33
Aina_
Bayinya sehat, cantik sekali. Tapi ibunya meninggalkannya begitu saja setelah melahirkan.
Bella tertegun melihat foto bayi yang dikirimkan Aina di grup WhatsApp keluarga.
Cinta_
Lucu banget!
Nurani_
Iya lucu banget, ibunya jahat banget!
Tak butuh waktu lama, berbagai tanggapan bermunculan. Namun, satu komentar dari Kakek mereka, Prof. Sumarto, membuat Bella terdiam sejenak.
Kakek_
Mirip sekali sama Bella waktu kecil
Netra Bella terbeliak. Bahkan kakeknya saja berpendapat demikian. Setelah itu keluarga yang lain berkomentar sama.
Aina_
Iya juga. Kalau ada yang bilang ini anak Kak Bella, aku juga bakal percaya.
Tante Sasa_
Jangan-jangan ini anaknya Bella yang diam-diam disembunyikan.
Om Edwin_
Kayaknya Bella nggak keliatan hamil.
Tante Sasa_
Bayi itu tahu perasaan ibunya. Kalau ibunya tidak menginginkannya, dia bisa menyembunyikan diri.
Om Edwin_
Oh gitu ya?
Bella geleng-geleng membaca pembicaraan pembicaraan suami istri itu. Bisa-bisanya Om Edwin menganggap serius candaan istrinya. Sementara saudaranya yang lain cekikikan dan ikut menanggapi.
Reno_
Ngaku kamu, Bel!
Alex_
Bayar dong biaya rumah sakitnya, Kak Bel! Jangan main kabur aja.
Bella mendengkus. Tak menghiraukan chat di grup itu, Bella bersiap untuk kerja. Namun dalam hati dia mulai bertanya-tanya. Benarkah bayi itu mirip dengannya? Foto kadang bisa menipu. Mungkin sebaiknya, Bella melihat secara langsung bayi itu nanti.
***
Siangnya, Kakek tiba-tiba muncul di rumah sakit, langsung menuju ruang bayi. Aina menyambutnya dengan bingung. “Kakek, kok ke sini?”
“Mana bayi yang kamu bilang mirip Bella itu?” tanya Kakek, senyumnya tipis namun penuh rasa ingin tahu.
Dengan langkah pelan, Kakek masuk ke ruang bayi. Saat ia berdiri di depan inkubator, senyumnya melebar.
“Kalau mirip Bella, berarti dia juga mirip Nenek kalian dulu,” ujar Kakek dengan nada penuh nostalgia.
Aina memperhatikan Kakek yang tampak terpukau dengan bayi itu. Kisah Cinta Kakek dan Nenek memang sudah melegenda. Bahkan Kakek pernah menderita gejala depresi saat Nenek mereka meninggal hingga dokter yang merawatnya memberi dua pilihan saja. Menulis buku atau masuk rumah sakit jiwa. Setelah beberapa saat, Kakek menepuk pundak Aina dan berkata, “Dia anak yang istimewa. Jaga baik-baik.”
Kemudian Kakek pergi, meninggalkan Aina yang masih bingung dengan sikapnya.
Namun, sore harinya, grup WhatsApp keluarga mendadak heboh. Pesan dari Kakek membuat semua orang terkejut.
Kakek_
Kakek akan memberikan 5% saham P-Farma kepada siapa pun yang mau mengadopsi bayi ini.
Aina membaca pesan itu berkali-kali, tidak percaya dengan apa yang dibacanya. P-Farma adalah perusahaan farmasi keluarga dengan valuasi triliunan. Bahkan sebagian kecil sahamnya sudah cukup untuk membuat siapa pun menjadi jutawan.
Grup keluarga langsung dipenuhi diskusi. Beberapa menanyakan apakah Kakek serius, yang lain berspekulasi tentang siapa yang mungkin tertarik mengambil tawaran itu.
Aina termenung. Bayi yang tadi pagi terlihat begitu rentan kini menjadi pusat perhatian keluarga besar mereka. Dalam hati, ia merasa lega. Setidaknya, bayi ini mungkin akan menemukan keluarga yang mencintainya, meskipun dengan cara yang tidak biasa.
Namun, satu pertanyaan terus menghantui Aina: kenapa Kakek begitu tertarik dengan bayi ini? Apa hanya karena wajahnya yang mirip Bella, atau ada alasan lain yang tidak diketahui siapa pun?
***
Votes dan komen ya guys
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top