:: 04 ::
Drrttt... Drrttt...
Di atas meja, gawai lelaki itu bergetar. Namun, ia tampak tidak peduli.
Ia sibuk membaca buku. Seakan, menganggap jika gawainya tidak ada.
Getaran ponsel tersebut berhenti.
Selang beberapa detik, gawainya kembali bergetar. Untuk beberapa waktu, terus seperti itu. repeatedly.
Syifa yang menyadari getaran gawai tersebut, karena getarannya merambat pada meja bagiannya. Merasa sedikit terganggu.
Ia pun berdeham. Membuat lelaki di sampingnya itu melirik. Sadar akan isyarat yang diberikan Syifa.
Lelaki itu menutup buku, lalu meletakkannya di atas meja. Ia pun mengambil dan melihat apa yang membuat gawainya bergetar.
Ternyata, ada beberapa panggilan masuk.
Karena penasaran akan panggilan tersebut, lelaki itu memilih pergi keluar sejenak untuk menelepon kembali si pemanggil.
''Pulang sekarang? Kok buru-buru?" tanya Laila. Seorang pustakawati di perpustakaan tersebut.
''Iya kak, sepertinya hari ini cukup bacanya."
''Dijemput?"
''Enggak kak, Syifa naik angkot."
''Oh... ya sudah, hati-hati yah!"
''Iya kak. Terimakasih,"
Kring... Kring...
Pintu perpustakaan itu terbuka untuk kedua kalinya, dan keluarlah Syifa.
Di luar. Ketika Syifa melirik ke samping kirinya, ia dapat melihat jelas punggung lelaki yang sudah memberinya surat. Terlihat sedang berbincang dengan seseorang lewat gawai.
Karena tempat perpustakaan yang berada di sisi jalan. Syifa dapat dengan mudah menemukan angkot untuk pulang.
Bukan jalan raya memang, juga sedikit yang lalu-lalang. Tetapi, untunglah angkot sering melewati jalan itu. Sangat menolong untuk Syifa yang tidak memiliki kendaraan.
Setelah beberapa menit menunggu. Akhirnya, terlihat angkot berwarna kuning akan melintas.
Dengan cepat, Syifa melambaikan tangan sehingga membuat angkot tersebut berhenti di sebrang.
Setelah angkot itu berhenti, ia langsung menyeberang jalan untuk menaiki angkot tersebut. Tanpa mengucapkan sepatah kata kepada lelaki di sampingnya.
Angkot yang membawa Syifa pun melaju.
Bersamaan dengan itu, lelaki yang tadi sedang bertelepon masuk kembali ke perpustakaan. Ia menyakukan gawainya sambil berjalan mendekati tempat duduk.
''Hmm?" dahi lelaki itu berkerut melihat sesuatu di atas bukunya.
''Kertas apa ini?"
✏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top