa puas fangirlan di kelas pake wifi. 2jam lumayan kan lumayan buat kepoin Cross gene. Wahh daebak. Sering-sering aja gurunya tak datang #eh.
Sekarang jam pelajaran kedua, tepatnya pelajaran olahraga. Waktunya kami pergi ke lapangan. Ahhh aku bahagia dikarenakan kami akan turun dari tangga menuju lapangan dan tangga itu berada di sebelah kelas Takuya. Waktunya aku menjalankan modusku. Yeayyy.
***
Setelah berganti pakaian, kami berbondong-bondong turun ke lapangan.
Saat turun dari tangga aku mencoba melirik-lirik ke kelas Takuya. Yang kutahu Takuya itu duduk di dekat jendela. Situasi ini memudahkanku untuk melihatnya. Berharap Takuya juga melihatku walau tidak sengaja.
.
.
TBC
maaf telat update
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top