3 - Kissing You
Aku sekarang berada di Tempat yang indah sekali. Dimana bunga sakura sedang bermekaran. Ditambah ada seorang pria tampan berada disampingku. Aku duduk berdua dengannya dibawah pohon sakura. Memandanginya lebih indah dari melihat buku tagihan uang kas.
Tatapannya sangat teduh, Ingin rasanya ku membawanya ke rumah untuk pengganti kipas angin bututku. Soalnya dia lebih adem dari kipas angin.
Dia menoleh ke arahku. Lalu tersenyum.
Dia memandangiku tanpa henti. Lalu sesekali dia berkedip. Kedipan yang sexy.
Dia mendekatkan wajahnya kearahku. Mau ngapain ya?
Dia semakin mendekat. Rasanya bibirku menjadi kesemutan.
Dia mendekat.
Semakin mendekat.
Dan akhirnya...
Cup!
Aku yang tak sabar menjadikanku nyosor duluan. Hehehe. Dianya kelamaan sih.
Aku mengicip-icip rasa yang tertinggal itu.
Aku mengira bibirnya akan gurih. Ternyata bibirnya tak seenak yang ku bayangkan. Asin dan juga bau jigong.
Karena masih tak percaya dengan rasanya, akhirnya aku mencoba menciumnya lagi. Aku mendekatkan bibirku ke bibirnya. Hingga bibir kami saling bersentuhan. Tak ingin segera melepas tautan itu, aku mempertahankan posisiku. Aku memejamkan mataku. Mencoba menghayati semua ini. Dia hanya diam tak sedikitpun ada niat untuk merespon.
Kediamannya membuatku serasa mencium tembok.
Masih dalam posisi yang sama, aku menghirup nafas. Mencoba mencari aroma manis dari wajahnya. Nihil. Yang ku hirup hanya bau jigong yang sedari tadi aku baui.
Seberkas cahaya memaksa memasuki penglihatanku. Dan detik itu pula, pria yang sedari tadi aku cium mulai membias. Menghilang ditelan cahaya sialan yang datang entah darimana.
Dadaku sesak. Apakah ini adalah efek dari ciuman tak sampai? Ah entahlah.
Dan dia menghilang.
"jangan pergi!" Seketika itu mataku terbuka lebar saat berteriak barusan.
Aku menghela nafas lega. Hahhh syukurlah hanya mimpi. Jadi bibirku masih perawan ternyata. Hehehehe. Kalau saja yang tadi itu nyata, pria itu adalah orang yang sukses mengambil first kiss-nya seorang Rista.
Ya walaupun mimpi yang barusan indah. Tapi aku tak sudi memberikan ciuman pertamaku pada orang tidak jelas dan tidak kukenal seperti orang yang barusan dalam mimpiku.
Jadi, sebenarnya barusan yang aku cium adalah gulingku yang sering aku dahdirin. Pantesan bau jigong. Aku menggosok-gosok bibirku dengan punggung tanganku.
Lalu aku menendang guling itu sampai terjatuh ke bawah ranjang. Sungguh aku kesal.
Ini jam berapa sih sebenarnya? Kok subuh-subuh udah cerah gini sih mataharinya. Tapi aku belum mendengar suara adzan subuh. Oh belum subuh kali yah. Tapi kok aku tak yakin ya?
Aku mengubah posisi tidurku yang tadinya menyamping ke arah jendela kini menjadi telentang. Mencari-cari clue mengenai jam berapa sekarang. Tetapi nihil, tak ada jam dinding ataupun jam weker di kamarku. Hingga pada akhirnya aku mencari alternatif lain.
Tanganku menelusuri sprei bergambar doraemon ini, mencari-cari benda pusaka yang selalu menemani hari-hariku.
Dan akhirnya aku menemukan benda kotak itu dibawah tubuhku, tepatnya dibawah pantatku. Aku mengambilnya. Lalu kucium aromanya. Takut bau kentut. Soalnya tadi malem aku brat-bret-brot kentut. Aku tertidur pulas. Tapi suara kentut itu terdengar di gendang telingaku. Sangking kerasnya mungkin.
Aku mengendus-endus bagaikan anjing mencari keberadaan mangsanya. Syukurlah, aroma yang kucari tak kutemui.
Lalu aku mengusap layar handphone yang sekarang berada digenggamanku. Dan membuka lookscreen-nya yang bergambar doraemon.
Kemudian mataku tertuju pada jam yang tertera di sana.
Disana tertulis 06.30.
"Ooh baru jam setengah tujuh"
Kalau sekarang setengah tujuh, berarti setengah jam lagi sekolah masukan. Pas jam tujuh gerbang sekolah sudah mulai ditutup.
Oh.
Dan aku masih di kasur.
Oh.
Aku terdiam sesaat. Lalu aku memeriksa lagi jam yang tertera di handphone-ku.
06.31
Waktu semakin berlalu.
Dan akupun ingat bahwa hari ini adalah hari senin. Hari paling horor bagi anak sekolahan.
Upacara-kan? Oh. Dan aku belum mandi. Harusnya aku sudah berada dijalan saat ini. Akupun terperanjat.
Aku kesiangannnnnnn!!!!
"RAKAAAAAAAAA!!!!!" Teriakanku menggema diseluruh kamar ini.
Abangku datang dan membuka pintu kamar.
"APAANSIH LO? BERISIK! INI MASIH PAGI!"dia menjawab dengan teriak juga.
