Chapter 05

Malam harinya, lagi dan lagi Ataya dibuat badmood karena handphonenya yang tiba-tiba mati total. itu semua karena Ataya keasikkan nonton youtube sampai lupa dengan presentase baterai yang tersisa. Dan karena hal itu juga handphone Ataya menjadi sangat panas sekali. 

Alhasil Ataya berusaha mencari kesibukkan untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Kaya adalah satu-satunya boneka yang selalu ia pakai jika saat jenuh melanda dirinya. 

"Kaya ... kapan hp gua nyala?" tanya Ataya pada Kaya.

"Ah percuma ngomong sama boneka, gak ada jawaban, Kaya ... lu tau, kan gua gak suka kacang. Tapi kenapa lu malah ngacangin gua?" dumel Ataya pada bonekanya. Seoal boneka tersebut bisa menjawab dan mengerti perasaan Ataya saat ini. 

"Ck ... ck anak bunda kenapa, si dari tadi ngedumel terus?" tanya Hasnah yang berhasil membuat Ataya terkejut karena hanya melihat kepalanya saja di daun pintu. Terlebih lagi bundanya sedang menggunakan masker wajah.

"Yaampun bunda! ngagetin aja!" protes Ataya.

Hasnah langsung masuk dan duduk di kasur putrinya.

Sebenarnya Hasnah hanya mau memastikan apakah kekhawatiran suaminya itu benar atau salah. "Kenapa, si kamu?" tanya Hasnah.

"Kenapa apanya? Taya gak kenapa-napa." Ataya bingung dengan pertanyaan bundanya. "Emang kenapa?" tanya Ataya balik.

"Akhir-akhir ini emosi kamu gak jelas, kadang marah, kadang ketawa-tawa sendiri," jelas Hasnah.

"Yaampun bunda, bukannya hal itu wajar ya?" ucap Ataya yang sudah bisa menangkap maksud bundanya datang kemari.

Pasti ngiranya yang aneh-aneh nih bunda. Tebak Ataya. 

"Kalau Taya gak meng'ekspresikan diri, nanti Taya disangka robot lagi," jawab Ataya.

"Iya ... bunda kira, ada someone begitu." Hasnah masih belum menyerah untuk memancing anaknya yang satu ini.

"Haha ... someone Taya cuma Kaya, gak ada yang lain, tapi ... kalau bunda ada kandidat boleh dong dikenalin," goda Ataya.

Hasnah langsung menjitak pelan kepala Ataya. "Kandidat apa? belajar dulu yang bener!" ucap Hasnah.

"Ish ... bunda gak tau aja kalau Taya itu di sekolah itu belajar dengan giat ... tapi emang kualitas pelajarannya aja yang gak setara dengan otak Taya yang berkualitas ini," ucap Ataya seolah membanggakan isi kepalanya yang nyatanya kosong akan materi.

"Yaampun ...." keluh Hasnah. "Harusnya waktu hamil kamu bunda ngidamnya ikan dan sayuran, tapi sayang waktu hamil kamu bunda malah ngidam jengkol dan durian," ucap Hasnah sambil mengelus puncak kepala Ataya.

"Ish bunda ya, jangan ngeluh ... seharusnya bersyukur dong, walaupun bunda ngidam jengkol tapi bunda bisa melahirkan malaikat secantik Ataya," balas Ataya.

Ataya tau itu hanya candaan, lagipula tak ada gunanya juga diambil hati, memang apa yang salah dengan jengkol?

"Haha ... sampai sekarang bunda gak pernah gak bersyukur telah melahirkan kamu, bunda seneng, kamu itu punya kepribadian yang unik, terkadang baik, terkadang juga nyebelin." Hasnah langsung mengusap kembali puncak kepala anaknya.

Suasana hening sejenak. Hasnah yang sedang memikirkan topik selanjutnya dan Ataya yang terus saja memperhatikan presentase baterai handphonenya.

"Taya ... kalau liat kamu itu terkadang bunda ingat sama bibi kamu, dulu dia mirip banget sama kamu ... sukanya ngelunjak kalau dibilangin," ucap Hasnah.

