:: 010 ::
Suasana perpustakaan kembali seperti biasa. Tiga remaja duduk manis di kursinya masing-masing. Membaca buku tanpa membuat suara dari mulut mereka. Selain suara buku yang tercipta saat membuka halaman.
Febita menopang dagu dengan tangan kiri. Ia terlihat sangat tidak bersemangat membaca buku dan hanya membolak-balikan halaman. Apalagi, setelah berdebat dengan Gilang. Speechless. Febita kehilangan mood-nya untuk berbicara dan hanya terdiam.
11:27 am
Merasa seperti Gilang memperhatikannya, Febita pun melirik. Nahas, ternyata bukan dia yang diperhatikan. Lalu siapa? Of course! Syifa. Gilang memperhatikan Syifa.
Namun, karena Febita berada diantara mereka berdua, maka ia mengira jika Gilang memperhatikannya.
Febita mengangkat bahu dan kembali membaca buku. ''Serius amat lihatnya," ujarnya memikirkan cara Gilang memperhatikan Syifa. ''Jangan-jangan!" Matanya tiba-tiba melotot sempurna.
''Impossible!! Nggak mungkin Gilang suka sama cewek kutu buku ini," batin Febita.
Dengan cepat ia beranjak dari tempat duduk dan berdiri di samping kiri Gilang.
''Gilang! Gue mau pulang, udah bosen di sini."
''Oh, yaudah sana!"
''Ayo... lo juga," ajak Febita.
''Kok gue juga? Yang mau pulangnya kan lo, kenapa ajak gue?" Tanya Gilang dengan nada tidak suka.
''Gue ke sini, kan bareng lo."
''Terus?"
''Pulangnya juga dong," ujar Febita sedikit sebal dengan sikap Gilang yang tak acuh.
''Lo kan punya mobil, kenapa nggak suruh supir pribadi lo untuk jemput?" Tanya Gilang yang masih dalam pose membaca buku.
''Mobil gue mogok! Makanya tadi gue ke rumah lo tuh naik ojek," jawab Febita yang hanya dibalas 'oh' oleh Gilang yang kini sibuk mengetik sesuatu dengan gawainya.
''Ishh... buruan! Gue maunya pulang sama lo."
''Tungguin aja, sebentar lagi sopir gue datang. Gue males nganter lo pulang." Gilang berujar ketus.
''Are you serious? Argghh... Come on," ujar Febita kesal tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk mendapat hati Gilang. Ia membanting kursi dan kembali duduk.
✏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top