13. BELOVED

Tadinya cerita ini udah ending, tapi gue ngerasa berdosa sama readers tersayang gue, karena cerita ini menurut gue masih gantung. hehehehe. Jadi gue lanjutin deh, anggap saja ini season 2.

happy reading :*

Aku, masih tetap dengan nama Rista Fitri Prasetya. Masih di jurusan Ipa. Dan masih mencintai orang yang sama, Takuya.

Walaupun aku masih dijurusan yang sama tapi aku berada di kelas yang berbeda. Iyalah kan aku sudah naik kelas. Sekarang aku berada di kelas XI ipa 1. Walaupun masih dengan orang-orang yang sama tapi aku merasa ada kehampaan. Aku merasa kehilangan. Ada sesuatu yang aku tinggalkan di kelas yang dulu.

Hampa karena teman sekelas kami ada yang pindah. Walau hanya pindah jurusan bukan pindah sekolah. Tapi sangat merasa kehilangan. Dan aku benar-benar ga mengerti dengan jalan pikiran orang yang pindah itu.

Orang yang pindah itu adalah Ikhsan Candra Kirana, alias Iching. Sampai detik ini aku tak tahu apa penyebab Iching pindah kelas bahkan pindah jurusan. Mending cuma pindah kelas doang, ini pindah jurusan, aku tak habis pikir sama dia. IPA pindah ke IPS. Orang-orang di luar sana, pengen banget masuk IPA. Eh ini udah masuk IPA malah pindah IPS. Yang notebene pelajarannya beda banget.

Setahuku, Iching tuh nilai-nilai IPS nya ga bagus-bagus amat. Tapi kenapa dia pindah ya? Atau dia udah ga nyaman ya di IPA. Atau dia membenciku makanya dia menghindar dan pindah kelas.

Iching sekarang sekelas sama pacarku, Takuya. Dan di kelas Takuyapun ada yang pindah ke kelasku, Si Gani. Cowok teralim di kelas IPS. Aku bener-bener ga ngerti kok bisa IPS pindah ke IPA. Ipa pelajarannya susah-susah lho. Aku aja yang udah setahun di jurusan IPA masih agak bingung dan masih agak bego juga. Wkwkkw. WELLCOME GANI, mari kita berbingung-bingung bersama.

Dua hari yang lalu aku resmi jadian sama Takuya Terada Tanubrata. Panjang banget sih nama pacarku. Lebih enak disingkat jadi TeraTakuTanu. Wkwkkwwk. Aku sih lebih enak manggil dia Takuy.

Aku masih ingat ketika kita jadian, tak ada acara tembak-tembakan. Cukup aku melempar kode. Eh dia ngajak jadian. Proses yang aneh namun berkesan. Aku akan mengingat moment ini sampai tua nanti. Aku akan menceritakan ke anak cucuku kelak. Walaupun nanti akan datang cinta-cinta yang lebih indah, lebih romantis. Dan lebih sakral. Tetap, Takuya adalah cinta pertamaku. Dia adalah orang pertama yang menaklukan hatiku. Aku merasa bahagia. Walaupun aku bukan yang pertama baginya. Tapi aku percaya aku adalah satu-satunya.

***

Hari jumat yang lumayan mendung, suasana hati juga ikut murung. Tapi kemurungan 'ku bisa diatasi saat Suzy mengajakku makan bakso. Dan di tlaktir. Ntah ada angin muson mana yang membuat suzy ujug-ujug nlaktirku.

Di kantin yang begitu ramai, aku duduk dipojokan kantin sambil menunggu Suzy yang sedang memesan baso untuk kami. Dan aku sendirian? Tak mengapa demi baso gratisan dari Suzy aku rela nunggu lama. Aturan sih harusnya aku yang mesen, karena aku yang di tlaktir. Tapi dengan kerelaan hati tanpa ada yang memaksa Suzy bersedia memesan baso. Baik banget dia hari ini.

Dan akhirnya Suzy datang dengan membawa 2 mangkok baso yang masih panas dan 2 buah teh kotak. Aku tersenyum menerimanya. "Btw, makasih ya Suz tlaktirannya, hehe," ucapku diiringi cengengesan khas. Dia membalas senyumku dan mengangguk. Dan kamipun tenggelam dalam keheningan. Kami sedang fokus dalam menikmati baso.

