Chapter 18

ULANGAN KENAIKKAN KELAS

Sekarang waktu di mana Ataya harus menguras otaknya untuk bisa mengisi soal ulangan yang akan menentukan masa depannya. Haruskah ia masih duduk di bangku kelas sebelas atau dirinya bisa naik kek kelas dua belas. 

Hari ini adalah ulangan Matematika dan juga IPS Akuntansi. Seharian ini Ataya harus merelakan otaknya terbakar oleh angka-angka yang sudah membuatnya pusing tepat saat kertas baru dibagikan padanya. 

"Mampus!" gumam Ataya. 

"Sekarang kalian bisa mulai mengerjakan soalnya, waktunya seratus lima puluh menit, jadi kerjakan dengan teliti dan benar," ucap Pak Harto selaku pengawas ruang kelas Ataya. 

Baru saja membaca soalnya, tapi Ataya sudah dibuat pusing terlebih dulu. Yang ada dipikirannya saat ini, mengapa pencipta matematika membuat matematika serumit ini? 

Mengapa harus ada yang namanya logaritma dan juga aritmatika. Ataya hanya suka pelajaran bagi, kurang, kali dan tambah tidak ada yang lain selain itu. 

Ataya hanya berdiam saja menunggu keajaiban datang. Dirinya terus saja mencorat-coret kertas kotretan seolah sedang benar berhitung, padahal Ataya hanya berhitung sebisanya saja, dan mana angka yang paling mendekati hasil, ia langsung memilih option tersebut. 

- - - 

Ulangan emang buat kepala gua pusing 😭 (Ataya)

Emang ulangan apa? (Canavaro)

Hari ini ulangan matematika sama akuntasi, mantep gak tuh ... mungkin kalau orang bisa melihatnya dengan baik. Nih otak gua udah ngeluarin asep tau gak! (Ataya)

Haha, masa bisa begitu, si? (Canavaro)

Bisalah, otak gua udah panas banget, kerasa ada api di dalamnya tau gak (Ataya)

Ataya terus saja mengomel pada Canavaro, dirinya merasa tidak adil dengan soal matematika. Bisa-bisanya pelajaran tersebut tercipta untuk seorang yang kurang bisa memahami rumus seperti Ataya. 

Ataya juga bercerita betapa kesalnya ia dengan semua rumus yang menyakiti matanya. Mengapa bisa pelajaran matematika serumit itu? atas dasar apa matematika dibuat serumit itu? Tak hanya itu ia juga mengeluh pada Canavaro soal pelajaran Akuntansi. Dirinya memang dari kelas IPS tapi kenapa pelajaran Akuntansi harus disatukan dengan pelajaran Matematika! 

Hanya sedikit materi akuntansi yang Ataya kuasai, dan yang lebih parahnya lagi, saat di mana Ataya salah menghitung. Lebih dari matematika, untuk mengetahui di mana letak kesalahan jumlah, Ataya harus menelaah semuanya dari awal hitungan, sampai ia bisa menemukan permasalahannya. 

Begitu panjang pesan yang dikirim Ataya pada Canavaro. Ataya tidak peduli, dirinya sungguh merasa sangat lelah dengan angka-angka yang bahkan sampai sekarang masih terngiang-ngiang di kepalanya. 

Haha ... namanya pelajaran tidak ada yang mudah, bukan? (Canavaro) 

Balasan Canavaro berhasil membuat emosi Ataya semakin meningkat. 

"Dasar laki-laki gak peka, kenapa punya pacar gini banget, si?!" keluh Ataya berusaha menetralkan dirinya sambil menenguk segelas air yang sudah ia siapkan sedari tadi. 

- - -

Besok adalah ulangan IPS Ekonomi dan juga Bahasa Inggris. Lagi dan lagi dua pelajaran yang tidak Ataya kuasai dengan baik. 

Adakah cara agar ia lepas dari semua pelajaran itu? Ataya sudah tidak bisa mengisi otaknya dengan semua materi yang baru saja ia pelajari kembali saat ini. 

"Ah ... gua nyerah!' keluh Ataya. 

Hal yang paling membuatnya kesal, mengapa sekolah menjadwalkan dua pelajaran yang sulit dalam satu hari yang sama?

Tak ada hal yang bisa Ataya pelajari saat ini, sekalinya membaca kembali semua catatannya, tetap saja Ataya tidak mengerti apa yang harus ia pelajari. 

Dirinya hanya menulis sesuatu tak jelas di dalam buku bahasa Inggrisnya. Itu semua karena ia kesal, Ataya tidak mengerti sama sekali semua catatan yang telah ia catat, semuanya berisi bahasa Inggris dan minim sekali bahasa Indonesia. Satu-satunya kelemahan Ataya di bahasa Inggris adalah tidak bisa mengetahui arti dari kalimat-kalimat yang tertera. 

"Yaampun, gua capek," keluh Ataya sekali lagi. 

- - -

Waktu sudah menunjukkan pukul 00.33 tapi Ataya masih saja belum bisa memejamkan matanya, karena ia merasa gelisah akan nilai matematika dan akuntansinya. Ataya sangat menyesal karena ia mengerjakan dua mata pelajaran itu secara asal-asalan, itu semua karena Ataya benar-benar tidak tau harus mengisi jawabannya dengan apa lagi. 

Apakah ia akan naik kelas? tapi tidak mungkin juga kalau dirinya tidak naik kelas, bukan? 

Pikiran Ataya mulai kacau sekali, tubuh dan matanya mungkin sedang berteriak meminta dirinya untuk mengistirahatkan mereka semua, tapi sayang otak Ataya tidak bisa diajak kerja sama. Sang otak masih saja sibuk memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan secara berlebihan. 

"Oh ... yaampun, gua tuh udah ngantuk!" keluh Ataya sambil mengacak-ngacak rambutnya. 

Ataya berharap otaknya bisa bekerja sama dengan dirinya. Ataya tidak mau sakit lagi seperti bulan kemarin. Dirinya sudah benar-benar tidak mau menginjak rumah sakit lagi. Cukup sampai saat itu saja Ataya kembali dibuat takut, kedepannya Ataya berharap tidak akan melihat kejadian yang sama lagi.


TBC ... 




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top