17
- Teman Lain -
[›]
Saat aku berada di sekolah dasar aku mengikuti sebuah sanggar seni untuk belajar piano. Waktu itu cita-cita ku adalah sebagai pianist terkenal yang cantik jelita. Mengingatnya pun aku serasa ingin muntah ketika aku menyebutkan kata cantik jelita menceritakan keinginanku pada orangtuaku waktu itu.
Lalu pada saat sekolah menengah pertama tingkat dua aku memutuskan untuk mengikuti kontes yang di adakan di kotaku. Untuk itu aku menambah jadwal latihanku jadi terkadang aku pulang ke rumah dengan sedikit terlambat.
Saat ingin pulang ke rumah aku meihat seseorang yang sedang duduk sendirian menyandarkan punggungnya pada kaca ruangan tersebut.
Entah keberanian dari mana aku datang padanya lalu duduk di sampingnya.
"Bukan maksudku untuk menguping. Tapi tadi aku tidak sengaja dengar, tentang kau yang ingin keluar sanggar, kenapa?"
Ia melihat kearah ku sebentar lalu menunjuk kaki yang berbalut perban dengan dagunya.
Aku tidak yakin dia sebenarnya mengenalku atau tidak, tapi aku mengenalnya. Dia, Jung Hoseok penari terbaik di sanggar ini. Semua orang mengenalnya. Dia menyandang posisi center dalam kelompoknya membuatnya selalu berada di depan dan dapat di kenali banyak orang dengan mudah.
Tapi kontes yang di adakan seminggu kemarin membuatnya cedera, begitu yang aku dengar.
Aku berdiri dari duduk berjalan kearah piano besar yang berada di sudut ruangan.
Aku membuka penutupnya menghembuskan nafasku pelan lalu mulai menekan tuts dengan jari-jariku.
Ku lihat dari ujung mataku Hoseok dengan sedikit tertatih berjalan kearahku. Aku menggeser dudukku lalu ia duduk di sampingku. Bahu kami saling menyentuh satu sama lain.
Aku selalu bangga setelah menyelesaikan lagu ini. Sebenarnya ini lagu kesukaan Taehyung, ia akan selalu tersenyum jika aku bersedia memainkan lagu ini untuknya.
"Dulu saat aku sekolah dasar jari tanganku pernah patah" ucapku memulai cerita, aku memegang jari tengah dan manis tangan kiriku dengan tangan kanan.
"Padahal seminggu setelah itu aku harus mengikuti tes untuk masuk sekolah menengah pertama sekolah khusus untuk seni. aku bahkan belum mencobanya dan aku gagal dalam tes tersebut. Setelah sembuh aku memutuskan berlatih lebih dari sebelumnya lalu mengikuti banyak kontes dan perlombaan dan tak di sangka tahun lalu mereka menawariku untuk jadi siswa transfer kesana
"Aku sangat senang, tentu saja. Tidak ada alasan untukku menolak tawaran mereka"
"Tapi kau masih disini" ucap Hoseok menimpali.
"Karena seiring berjalannya waktu keinginku untuk sekolah disana jadi menipis, aku sudah telanjur memiliki banyak teman di sekolah ku yang sekarang. Aku bisa sembuh dan ku yakin kau juga. Semangat!" ucapku menepuk bahunya tiga kali.
Aku pernah merasakan kegagalan sebelumnya, jadi aku sangat tau apa yang di rasakan Hoseok sekarang. Ia gagal untuk mendapatkan pelatihan luar negeri bersama kelompoknya karena kalah. Yang ingin ku sampaikan padanya adalah semua orang pernah gagal tapi jika kau terus berusaha pasti sesuatu yang baik akan terjadi nantinya.
Dan setelah itu yang aku ingat, Jung Hoseok tersenyum padaku dan menceritakan berbagai macam hal tentang kehidupannya. Dan apa yang mungkin ia lakukan setelahnya.
Ia bercerita padaku keputusannya untuk keluar sanggar tetap akan ia lakukan. Ia akan memulihkan cedera kakinya dan focus untuk ujian akhirnya. Setelah itu ia akan memulai mengejar mimpinya lagi.
Itu adalah kali pertama aku berbicara padanya walaupun kami satu sanggar tapi kami tak pernah benar-benar berkenalan satu sama lain. Dan terakhir kali aku melihatnya juga hari itu, setelah pemberhentian bus pertamaku dan ia masih harus melanjutkannya perjalannya.
Lalu setelah bertahun-tahun lamanya aku kembali bertemu dengannya di pertemuan penggemar BTS untuk pertama kalinya.
Aku langsung mengenalinya dan ia pun juga begitu, karena waktu yang sedikit ia menuliskan nomor ponselnya dalam album yang ia tanda tangani.
p.s : sebenarnya setelah itu Taehyung yang mengenalkan aku dengan Hoseok, ia tidak tau aku dan Hoseok pernah kenal sebelumnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top