12
Dona sibuk memelototi layar laptopnya semalaman. Tumpukan soal-soal simulasi UKMPPD memenuhi meja belajarnya. Matanya sudah terasa perih, tapi tekadnya untuk lulus ujian tak tergoyahkan. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Dona masih tenggelam dalam materi. Sesekali, dia merapikan catatan, memastikan semuanya tertata rapi untuk dihafalkan lagi.
Ketika pagi tiba, Dona baru saja merebahkan diri di sofa saat ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari Reno.
dr Reno_
Jangan lupa hari ini ada sesi foto dengan Bella untuk promo skincare.
Dona mengerang pelan. Tubuhnya ingin istirahat, tapi tanggung jawabnya sebagai Bella Mooi tak bisa diabaikan. Sesi foto berlangsung di sebuah studio di pusat kota. Dona tiba dengan wajah yang sudah dirias khas Bella Mooi, mengenakan gaun elegan, meski kantung matanya hampir tak bisa disembunyikan. Saat memasuki ruang rias, Bella sudah ada di sana.
"Kamu kenapa, Mooi? Wajahmu pucat sekali," tanya Bella dengan nada datar, meskipun matanya memerhatikan dengan saksama.
Dona menulis di papan tulisnya, "Cuma kelelahan belajar untuk UKMPPD. Nggak apa-apa."
Bella mendesah dan melipat tangan di depan dada. "Kenapa kamu nggak atur jadwal dengan lebih baik? Kalau mau jadi Bella Mooi, kamu harus profesional."
Sesi foto pun dimulai. Dona tetap berusaha tampil maksimal, menampilkan senyum khas Bella Mooi di depan kamera. Tapi Bella terus memerhatikan dari jauh, menyadari bahwa Dona semakin lemas.
Di sela-sela sesi, Dona mendekat dan menuliskan sesuatu di papan tulisnya. "Dok, bisa kasih aku kisi-kisi UKMPPD?"
Bella mengangkat alis. "Cari saja soal-soalnya di internet. Aku nggak punya waktu untuk jadi gurumu," jawabnya dengan nada angkuh, lalu kembali sibuk memeriksa ponselnya.
Dona hanya mengangguk, meskipun dalam hati ia merasa kesal. Tapi tidak ada waktu untuk memikirkan itu, karena tugas sebagai Bella Mooi harus diselesaikan.
Namun, sepulang sesi foto, tubuh Dona akhirnya menyerah. Ia ambruk di depan semua kru. Reno segera mendekat, tapi Bella lebih cepat bereaksi.
"Tenang, aku tahu rumah Bella Mooi. Aku akan mengantarnya pulang," ujar Bella tanpa ragu.
Reno terlihat bingung. "Bukannya Bella Mooi tinggal di Jogja?"
Bella menjawab cepat, "Dia sementara tinggal di Surabaya. Aku tahu tempatnya."
Meski masih heran, Reno memercayai Bella. Dengan sigap, Bella memapah Dona ke mobilnya. Meskipun kurus, ternyata badan Dona sangat berat. Rapi Bella tak dapat membiar identitas Dona terbongkar kalau dia membiarkan kru yang lain menyentuh tubuh Dona. Dalam perjalanan, ia terus melirik Dona yang tertidur lemas di kursi penumpang.
"Tentu saja aku tidak tahu rumahmu," gumam Bella pelan, merasa mulai panik. Akhirnya, ia memutuskan membawa Dona ke apartemennya sendiri.
Sesampainya di apartemen, Bella membantu Dona ke sofa. Dona tetap tertidur dengan papan tulis kecilnya masih berada di tangan. Bella menghela napas panjang, lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh Dona.
Bella duduk di kursi seberang, memerhatikan Dona dengan pandangan campur aduk. "Kamu terlalu keras pada dirimu sendiri," ucapnya pelan.
Ia menatap papan tulis kecil yang masih penuh tulisan Dona. Di antara rasa kesal dan kagum, Bella mulai merasa bahwa Dona memiliki ketulusan dan tekad yang jarang dimiliki orang lain.
"Aku nggak tahu bagaimana kamu bisa bertahan, Dona. Tapi kamu luar biasa," gumam Bella, sambil meluruskan selimut Dona dengan hati-hati.
***
Votes dan komennya ya guys
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top