21

Malam itu, Bella dan Dona berdiri di depan wahana Halilintar, roller coaster yang terkenal dengan kecepatan dan lintasannya yang berputar-putar. Bella tampak ragu, menatap kereta wahana yang meluncur dengan teriakan para penumpangnya menggema di udara. Dona, yang hari ini pergi sebagai dirinya sendiri, bukannya Bella Mooi, menyenggol lengan Bella.

“Kamu takut, ya?” goda Dona
“Aku cuma... mempertimbangkan,” gumam Bella, meski wajahnya terlihat tegang.

Akhirnya, mereka menaiki wahana itu bersama. Saat kereta mulai bergerak naik, Bella mencengkram erat sandaran kursi. “Kenapa aku setuju naik ini?” gumamnya. Begitu kereta meluncur turun dengan kecepatan penuh, jeritan mereka pecah bersamaan. Bella memejamkan mata, sementara Dona tertawa meski ada sedikit nada ketakutan di matanya. Ketika wahana berhenti, Bella turun dengan wajah pucat, tapi dia tak bisa menahan tawa.

“Ini gila!” katanya.
“Dan seru, kan?” balas Dona dengan senyum kecil.

Mereka melanjutkan ke Hysteria, wahana yang meluncur dari ketinggian. Kali ini, Bella mencoba lebih berani, meskipun tetap menjerit sepanjang jalan. Puncaknya adalah ketika mereka menaiki Kicir-Kicir, wahana yang memutar-mutar mereka di udara. Bella bahkan berteriak memanggil nama Dona di tengah putaran. Dona hanya mengangkat tangan, pura-pura menikmati, meski wajahnya terlihat sedikit mual.

Setelah puas dengan wahana ekstrem, mereka berjalan menuju Istana Boneka. Di depan wahana klasik itu, mereka mengambil foto bersama. Bella tersenyum lembut, Dona mengangkat papan tulis dengan tulisan “Hari yang menyenangkan!”

Saat mereka bersantai, ponsel Bella bergetar. Dia melihat pesan dari Reno yang memberitahu bahwa istrinya baru saja melahirkan. “Reno buru-buru pulang. Dia menyerahkan sisa roadshow pada kita,” kata Bella.

“Semoga lancar,” tulis Dona di papan tulisnya.

Di perjalanan pulang, Dona bertanya pada Bella, “Kenapa kamu nggak main Instagram lagi?”

Bella menghela napas panjang sebelum menjawab. “Dulu aku terkenal. Tapi aku pernah menulis komentar bodoh kalau anak adalah beban. Followers-ku langsung menghujat. Aku nggak tahan dengan bullying mereka, jadi aku berhenti.”

Dona mengangkat alis, lalu membuka Instagram-nya dan menunjukkan postingannya. Di bagian komentar, ada banyak komentar jahat, dari yang mengejek suaranya sampai menyebutnya lonte. “Lihat? Aku juga dihujat. Tapi aku nggak peduli."

“Gimana kamu bisa setegar itu?” Bella bertanya, terkesan.

Dona mengangkat bahu. “Mereka nggak tahu hidupku. Mereka juga nggak kasih aku makan. Jadi kenapa aku harus peduli?”

Bella merenungkan kata-kata itu sepanjang perjalanan pulang. Ketika mereka sampai, Bella membaca pesan dari kakeknya.

Kakek_
Kamu dan Dona bersenang-senang di Dufan?

Bella tertegun lalu mengetikkan balasan. Dia memang update status di WhatsApp dengan fotonya di rumah boneka Dufan, tapi dia berfoto sendiri, tidak ada Dona di foto itu.

Bella sayangku cintaku_
Kakek kok tahu aku ke Dufan sama Dona?

Kakek_
Di status WhatsApp-mu ada cermin yang memantulkan bayangan orang yang memotretmu. Itu pasti dia.

Bella takjub dengan kejelian kakeknya.

Kakek_
Dulu kamu nggak suka Dufan. Kamu nangis waktu Kakek ajak.

Bella tersenyum kecil, mengingat masa lalunya lalu menjawab pesan itu.

Bella sayangku cintaku_
Sekarang, Dufan jadi tempat yang kusukai.

Kakek_
Hehehe... Berkat Dona ya?

Bella tertawa kecil membaca gurauan kakeknya itu. Yah, mau tidak mau Bella harus mengakuinya. Hari itu, Bella merasa bahwa kebersamaannya dengan Dona telah memberikan warna baru dalam hidupnya. Dona, yang dulu hanya sekadar partner kerja, kini menjadi teman yang berarti.


***

Yang kepo sama cerita ini buruan klaim vouchernya ya. Klaim bisa baca semua cerita anak-cucu Prof Sumarto mulai dari Gama, Cinta, Reno, Sasa, Arlan dan Arkan sampai yang terbaru Aina dan Bela. Atau bisa baca ulang cerita wish series sampai tamat lho buat yang kangen sama Igo dan Haru. Maaf nggak aku upload lagi di si Wattpad soalnya kesel kalau harus upload ulang semua yang sudah aku unpub.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top