Chapter 24
Malam harinya, Trian meminjam handphone Bi Sarah, karena ia penasaran dengan sesosok laki-laki yang menjadi pacar Ataya, mungkinkah dirinya orang baik atau orang yang hanya pura-pura baik, meskipun Trian merasa tidak memiliki hak untuk ikut campur, dirinya hanya mau memastikan apakah sepupunya itu aman atau tidak.
Awalnya Trian merasa ragu, dirinya merasa tidak enak karena telah ikut campur urusan Ataya, tapi ia juga tak mau dibuat resah dengan rasa penasarannya.
"Hallo," ucap Trian setelah teleponnya tersambung.
"Lo pasti sepupunya Ataya, benar?" ucap Canavaro, yang benar adanya.
"Lo tau dari mana?" Trian mulai merasa khawatir.
"Haha ... tadi Ataya telepon gua pakai nomor ini, dan dia bilang ini nomor pembantu sepupunya, jadi gua pikir kemungkinan lo bakal telepon gua lagi," balas Canavaro.
"Kenapa lo bisa sepede itu?"
"Entahlah, hanya sekedar felling aja, si."
Mereka berdua mulai berbincang dan saling memperkenalkan diri satu sama lain. Canavaro tidak keberatan dengan sifat Trian yang seperti sekarang, sebaliknya Canavaro justru merasa sangat bersyukur kalau ternayta Ataya masih memiliki orang yang bisa menjaganya.
Walau begitu, Trian masih menyimpan rasa curiga yang sangat kuat pada Canavaro, apa tujuan dia yang sebenarnya? Trian sangat tau sifat Ataya adalah anak yang biasanya tidak terlalu peduli terhadap orang asing.
Canavaro kembali menjelaskan kalau mereka berdua punya cara masing-masing untuk bisa saling percara satu sama lain. Dan Canavaro juga berjanji pada Trian untuk tidak berbuat yang macam-macam pada sepupunya itu.
"Gimana gua bisa percaya sama lo?!"
"Satu pertanyaan yang sama terlontarkan kembali, kali ini dari orang yang berbeda," ucap Canavaro.
"Maksud, lo?!"
"Iya, waktu pertama gua sama Ataya punya hubungan juga Ataya selalu berkata seperti itu, bahkan tak hanya sekali dia melontarkan satu kalimat yang sama."
"Bukannya itu berarti dia gak percaya sama lo?"
"Kita gak pernah tau perasaan dia, bukan?" balas Canavaro.
"Kenapa lo mau pacaran begitu aja sama dia?"
"Haha ... kita punya alasan tersendiri untuk memulai hubungan ini," balas Canavaro lagi.
Canavaro ini memang sangat sulit dipahami, semua bahasa dia memang terkesan mudah dipahami, tapi kalimat-kalimat yang dilontarkannya justru berhasil membuat resah Trian saat ini.
" Apa lo selalu berkata dengan kalimat seperti ini ke Ataya?" tanya Trian.
Sekali lagi Canavaro menjelaskan, kalau dirinya tidaklah sama ke setiap orang, dirinya hanya akan formal kepada orang-orang yang baru ia temui saja. Untuk masalah sikap dia pada Ataya, Canavaro juga menjelaskan kalau mereka berbicara selayak orang pacaran pada umumnya, tidak ada yang beda, hanya caranya saja yang berbeda.
Sejenak Trian terdiam, dirinya mulai ingat kembali tentang si peneror, mungkinkah Ataya aman saat ini, hanya itu saja yang penting bagi Trian sekarang.
Oh yaampun, gua bisa gila lama-lama nelpon orang ini! batin Trian.
"By the way, sejauh mana lo tau tentang Ataya yang diteror?" tanya Trian mulai serius.
Kembali Canavaro menjelaskan kalau itu bukan haknya untuk memberitau Trian persoalan yang sedang dialami oleh Ataya. Canavaro kembali meyakinkan Trian kalau Ataya pasti akan ada waktu di mana Ataya akan menceritakan permasalahannya pada dirinya.
"Lo bisa, gak si. Gausah ngasih gua wejangan? gua cuma mau tau aja," balas Trian setelah mendengarkan penjelasan dari Canavaro yang panjang kali lebar.
"Baiklah, kalau gitu gua hanya akan menjelaskan secara garis besarnya saja," balas Canavaro.
Canavaro menceritakan permasalahan yang sekarang sedang Ataya alami. Di mulai dari awal Ataya mendapatkan teror sampai sekarang dugaan Ataya tentang si peneror yang kemungkinan ada di satu sekolah yang sama dengannya.
"Jadi begitulah ceritanya," jelas Canavaro setelah menceritakan garis besar masalah yang sedang dialami Ataya.
Dirinya hanya memberitau permasalahan secara garis besarnya saja, Canavaro tidak meberikan detail cerita yang selalu ia dengar langsung dari Ataya, karena ia merasa tidak memiliki Hak untuk membeberkan semuanya. Kalau Ataya sendiri saja tidak bercerita, lalu mengapa ia harus bercerita? Ataya pasti memiliki alasan kuat untuk tetap menyembunyikan hal tersebut dari orang-orang terdekatnya.
Trian tidak bisa memaksa Canavaro lagi, setelah mendengarkan semua cerita dari Canavaro, Trian memutuskan untuk mengakhiri percakapan mereka, karena Trian sudah tidak bisa terus menerima ocehan dari Canavaro.
"Kalau begitu, gua tutup dulu teleponnya, gua harap lo gak akan ngasih tau Ataya soal ini. Lo tau sebagai sepupu gua cuma khawatir sama dia," ucap Trian.
"Gak kok, gua tau kekhawatiran lo, jadi gua gak akan cerita apapun ke sepupu lo," balas Canavaro.
Sambungan teleponnya terputus. Walau sudah mendengarkan semua ocehan Canavaro, tetap saja Trian masih tidak bisa percaya, bagaimana sepupunya itu bisa memulai hubungan dengan pria seperti Canavaro yang ocehannya itu membuat telingat Trian terasa pegal mendengarkannya.
"Udahlah, yang penting sekarang, gua juga harus tau siapa peneror yang udah ngusik sepupu gua?!" gumam Trian.
Begitulah hubungan mereka, kalau dekat akan menjadi musuh, dan kalau jauh mereka akan cenderung saling menolong satu sama lain.
TBC...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top