jiû; dokter taeil
"Sudah berapa lama Mark seperti ini? Apa kamu sudah nemberi dia anti depresan, Tae?"
"Percuma, Dok. Mark nggak pernah mau. Saya nggak tau lagi harus gimana sama dia."
Namanya Mark Lee.
Dia masih sangat amat muda jika divonis menderita gangguan jiwa. Tumpukan pikiran dan masalah yang dihadapinya tidak ringan. Bukan hal mustahil jika mentalnya mengalami masalah.
Taeyong, kakaknya, membawa Mark empat tahun yang lalu. Saat setelah orang tua mereka menikah. Aku pikir, Taeyong memang benar-benar sayang terhadap adik tirinya ini.
Mereka hanya ke sini saat meminta solusi padaku sebagai dokter psikologi. Hingga tiga tahun kemudian, Taeyong memapah Mark yang berwajah pucat ke hadapanku.
Dari cerita Taeyong, aku tau bahwa Mark kehilangan orang yang dia sayang. Bahkan saat orang tua kandungnya memutuskan untuk bercerai, Taeyong mengatakan kalau Mark tidak sesedih ini.
"Ini sudah satu tahun, Tae. Kamu mau Mark terus begini? Kita harus menyembuhkannya. Tidak bisa kamu membiarkan Mark berkeliaran mencari orang yang sudah meninggal," aku menegaskan. Ingin menyadarkan Taeyong juga bahwa jalan terbaik adalah rehabilitasi.
"Saya tidak ingin memperlakukan Mark seperti orang gila, Dok. Kalau ada cara lain, saya mohon, lakukan itu asalkan jangan mengurungnya."
Taeyong mengusap kasar rambutnya. Aku tau dia frustasi. Entahlah tentang orang tua Mark. Selama ini, aku belum pernah melihat mereka datang untuk sekedar mengantar Mark atau Taeyong konsultasi.
"Kamu harus membuang semua hal tentang masa lalu yang bisa membuat Mark ingat dengan mendiang pacarnya. Foto, barang pemberian, atau bahkan pesan singkat di ponselnya. Titipkan Mark pada saya, Tae, selagi kamu membersihkan masa lalu Mark."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top