Chapter 25
Setelah UKK selesai, bukan berarti kegiatan sekolah semuanya selesai. Ataya dan Ghina yang dominannya sering kabur dari kelas diharuskan mengikuti pelajaran tambahan untuk menambah nilai mereka yang kurang saat mereka tidak menghadiri kelas.
Selain itu, ada juga beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatan class metting yang biasanya diadakan sekolah yang dikoodinasikan oleh anak-anak OSIS.
Pelajaran Matematika, Ekonomi, Geografi, Bahasa Inggris dan juga PKN, itulah kelas yang harus dibayar oleh kedua curut yang justru telah mengklaim semua pelajaran tersebut adalah pelajaran yang mau bagaimanapun tidak bisa masuk ke otak.
Berbeda dari Ataya, paling tidak Ghina bisa menguasai pelajaran Bahasa Inggris, meskipun tidak lancar, karena kedua orang tuanya yang tinggal di Jepang, sering kali berbicara dengannya menggunakan bahasa Inggris.
"Kalian berdua ini, mengaku anak IPS, tapi nilai IPS kalian masih saja ada yang bolong," itulah yang dikatakan Bu Kenna pada keduanya.
Setelah UKK, semua siswa diberikan waktu untuk bisa menuntaskan semua nilai mereka selama dua minggu sebelum pembagian rapot. Baik tuga kelompok maupun tugas mandiri, mereka semua memiliki kesempatan untuk memperbaiki semua nilai mereka.
Ataya masih memiliki dua belas nilai yang kosong, yaitu tiga dari pelajaran Matematika, satu dari pelajaran Ekonomi, empat dari pelajaran Geografi, tiga dari pelajaran bahasa Inggris, dan satu dari pelajaran PKN.
Bukan hanya karena sering kabur, tapi hari di saat Ataya absen pun akan masuk kepada utang nilai yang harus Ataya bayar sekarang ini.
- - -
Selain malas karena banyaknya tugas, Ataya juga sebenarnya malas sekolah karena masih harus menghadapi si peneror yang masih belum ia ketahui identitasnya.
Setelah berbicara pada Canavaro saat ia menggunakan handphone Bi Sarah, Ataya mulai merasa sedikit tenang. Canavaro menyarankan dirinya untuk tetap tidak menyalakan handphonenya terlebih dulu, dirinya juga menyarankan Ataya untuk tidak terlihat khawatir saat di sekolah, karena mungkin itulah tujuan yang sebenarnya dari sang peneror, yaitu menginginkan Ataya selalu dihantui kekhawatiran.
Selama dirinya tidak mengancam untuk membunuh atau mengacaukan teman-teman di sekitarnya, maka sebisa mungkin Ataya tetap bersikap seperti biasa pada semua temannya, karena jaga jarak hanya akan membuat posisinya semakin terancam nantinya.
Ataya menuruti semua pendapat Canavaro, sudah tiga hari ini dirinya tidak menyalakan handphonenya, untuk berkomunikasi, Ataya akan menggunakan handphone Trian atau handphone Ghina saat dirinya ada di sekolah. Sedangkan kalau di rumah, Ataya akan menggunakan telepon rumahnya, tapi itupun sangat jarang ia lakukan.
Selama menon-aktifkan handphonenya, Ataya merasa dirinya sedikit merasa nyaman, selain merasa tenang karena tidak pernah membaca pesan aneh dari si peneror, hal positif lainnya adalah, Ataya jadi lebih sering tidur teratur dan tidak pernah begadang lagi. Ia juga sering sekali melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat interaksinya bersama keluarga semakin kuat.
Jika sempat, Ataya akan meminjam handphone kakaknya sebentar untuk menghubungi Canavaro, walaupun hanya sekedar menanyakan kabar, hubungan mereka tetap berjalan baik sampai sekarang. Ataya sudah bilang pada Canavaro, kalau untuk beberapa hari ke depan, dirinyalah yang akan duluan menelpon atau mengirim pesan. Karena Ataya sendiri tidak akan tau akan menggunakan handphone siapa untuk bisa berkomunikasi dengan pacarnya itu.
Untuk saat ini, Ataya sengaja menyembunyikan handphonenya di dalam lemari, itu semua agar Ataya tidak tergoda saat melihat handphonenya itu. Alasan yang diberikan Ataya pada semuanya adalah sebuah alasan klasik yang anehnya tetap saja di dengar oleh semuanya.
Ataya beralasan kalau handphonenya rusak, dan dia akan menabung terlebih dulu untuk memperbaikinya nanti.
