Chapter 07
Setelah jam istirahat, Tommy masih saja berusaha memohon pada Ataya untuk menjadi bagian dari petugas pengibar bendera bersama Aldi dan Rita.
"Taya plis dong, tinggal satu petugas lagi nih," pinta Tommy.
Ataya tetap pada keputusannya, bagaimana bisa ia menampakkan dirinya di depan teman-teman mantan ekskulnya dulu?
"Gua gak bisa Tom, plis ngertiin gua juga!" Entahlah Ataya sebenarnya malas membahasnya lagi.
"Tay ... tolonglah sekali deh, kalau dah selesai nanti gua traktir, lu mau apa aja gua beliin," bujuk Tommy.
Traktir, sepertinya kata itu berhasil membuat Ataya terbujuk, tapi egonya masih saja tidak mau kalah pada bujukkan Tommy.
Oh yaampun, kenapa gua selalu tergoda pada kata traktir Batin Ataya mulai goyah.
Ataya masih saja berusaha memenangkan satu perdebatan yang terjadi di dalam dirinya.
"Gua kasih dua permintaan deh, ya ... pliss Tay, gak ada yang bisa lagi jadi pengibar bendera selain lo," ucap Senja.
"Kenapa gak lo aja, emang apa yang dilakuin anak pramuka selama ini kalau lo gak bisa?" tanya Ataya.
Ada alasan mengapa mereka benar-benar ingin Ataya menjadi petugas upacara, itu semua karena permintaan Patrick kepada bibinya, siapa lagi kalau bukan wali kelas XI IPS-D?
"Iya, kan anak pramuka sama paskib itu baris berbarisnya ada bedanya, kalau lo, kan memang dibentuk untuk bertugas sebagai pengibar bendera Tay."
Ghina hanya diam saja mendengar hal tersebut, biasanya dia akan ikut campur dengan permasalahan seperti ini, tapi kali ini ... ia lebih memilih diam, karena dia tak mau berpihak pada siapapun termasuk pada Ataya.
Traktir ... dua permintaan ... Lumayan Tay, lo cuma harus jadi petugas pengibar bendera sekali! Batin Ataya mulai tergoda.
Jangan Taya ... mau taro muka di mana nanti? Lo tau anak-anak paskib apalagi si Luna selalu menjudge lo abis-abisan, nanti kalau lo ngelakuin kesalahan lagi gimana? Pikiran Ataya yang masih berusaha menolak.
Udahlah Ataya lupain masa lalu, bisa gak, si? Kapan lagi keajaiban kaya gini datang? Batin Ataya yang tak berhenti membujuk.
Bacot ... untuk traktiran mah lo minta duit ke nyokap bokap lo juga bisa lagi! Pikiran Ataya yang masih mempertahankan egonya.
Nabung Tay ... inget kuota! Batin Ataya mulai menggoda lagi.
Ego dan keinginan terus saja berdebat sehingga Ataya sulit membuat pilihan.
Dengerin kata hati! Karena kalau lo turuin kata hati, otak udah otomatis ngikutin keputusan lo. Tapi kalau lo ikutin kata otak, maka hati lo akan memiliki ketidakpuasan dan itu akan membuat lo semakin stres. Batin Ataya.
Batin Ataya yang nano-nano benar-benar mengganggu Ataya. SANGAT! di dalam diri Ataya seperti terbagi menjadi beberapa bagian.
Jika Ataya mau memutuskan segala sesuatu, hati, otak dan ego seperti mengadakan ajang perdebatan yang membuat Ataya selalu saja bimbang akan pilihannya.
"Ok kali ini gua mau, tapi dengan satu syarat ... gua hanya menjadi bagian yang megang bendera di tengah!" ucap Ataya yang sudah mendapatkan hasil dari perdebatan batinnya.
"Ok!" Tommy merasa senang, karena tugasnya membujuk Ataya telah selesai.
Apa lo yakin Ataya? Batin Ataya yang lagi-lagi mulai menciut.
Walau sudah pasti, tetap saja perasaan khawatir dalam diri Ataya masih ada. Kenangan masa lalunya terhadap kejadian kala itu merupakan kenangan yang selalu Ataya hindari sampai saat ini.
Tapi keinginan Tommy dan Senja membuat dirinya harus kembali ke lapangan sebagai seorang yang akan berhadapan dengan masa lalunya.
"Lo yakin?" tanya Ghina berusaha tidak terlihat khawatir.
"Gak apa-apa, nanti kalau Tommy mau traktir gua, nanti gua beliin juga untuk jatah lo," bisik Ataya pada Ghina.
"Deal!"
Sudah tidak diragukan lagi, kedua curut ini memang sangat solid dalam hal membuat rencana seperti ini.
📱- 📥 - 📲
Varo oh Varo 🤭 (Ataya)
Ada waktu, kah? (Ataya)
Kenapa? (Canavaro)
Sebenarnya Ataya hanya bosan. Mungkin dengan chattingan dengan Varo dapat membuat dirinya sedikit terhibur.
Gak jadi deh (Ataya)
Nah, kan kebiasaan (Canavaro)
Balesan macam apa ini? Ataya merasa tak suka dengan balasan yang dikirimkan Canavaro.
Apa dia marah atau bosan. Batin Ataya mulai merasa curiga.
Abis gua bingung mau apa? 😅 (Ataya)
Tak berenti sampai di sana, ternyata Varo masih membalas pesan dari Ataya. Sontak Ataya merasa tidak enak dengan isi pesan yang dikirimkan Varo, karena tidak ada emoticon, Ataya jadi tidak tau harus mengekpresikan pesan tersebut seperti apa.
Jadi gua ganggu dong kalau kaya gitu 😔 (Ataya)
Ataya benar-benar merasa tidak enak, seketika moodnya kembali jelek.
Hah emang gak ada yang seru hari ini! Keluh Ataya.
Ataya merasa sangat bosan sekali, ia bahkan sudah tak mood untuk melihat handphonenya lagi, tapi ternyata itu tak lama, keadaan berubah saat notif dari Varo masuk.
Gua gak bilang lo ganggu kok (Canavaro)
Cuma gua suka bingung aja gitu 😅 (Canavaro)
Seketika pesan dari Canavaro berhasil membuat moodnya naik lagi.
Ataya, sontak tertawa melihat balasan dari Canavaro.
Jadi sebenarnya kita itu bingung kenapa si Var? Batin Ataya.
Ataya terus saja tertawa sambil terus melanjutkan Chattingannya dengan Varo.
"Kenapa si lo?" tanya Ghina. "Jangan bilang akal lo ilang gegara dipaksa jadi petugas upacara!" ucap Ghina sambil memegang kening Ataya.
"Ish ... apaan si lo, gak jelas deh!" ucap Ataya yang menepis tangan Ghina.
"Lo kali yang gak jelas, lo gak nyadar apa kalau satu kelas tadi ngeliatin lo kaya orang gak waras yang tiba-tiba ketawa sendirian," ucap Ghina.
Bukan Ghina namanya kalau tidak melebih-lebihkan cerita yang bahkan nyatanya tidak terjadi sama sekali.
"Terserah lo," balas Ataya.
TBC ... 🚀
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top