Chapter 12
Ghina! Lo ngancurin rencana gua! Ataya merasa kesal karena sahabatnya.
What the f*ck? Apa maksudnya si Taytay? Trian merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Ataya kepadanya.
"Tunggu ... ini apa maksudnya?" tanya Patrick yang tidak mengerti dengan keadaan saat ini.
Karena tak mau rencananya gagal, Ataya akhirnya angkat suara sebelum Trian dan Ghina menghancurkan rencananya.
"Iya ... dia pacar gua, tapi dia juga calon suami Ghina, iya, kan Ghina?" Ataya berusaha membuat Ghina mengerti, agar bisa membantunya yang sudah merasa terpojoki.
"Gua ... gak ngerti maksud lo," Patrick masih bingung dibuatnya.
Ataya sendiri bingung haru mengatakan apalagi pada Patric. Ia merasa malu bukan hanya pada Patrick melainkan pada semua siswa dan juga penjaga kantin.
"Gini loh bro ... biar gua jelasin," ucap Trian sambil merangkul pundak Patrick so' akrab. "Jadi dua cewek yang ada di depan lo nih, Ataya dan Ghina ... dia ini udah hak paten gua, ngerti?!" jelas Trian yang sudah mengerti trick licik Ataya.
"Gua baru liat lo di sini, lo anak baru?" tanya Patrick mencoba mengalihkan topik.
Patrick tau sedang ada drama baru saat ini. Mana mungkin ia percaya pada kata Trian yang bahkan baru ia lihat sekali selama dua tahun lebih Sekolah di sini.
"Gua? ... tadi, kan Ataya udah jelasin siapa gua!" balas Trian. "Lo tau ... jaman sekarang asal istri pertama menyetujui, maka suami boleh memiliki istri kedua, bukan?" ucapnya lagi.
Trian langsung melihat ke arah Ataya sambil mengedipkan sebelah matanya, begitu juga kepada Ghina.
"Ayo baby ... aku punya oleh-oleh dari Amerika untuk kalian berdua," ajak Trian agar kedua perempuan terdekatnya ini bisa terlepas dari drama yang sedang terjadi saat ini.
Trian langsung membawa Ataya dan Ghina pergi dari kantin. Hal tersebut membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang di Kantin. Tapi Trian tidak peduli.
🏫 - 🤣 - 👨👧👧
Setelah terlepas dari drama yang terjadi di Kantin. Trian membawa kedua curut tersebut ke ruang Lab. Biologi yang saat ini tidak ada siapapun.
"Ngapain lo bawa kita kemari?!" tanya Ataya merasa jengkel.
"Lo ya ... udah ditolongin juga ... berterimakasih dikit kek ke sepupu lo nan cakep ini!" balas Trian yang juga jengkel pada sikap sepupunya yang tidak tau terimakasih.
"Gua gak minta —"
"Udahlah ... ngapain diributin lagi?!" timpal Ghina mencoba meleraikan kedua kucing dan anjing yang sedang ada di depannya ini.
"Lagian lo belum punya pacar, malah ngaku-ngaku gua pacar lo!" protes Trian.
"Kata siapa gua gak punya pacar?! Gua emang udah punya pacar, ya!" balas Ataya.
Dan sekali lagi perkataan Ataya berhasil membuat kedua orang yang ada di hadapannya ini tercengang. Mereka tampak tidak percaya dengan perkataan Ataya saat ini.
"Sejak kapan lo punya pacar? Siapa?" tanya Ghina merasa terkejut. Bagaimana tidak? sehari-hari Ataya selalu saja bersamanya, dan selama itupun tak ada satupun laki-laki yang menembak Ataya karena terkesan tidak feminim.
"Gak yakin gua perawakan kaya lo bisa pacaran, lagian siapa yang mau jadiin lo pacar?!" ucap Trian merasa tak yakin dengan apa yang dikatakan sepupunya.
Ataya tau kalau mereka pasti takkan percaya, lagipula ia sendiri masih belum terlalu yakin, apakah Canavaro menganggap hubungan mereka serius atau hanya sekedar settingan saja.
Pikiran Ataya mulai kacau lagi, baru saja ia merasa senang karena dapat makan banyak. Tapi sekarang semuanya hancur hanya karena drama tidak jelas.
Yaampun! Sejak kapan gua jadi galau karena cinta kaya gini! Ataya mulai merasa resah dengan dirinya sendiri.
👱🏻♂️-🏡-🧐
Di rumah, Ataya tidak bisa menghubungi Canavaro karena nomornya tidak aktif.
Karena sudah nyaman berkomunikasi melalui WhatsApp, Ataya jadi jarang membuka aplikasi Pena Plop meski sudah banyak notifikasi yang masuk dari aplikasi tersebut.
"Ouy! Ngapain lo?!" tanya Trian sambil menepuk pundak Ataya. "Canav —"
Ataya langsung menutup handphonenya. "Apaan si lo! Datang-datang gak jelas!" sentak Ataya.
"Elah marah-marah mulu lo kaya kucing mau kawin," ucap Trian.
Sudah tidak aneh sebenarnya bagi Trian kalau Ataya selalu saja menyentaknya. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan Ataya padanya, dan karena terlalu sering Trian pun sudah terbiasa dengan suara tinggi milik Ataya itu. Hal tersebut justru membuat Trian merasa senang karena telah berhasil menarik perhatiannya.
"Pacar lo?" tanya Trian lagi.
"Mau tau aja lo!" balas Ataya tanpa melihat kearahnya.
"Ceritalah sama gua, siapa pacar lo?" Trian mencoba membujuk Ataya dengan mengusap puncak kepalanya berulang-ulang.
"Ish ... Apaan, si?!" Ataya langsung menepis tangan Trian.
"Elah, gua cuma tiga hari nginep di sini, lo gak kangen apa sama gua?"
Ataya hanya diam saja mendengar perkataan Trian.
Selagi rumahnya dirapihkan, Trian akan menginap di rumah Ataya selama tiga hari sampai rumahnya layak dihuni.
Sesaat suasana menjadi hening. "Kenapa lo ngambil jurusan IPA?" tanya Ataya, mencoba membuka topik agar dirinya tidak canggung.
"Lah ... Emang dari dulu, kan gua anak jurusan IPA," jawab Trian.
"Iya, maksud gua kenapa?"
Trian diam sejenak. "Dulu bokap mau gua jadi —"
"Taya, Trian ... ayo makan, dari tadi kalian bunda panggil gak ada yang jawab," ucap Hasnah yang baru datang ke ruang tamu.
Trian tak jadi memberitau Ataya tentang alasan mengapa ia memilih jurusan IPA. Ataya sendiri memang tidak terlalu tertarik pada topik pembicaraan saat ini.
Mereka berdua akhirnya pergi ke ruang makan untuk menikmati makan terakhir mereka sebelum beristirahat hari ini.
Selagi mereka menikmati makanan, tiba-tiba saja ada notifikasi baru masuk ke handphone Ataya.
Cantik ... aku sayang kamu. Sedang apa kamu baby? (Unknow)
TBC ... 🙆🏻♀️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top