Untuk sekarang, Ataya harus fokus pada perbaikan nilainya terlebih dulu, dirinya tak mau berlama-lama memiliki hutang, terlebih lagi hutang nilai.
Untuk bisa menyelesaikan semuanya, Ataya sering kali pergi ke ruang komputer agar bisa searching gratis, dibandingkan harus pergi ke warnet yang letaknya lumayan jauh dari sekolah.
Di sini Ataya sangat beruntung sekali, dirinya menggunakan Senja agar bisa memberikan dirinya izin untuk bisa menggunakan ruang komputer hanya untuk beberapa hari sampai semua tugasnya selesai.
Senja masih memiliki hutang pada Ataya, yaitu dua buah keinginan yang ia janjikan saat Ataya dipaksa menjadi petugas pengibar bendera. Meski sudah lama, bahkan Senja sendiripun sempat lupa, tapi Ataya tidak mau rugi dan ia mulai mengungkit kembali semuanya, untuk dapat menyelesaikan tugasnya itu.
"Lo masih ada utang ke gua, Senja ... pliss dua komputer aja, untuk gua sama Ghina, sampai tugas kita selesai deh," mohon Ataya pada Senja.
Ataya tidak lupa menyertakan nama Ghina, karena ia tak mau rugi. Senja sudah berjanji, dua permohonan apapun itu, selama ini Ataya merasa tidak ada hal yang penting yang perlu ia minta, sampai akhirnya sekaranglah waktu yang tepat untuk dia mengungkapkan permintaannya itu.
"Tapi--" Senja tampak bingung harus menolaknya bagaimana.
Ruang komputer biasa digunakan oleh anak-anak ekskul TiKom dan ekskul tersebut diketuai oleh Azhar pacarnya Senja.
"Ayolah, keinginan gua gak susah loh," ucap Ataya.
Untuk saat ini, semua anggota TiKom justru sedang melakukan sesuatu untuk mereka presentasikan saat pembagian rapot nanti.
Banyak yang mengira kalau ekskul TiKom itu hanya berfokus pada komputer saja, tapi nyatanya tidak. Banyak sekali yang tidak menyadari kalau TiKom adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dimana semua anak ekskul tersebut di minta untuk bisa menjadi perantara segala informasi yang ada melalui teknologi seperti komputer, itulah mengapa SMA Adiguna selalu saja update dalam hal informasi, mereka memiliki blog yang setiap saatnya akan diperbaharui oleh anak-anak ekskul TiKom.
Untuk bisa update informasi, terkadang anak ekskul TiKom selalu bekerjasama dengan anak OSIS dan juga anak Jurnalistik.
Sudah bisa dipastikan bagaimana sibuknya mereka semua saat ini. Jadi tidak mungkin Senja meminta pacarnya untuk bisa memberikan ruang kepada dua curut yang ada di depannya ini.
"Begini deh, Karena sekarang anak-anak TiKom sedang sibuk proyek, jadi gua kasih pinjem aja laptop gua, ya," ucap Senja mencoba mencari cara agar dirinya tidak menganggun Azhar.
"Kalau cuma laptop doang mah, gak usah minjem juga gua udah punya kali," balas Ataya.
"Aduh begini deh, lo bawa laptop lo dan gua pinjemin modem gua untuk lo bisa cari-cari apa di internet, ya," mohoh Senja sekali lagi.
"Ck ... kalau gua mau juga, pasti udah gua bawa tuh laptop gua yang ada di rumah," balas Ataya lagi.
Senja sudah merasa jengkel, mengapa bisa ia memiliki teman yang sama sekali tidak bisa mengerti keadaan?
"yaudah deh, gua pinjemin laptop gua sama modemnya, tapi selama tiga hari aja! dan lo hanya boleh make di sekolah, gak ada bawa-bawa pulang!" ucap Senja.
Awalnya Ataya masih melunjak, tapi Ghina memberikan Ataya kode untuk jangan memaksa Senja lebih jauh lagi.
"Ck ... yaudah gausah, sebagai gantinya lo harus bantuin gua kerjain tugas gua! lo, kan jago Matematika, jadi bisa dong batuin gua."
Senja hanya bisa menarik napas panjang, kalau guru saja tidak bisa membuat Ataya tidak mengerti, jadi bagaimana dengan dirinya? tapi jika tidak dituruti, Ataya pasti akan meminta hal yang lebih gila lagi nantinya.
"Ok, sekarang sama besok, gua cuma punya waktu dua hari buat bantuin lo," balas Senja.
Ataya setuju, paling tidak dirinya bisa meringankan beban satu tugasnya.
TBC ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top