16

Chapter: Kesepakatan Tak Terduga

Bella berjalan cepat ke halaman belakang rumah Reno, diikuti oleh Dona yang kebingungan dan canggung. Suasana halaman yang gelap dan sepi membuat langkah kaki mereka terdengar jelas. Dona mencoba mencari jawaban dalam pikirannya, tapi pertanyaan yang memenuhi benaknya semakin membuatnya gelisah.

“Dokter, kita ngapain ke sini? Apa benar kamu… punya perasaan sama aku?” tanyanya dengan nada ragu, berhenti beberapa langkah di belakang Bella.

Bella langsung menoleh dengan tatapan tajam. “Jangan GR! Kamu pikir kamu siapa?” ucapnya sarkastis sambil melipat tangan di dada.

Dona terdiam, semakin bingung. Ia merasa percakapan ini semakin aneh. “Lalu, kenapa kamu ngajak aku pacaran tadi di chat?” tanyanya dengan nada penasaran.

Bella menarik napas panjang sebelum berbicara. “Aku nggak ada pilihan lain,” katanya datar, menatap Dona serius. “Kakekku, Prof. Sumarto, memasang CCTV di depan apartemenku.”

Dona mengernyitkan dahi. “CCTV? Terus, apa hubungannya sama aku?”

Bella menatapnya tajam. “Video CCTV itu ngerekam kamu keluar dari apartemenku pagi-pagi. Dan jangan lupa, malam sebelumnya aku bawa kamu ke apartemenku dengan wujud Bella Mooi. Kakekku ngira kita… ya, semacam punya hubungan spesial.”

Dona membelalak, wajahnya memerah. “Aduh, Dokter, aku nggak nyangka bakal bikin masalah kayak gini. Tapi waktu itu aku beneran cuma ambruk karena kecapekan belajar buat UKMPPD…”

“Dengerin dulu,” potong Bella. “Aku tahu kamu nggak niat bikin masalah. Tapi sekarang masalahnya udah terlanjur ada. Kakekku, dengan segala dramanya, mulai bikin kesimpulan liar. Jadi, aku butuh bantuanmu.”

Dona menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Bantuan apa? Aku nggak ngerti…”

Bella mendekat, menatapnya dengan tatapan penuh tekanan. “Kamu punya hutang sama aku. Ingat? Kamu minta aku merahasiakan identitasmu sebagai Bella Mooi. Sekarang aku mau kamu bayar hutang itu.”

Dona tertegun. “Bayar… gimana maksudnya?”

Bella menarik napas panjang lagi. “Kamu harus pura-pura jadi pacarku. Setidaknya sampai situasi ini reda.”

“APA?!” seru Dona, hampir berteriak. Ia menatap Bella dengan tidak percaya.

Bella menghela napas dengan kesal. “Nggak usah drama. Aku nggak beneran minta kamu jadi pacarku. Ini cuma pura-pura. Kita cuma perlu meyakinkan Kakekku kalau nggak ada yang aneh dengan kejadian itu.”

Dona mengerutkan alis, masih tidak yakin dengan permintaan ini. “Tapi… kenapa aku? Kamu kan bisa bikin alasan lain…”

“Karena aku butuh seseorang yang bisa diandalkan buat ini,” potong Bella. “Dan kamu terlibat langsung dalam masalah ini. Kalau kamu nggak bantu, nama baikku bisa rusak. Jadi, ini juga demi kebaikanmu.”

Dona terdiam, hatinya penuh rasa bersalah. Bella benar, semua ini berawal dari dirinya. Dan jika ia tidak membantu, Bella yang akan menanggung akibatnya.

“Baiklah, Dokter,” jawab Dona akhirnya, meskipun masih dengan nada ragu. “Aku bakal pura-pura jadi pacar kamu. Tapi kalau ini ketahuan…”

“Kalau ketahuan, kita pikirkan nanti,” potong Bella cepat. “Sekarang kita fokus bikin semuanya terlihat meyakinkan.”

Dona mengangguk perlahan, meskipun hatinya masih penuh keraguan. Ia tidak pernah menyangka akan berada dalam situasi seperti ini, tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa meninggalkan Bella sendirian menghadapi masalah ini.

***

Kuy daftar ya gaes. Ada voucher gratis baca di Karyakarsa senilai 20k. Dan doorprize 1 buku karyaku bagi yang beruntung.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top