Seketika Ataya mengingat sesuatu tentang bibinya.

Dua bulan lalu, bibi Hasra baru saja pergi ke luar negeri karena ia menikah lagi, selain itu dirinya juga mau melanjutkan study S2nya yang sempat terhambat karena kesehatannya.

"Kalau kangen, kenapa gak dihubungin aja?" ucap Ataya.

Semenjak bibinya pergi, bundanya jarang sekali menghubungi adiknya itu, dari informasi yang Ataya tau, mereka memang tidak pernah akrab tepat setelah bibi Hasra menikah lagi.

Hasnah sempat marah karena adiknya tidak mau membawa anaknya pergi bersamanya dan sekarang Trian sepupunya Ataya hanya tinggal bersama pembantunya saja.

"Sepertinya bibi kamu gak akan membalasnya, jadi tidak ada gunanya," ucap Hasnah. "Sekarang sudah malam, kamu tidur ya, ingat besok harus pagi-pagi berangkat sekolah, jangan sampai kesiangan."

Hasnah langsung pergi sambil mematikan lampu kamar anaknya.

Melihat kesedihan yang dirasakan bundanya, Ataya tidak tau harus berbuat apa, dirinya tak pernah tau detail permasalah antara bunda dan bibinya.

"Harusnya gua gak ngucap perkataan itu, maaf ya bunda," gumam Ataya.

📱- ✉️ - 📲

Malam harinya pukul 22.00 Ataya tak bisa tidur karena merasa gelisah.

"Ah ... kenapa jadi kepikiran, si?!" dumelnya.

Dirinya masih merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, tapi tak tau itu apa.

Dengan cepat Ataya langsung menggambil handphonenya dan membuka aplikasi Pena Plop. Di sana ia melihat nama Canavaro yang terakhir kali berkomunikasi dengan dirinya.

Varo ... (Ataya)

Ouy (Canavaro)

Ataya masih ragu haruskah ia curhat kepada seseorang yang belum ia kenal dengan jelas.

Mau nanya dong (Ataya)

Nanya apa? (Canavaro)

Gak usah deh, gak penting juga. Batin Ataya yang masih merasa tidak yakin. 

Apa ya? (Ataya)

Bingung mau nanya apa 😂 (Ataya)

Lah, kok bisa begitu? 😂😂 (Canavaro)

Gak jadi deh 😅 (Ataya)

Haha dasar aneh 😂 (Canavaro)

Percakapan tidak berhenti sampai di situ, Ataya masih mencari topik agar ia bisa mengalihkan kebimbangannya. Sampai akhirnya ia lupa waktu.

Hanya ada satu kalimat yang tersirat dipikiran Ataya, yaitu. "Lo lagi apa?" lalu iapun mengirimkan pesan tersebut pada Canavaro.

Mereka terus saja membicarakan hal-hal yang tak jelas, dari membahas permasalah jomblo, sampai akhirnya Varo meminta Ataya untuk tidur dan dia juga memperingati Ataya tentang bahayanya begadang.

Jangan kebanyakan begadang (Canavaro)

Sayang, nanti cepet tua lagi 🤭 (Canavaro)

Ataya yang memang sudah mulai ngantuk, namun candaan Canavaro justru membuat matanya terbuka kembali.

Ini orang bener-bener gak jelas. Ataya merasa Canavaro adalah orang yang humoris.

Ataya terus saja tertawa tanpa suara agar tak terdengar keluar.

Mereka masih melanjutkan chattan mereka, sampai akhirnya Canavaro menekankan kembali kalau ia tidak boleh begadang.

Yang jelas begadang itu gak boleh. Gada, (Canavaro)

Ataya sempat membalas bahwa ia berharap kalau hari ini takkan berakhir karena ia malas beraktivitas di hari senin.

Tapi Varo menyemangatinya, sampai akhirnya Pesan berakhir dengan ucapan selamat malam dari Varo.

TBC ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top