:: 022 ::
//Sabtu, 23-03-19
09:13 am
Suasana hati lelaki itu berubah seketika ketika lonceng di atas pintu kayu berbunyi.
''Akhirnya," gumam lelaki tersebut sambil tersenyum tipis.
Gadis yang baru saja membuka pintu berjalan perlahan mendekati tempat pustakawati. Lalu memberikan sebuah buku.
''Kak, Syifa mau ngembaliin buku ini," pintanya.
''Oh iya." Pustakawati itu menerima buku yang Syifa beri. Ia pun memberi atau tepatnya mengembalikan juga sebuah kartu pelajar dan kartu anggota perpustakaan Syifa sebagai balasan.
Sebenarnya, syarat agar bisa meminjam buku, peminjam harus menyerahkan kartu pelajar. Sebagai jaminan bisa jadi. Bersamaan dengan itu, maka peminjam akan diberikan kartu anggota perpustakaan.
Jelas, karena Syifa sudah menjadi pengunjung setia, tentu saja ia memiliki kartu anggota tersebut. Tertulis di baris paling atas Syifa memiliki nomor anggota, P. 2749.
Setelah menerima kartu pelajar dan kartu anggota perpustakaannya, Syifa beralih menuju meja tempat biasa ia membaca. Samping ujung lelaki yang sudah sedari tadi stand by di kursi.
Saat akan duduk, Syifa tiba-tiba menghela napas berat. Entah mengapa ia tidak jadi duduk dan malah berjalan menuju meja di pojok ruangan. Sepertinya ia akan duduk di sana. Meja dengan dua kursi dan cukup jauh dari tempat duduk lelaki itu.
Meja di pojok ruangan tersebut sedikit berdebu, karena itu Syifa meniup dan memukul-mukul pelan bagian yang berdebu untuk menghilangkannya. Tetapi, karena tidak sengaja menghirup debunya, Syifa akhirnya terbatuk-batuk.
Mendengar Syifa terbatuk, lelaki itu yang tidak lain tidak bukan adalah Gilang menoleh dan menatap ke arahnya.
Berusaha tak acuh, Syifa duduk tanpa membalas tatapan Gilang. Ia pun membuka buku catatannya dan membaca sesuatu yang sudah ditulis sebelumnya di dalamnya.
Melihat Syifa yang menjauh darinya, Gilang membuang tatapan ke lantai. Ia berbalik untuk lanjut membaca bukunya dengan tangan kiri menopang dagu.
''Udah nggak mungkin kalo gini," ujarnya pelan.
✏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top