"PAGI PAGI PALA LO BOTAK! SEKARANG UDAH SIANG! GUE KESIANGAN. KENAPA LO GA BANGUNIN GUE?" Aku marah-marah sama Abang Raka.
"TADI MALEM LO GA MINTA DIBANGUNIN! LAGIAN ALARM LO TADI BUNYI KOK. KIRAIN LO UDAH SIAP BERANGKAT SEKARANG. YAUDAH SONOH MANDI TINGGAL 30 MENIT LAGI MENUJU UPACARA".
Aku menutup telinga rapat-rapat. Soalnya, dia berbicara panjang lebar sambil teriak-teriak. Sungguh telingaku sangat menderita saat ini. Suaranya itu lho, serak-serak berisik. Semoga telinga ini masih bisa berfungsi dengan semestinya.
Dan setelah Kakakku selesai dengan pidatonya. Akupun melompat dari kasur dan langsung pergi ke kamar mandi. -Dua puluh menit aku harus udah siap berangkat.
***
15menit kemudian aku sudah siap dengan memakai seragam hari senin, dan rambut yang dikucir ala kadarnya. Aku kini sudah siap untuk pergi ke sekolah. Aku melenggang keluar kamar mencari sang kakak tercinta.
Ternyata dia sudah berada di depan pintu rumah. Akupun langsung berlari menghampirinya.
"Hayuk, bang," ajakku.
"Hayu kamana?" Dia yang sedang berdiri memandangi halaman sambil memegang helm ditangan kanannya kini mengalihkan pandangan ke arahku. Alisnya naik ke atas, dengan wajah innocent yang benci aku lihat.
"Anterin gue ke sekolahlah, Bang." ucap gue dengan mata dikedipkan manja.
"Motor gue kan di-service, sayang". Ucapnya sambil mengelus pucuk kepalaku. Kata-kata horror itu meluncur dari bibirnya.
Aku kaget. Mataku melotot. Kuharap ini hanya mimpi. Lalu aku mencubit pipiku keras. Setelahnya aku hanya meringis kesakitan.
Oke fix, ini nyata. Dan aku bingung. Bagaimana caranya aku bisa sampai di sekolah tanpa kesiangan?
Tanpa basa-basi aku berlari meninggalkan abangku. Angkot aynidyuuuu😭
Aku pengin nangis sejadinya-jadinya. Tapi malu, soalnya ini dijalan. Huweehhh. Gara-gara memimpikan pria tadi aku jadi sial. Arghhh!
Aku berlari menuju ke jalan utama. Dimana disitu aku bisa menemukan angkot menuju sekolah. Sekolahku memang tidak jauh. Tapi kalau jalan kaki tetep aja aku tak kuat.
Sesekali aku menengok kebelakang, siapa tau ada pangeran berkuda putih yang mau mengantarku ke sekolah.
Tapi nihil. Hingga sampailah aku di jalan utama, aku tak menemukan pangeran. Nemu juga kang dagang cilor. Kabita ihm. Aku belum makan inih. Laper. Huhuhu.
Aku ngelirik jam tangan. Jarum pendeknya menunjuk angka tujuh. Dan jarum panjangnya menunjuk angka duabelas.
Fix aku kesiangan!
Aku harus sampai di sekolah sebelum jam 07.15. Soalnya jam 7.15 upacara pasti udah dimulai.
Akupun menaiki angkot yang melintas dihadapanku.
***
Ini angkotnya lama banget jalannya. Seperti kura-kura kurang gizi. Kapan sampainya kalau gini? Lama banget. Apa angkotnya berjalan mundur ke masalalu(?)
Setelah menunggu hingga 10 menit, akhirnya aku sampai digerbang sekolah. Guru BK memandangiku. Dan aku tahu hal buruk akan menimpaku.
Aku menghampirinya diiringi dengan cengengesan. Tak ada sedikitpun senyuman terlukis dibibirnya. Lalu dia menunjuk dengan dagunya pertanda mengajakku masuk ke dalam Sekolah.
Dan disinilah aku berada, berdiri sejajar dengan tiang bendera. Murid lainnya yang disiplin berada disebrangku. Mereka menghadap tiang bendera dan juga memandangku tentunya. Untung saja aku tak sendirian. Aku bersama anak anak nakal yang setiap senin jadi langganan berada dijajaran ini.
Ini pertama kalinya aku kesiangan. Malu sih. Tapi masa iya saat upacara berlangsung aku menutupi wajahku. Kan aku harus berada dalam sikap siap sempurna. Aku mengabaikan rasa malu demi terlaksananya Upacara hari senin yang khidmat.
Mataku menyusuri setiap lapangan. Setiap orang aku lihat dengan jeli. Dan sampailah aku pada pencarian. Aku menemukan pria itu. Takuya.
Dia berada tepat dihadapanku. Kita hanya berjarak 6meter.
Aku menelan ludah dengan susah.
Dia pasti tahu aku kesiangan.
Aku malu. Mau ditaruh dimana wajah cantikku ini. Helm mana helm? Aku mau tutupin wajahku dengan helm saja.
Takuya tersenyum ke arahku. Mampus! Senyumnya mengingatkanku pada kejadian yang membuatku kesiangan. Iya mimpi itu. Senyumnya mirip pria yang kucium.
Apa jangan-jangan tadi malem aku mimpiin Takuya yah?
?
?
?
.
TBC
Kritik dan saran sangat diperlukan
Terimakasih💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top