Di sela-sela acara makan baso kami, suzy mulai bersuara. "Oii, minggu maen kuy," ucapnya sambil menatapku, lalu menyeruput teh kotak yang ada dihadapannya.

Aku yang mendengar kata 'maen', langsung sumringah. Pasalnya aku sudah lama tak main, tak ada teman. Weekend selalu dihabiskan dengan bersantai di rumah tanpa ada kegiatan lain. Gabut akutu.

Akupun dengan cepat membalas ajakan Suzy, "kuy kemana? Taman? Mall? Emm tukang baso?" ucap gue dengan wajah ceria campur bahagia.

Suzy tampak berpikir, "eh gajadi deh, gue ada skedul dating sama ka dio", ucap Suzy dengan nada sedikit kecewa, lalu dia memanyunkan bibirnya sambil melirikku.

"Yahh," jawabku dengan lesu,"php lu mah." Aku memalingkan wajah dari hadapan suzy ke arah lain.

"Tapi gue punya ide," ucapnya seraya menjentikan jari kanannya ke udara. Dan jangan lupakan ekspresi cerianya yang tiba-tiba nangkring di wajah manisnya.

"Ide?" tanyaku penasaran. Aku lantas menatapnya intens. Menunggu apa yang akan dilontarkannya kemudian.

"Gimana kalau kita double date?", tanya Suzy dengan memiringkan kepalanya sambil tersenyum konyol dan menatapku berharap idenya dapat diterima oleh akal sehatku.

Aku menatap Suzy dengan pandangan yang tak dia mengerti, kemudian aku mengigit bibir bawahku, sedikit berpikir. Aku agak ragu dengan saran Suzy, emang kak Dio mau gitu double date? Dia kan orangnya dingin, dan agak cuek. Apa dia betah kencan dengan orang lain yang berada di tengah tengah mereka. Orang lain itu ya tentu kami, aku dan Takuya maksudnya.

Dan emangnya Takuya mau gitu kencan sambil dilihatin kakak kelas? Aku belum tau betul Takuya tuh tipe cowok yang kayak gimana kalau kencan. Gimana kalau dia merasa tak suka?

Aku menggeleng dengan lesu,"ide buruk," ucapku lirih.

"why? Ini ide bagus, kita bisa saling memantau, kita bisa saling melindungi. Lu kan gatau sifat Takuya gimana kalau pas kencan. Gimana kalau dia pemarah, gimana kalau dia nyakitin elu, gimana kalau ada sesuatu yang terjadi sama lu, ini kan pacar pertama lu, lu ga pernah pecaran, lu ga ngerti. Dan lu juga jarang ke luar rumah, sekalinya keluar cuma sama gue, lu blm cukup berani buat jalan berdua sama dia", ucapnya panjang kali lebar, dan sedikit aku paham dengan kebaikan hatinya.

Ide konyol yang masuk akal ketika Suzy menjelaskan perihal kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dan aku akhirnya setuju. Aku menggangguk dan tersenyum lebar, "oke gue mau, jamber? Dimana?" Aku bertanya pada Suzy setelah mengambil keputusan.

"Jam 1 siang di caffe depan taman kota, eh kita bareng aja ke sananya. Soalnya kak Dio ga bakal jemput gue", ucapnya sambil menangkupkan sendok baso di mangkoknya. Setelah sekian kama kita berbincang-bincang tak terasa baso kami sudah habis tanpa sisa.

"Oke, jemput, ya?" tanyaku polos.

"Oke ntar gue jemput, tapi bayarin angkot gue ya?" jawab Suzy.

"Lu ga bawa motor?" dan aku kembali bertanya.

"Nggak, kita naik angkot aja ya berangkatnya, gue gamau jadi ojek pribadi, lu," ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya.

Makhluk sialan

TBC
Acara datingnya gue post di next part ya. Okey 😄
Btw sorry jika banyak typo, gue lagi males benerin. Ehehehehehe 😅😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top