:: 03 ::

Jantung Syifa semakin mengada-ada. Detakannya semakin kencang sehingga membuat napas tidak beraturan.

Ia menelan ludah susah payah. Dengan ragu dan kaku, ia mengangkat tangan kanannya. Melambai.

''Hai jug---" terdengar jelas ucapan yang tertahan itu.

Syifa ingin membalas sapaan lelaki di sampingnya yang disampaikan lewat surat. Namun, keberaniannya menciut. Tangannya bergetar dengan wajah memerah.

''Syifa... apa yang kau lakukan? Jangan lakukan hal yang bodoh," ujarnya pelan sambil menepuk pipi.

''Tapi... bagaimana dia bisa tau, aku akan membaca buku itu? Jikalau surat ini dia simpan di buku lain, aku belum tentu akan mengetahui jika ada surat ini. Apakah dia mengawasiku? Sehingga dia bisa tau buku mana yang sering kubaca," batin Syifa.

Dengan cepat Syifa menggelengkan kepala. Menjauhkan pikiran negatif membalut pikirannya. Ia pun menghela napas dan mengambil pena birunya.

Ia membuka buku kecil berwarna merah yang merupakan buku catatannya. Salah satu halaman kosong di buku itu ia tulisan sesuatu.

Setelah menulis, ia menyobeknya dan menutup kembali buku catatan tersebut.

Sobekkan kertas yang saat ini ia pegang, dilipat dengan perlahan.

''Harus kah kukasih ini?" Syifa termenung sambil menatap lipatan kertasnya.

Tiba-tiba, lelaki di sampingnya itu terbatuk-batuk. Tersedak? Entahlah. Tapi itu berhasil membuat Syifa terperanjat, dan dengan cepat lipatan kertasnya ia masukan ke dalam saku.

''Jangan! jangan sekarang," ujar Syifa pelan. Diam-diam, ia menyelapkan surat tersebut di sela buku catatannya.

Mencoba melupakan surat dari lelaki itu, Syifa mengambil buku yang sebelumnya ia letakkan kembali.

Hening.

Seketika, semua berjalan seperti biasa. Syifa sibuk membaca buku, begitu pula lelaki yang duduk di sampingnya. Ia sibuk membaca bukunya sendiri.

Kejadian singkat mengenai surat itu, berasa hanya sebatas angin lalu saja.

Sungguh.... kisah yang begitu simpel.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top