Chapter 27
Keesokkan harinya, Ataya memilih untuk tidak masuk sekolah, ia hanya tak mau Ghina ikut terlibat dalam masalah yang sedang ia hadapi sekarang ini.
Berkali-kali Ataya merengek pada ayah dan bundanya, akhirnya mereka mengizinkan juga Ataya untuk tidak masuk selama sehari dengan alasan sakit, meskipun dirinya sedang tidak sakit sama sekali.
Sekarang di rumah Ataya tidak ada siapapun, karena Jeno membawa kakaknya pergi untuk memeriksa keadaan Letya.
Mau tidak mau Ataya harus mengaktifkan kembali handphonenya agar si peneror tidak menelpon Ghina.
Ataya sangat berharap kalau tidak akan terjadi sesuatu saat handphonenya menyala. Tuhan ... Taya gak tau salah Taya apa pada orang ini, tapi tolonglah, Taya tak mau berada di situasi seperti ini batin Ataya memohon.
Saat handphonenya menyala, Ataya tidak mendapati apapun yang mencurigakan. Ataya langsung membuka aplikasi WhatsApp untuk memastikan semuanya benar-benar baik.
Tak lama Ataya membuka WhatsApp, tiba-tiba saja ada seorang yang mengetuk pintu rumahnya.
"Siapa, si?" Ataya segera bergegas pergi untuk membukakan pintu.
Ataya tak mendapati siapapun ada di luar, tapi dirinya melihat ada sebuah kotak bertuliskan "untuk Ataya" karena penasaran Ataya pun langsung membukanya di tempat itu juga.
Ataya benar-benar terkejut ketika melihat isi dari kotak tersebut. Di sana terdapat ada beberapa foto seorang perempuan yang sebenarnya tak ingin Ataya ingat sama sekali.
"Kenapa bisa foto ini?" gumam Ataya.
Tak lama kemudian ada sebuah notifikasi masuk ke handphonenya.
Gimana honey, kau menikmatinya? (Unknow)
Kenapa hari ini kamu bolos sekolah? apa kamu berusaha bersembunyi? (Unknow)
Catat ini baik-baik, jangan pernah kamu merasa aman di manapun kamu berada, karena aku bukanlah orang bodoh yang bisa kau tinggalkan begitu saja! (Unknow)
Ataya langsung merasa lemas, dirinya kini sangatlah ketakutan, sebenarnya siapa orang yang telah menerornya dan kenapa foto perempuan tersebut ada di depan rumahnya?
"Sebenarnya lo siapa, si?!" teriak Ataya. "Gausah bersembunyi dibalik keyboard handphone, tunjukin aja muka lo dan kasih tau apa masalah lo sama gua! gua gak takut!" lanjutnya.
Yakinkah? (Unknow)
Aku dapat mendengarkanmu honey (Unknow)
Setelah membaca pesan tersebut, Ataya langsung memeriksa sekeliling rumah, tapi tak ada siapapun di sana, tapi Ataya yakin kalau si peneror sedang dekat dengannya. Karena tidak mungkin juga kalau hantu yang menerornya, bukan?
Karena tak mendapati siapapun, Ataya benar-benar dibuat panik saat ini. Jika rumah saja sudah tidak aman baginya, lalu bagaimana tempat lainnya?
Di tengah ketakutannya, tiba-tiba saja handphonenya berbunyi dan itu adalah telepon dari Canavaro.
"Hallo?"
"Apa keadaan sudah membaik, handphone lo udah aktif kembali?"
"Lo tau dari mana kalau handphone gua aktif?"
"Sekarang lo pasti sedang buka WA, kan?"
Ataya lupa kalau di WhatsApp dirinya bisa saja ketauan jika sedang aktif. Ataya segera meminta maaf, karena pikiran kacaunya dirinya benar-benar tidak bisa berpikir jernih dan tidak bisa mengontrol emosinya saat ini.
Rasa takut dan rasa kesal bercampur aduk menjadi satu, menghasilkan kembimbangan pada diri Ataya. Sekarang ini Ataya tidak tau harus berbuat apa lagi, dirinya sudah benar-benar pasrah pada keadaan, dan lagi Ataya sendiri tidak tau apa motif si peneror yang sesungguhnya.
Ataya tak bisa memberitau Canavaro tentang apa yang baru saja terjadi, untuk saat ini hatinya memerintah kepadanya untuk tidak mempercayai siapapun kecuali keluarganya, termasuk Canavaro sekalipun yang masih menjadi bagian dari orang yang asing baginya.
"Maaf Varo, lain hari gua pasti cerita, sekarang gua lagi ada urusan keluarga, jadi gak bisa megang handphone lama-lama," ucap Ataya mencoba mengakhiri pembicaraan mereka.
"Gak apa-apa kok, gua harap lo selalu baik-baik aja. Karena kita gak tau maksud si peneror itu, bukan?" balas Canavaro. "Jagalah diri lo baik-baik, gua gak bisa bantu banyak selain memberikan arahan buat lo."
"Itu juga udah cukup kok bagi gua, makasih."
Sambunganpun terputu. Jujur Ataya sangat ingin bercerita, tapi keadaan juga sepertinya sedang tidak baik untuk dia membuka suara, karena Ataya masih merasa kalau si peneror masih ada di sekitarnya saat ini.
Untuk menenangkan dirinya, Ataya langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya, ia juga menutup semua jendela yang terbuka disetiap sudut rumahnya.
Hari ini tak tau semua orang akan pulang jam berapa, jadi selama itu juga Ataya harus benar-benar bisa membuat perlindungan pada dirinya. Karena ia juga tidak mengetahui usia si peneror, apa dia masih muda seusianya atau sudah tua? Ataya tetap harus berhati-hati.
- - -
Sore harinya Ataya lagi-lagi harus berpura-pura seakan dirinya baik-baik saja, karena besok adalah ulang tahun pernikahan kakaknya, tak mungkin ia menunjukkan ekspresi kesedihan, kecemasan dan ketakutannya dihadapan keluarganya.
Dan lagi Jeno sudah sangat berusaha agar membuat acara besok sukses, dirinya benar-benar ingin meperbaiki rumah tangganya yang sempat diambang kehancuran karena kesalahpahaman.
Tenang Ataya, sekalipun dia meneror lagi, lo masih punya keluarga yang akan mendukung lo dan melindungi lo, gua yakin mereka gak akan diem aja kalau tau situasi lo sedang tidak baik sekarang ini batin Ataya mencoba menenangkan dirinya.
Sekarang tugas Ataya hanyalah membantu Jeno merahasikan acara tersebut dari Rima. Ataya mau semuanya berjalan lancar, mengingat ketulusan dari kakak iparnya, Ataya benar-benar tak mau menghancurkan acara tersebut.
TBC ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top