Chapter 02

Sepulang sekolah seperti biasa, Ataya tak langsung pulang ke rumah. Dirinya dan Ghina pergi ke Cafe Garden yang letaknya tak jauh dari sekolah. Hari ini adalah jadwal Ghina mentraktir Ataya.

"Gin, biasa ya, gua pesen dua porsi," ucap Ataya sambil menunjuk menu andalannya.

"Ish ... dasar sapi liar," dumel Ghina.

Setiap akhir bulan, Ghina selalu saja dapat jatah uang jajan dari ketiga kakaknya yang baru saja gajian. Setiap uang yang diberikan oleh kakaknya memiliki kegunaannya masing-masing. Uang dari kakak pertama dan kedua akan ia gabungkan untuk membeli make-up, baju dan keperluan lainnya, termasuk cemilan sehari-hari. Dan uang dari kakaknya yang ketiga, sudah ia khususkan untuk mentraktir mahluk Tuhan paling merepotkan bernama Ataya.  

"Mbak ... steak sapinya tiga porsi ya. Kentang goreng yang big box satu, teh lemonnya satu, milkshake stroberinya satu, sama air meneralnya dua," pesan Ghina. 

Pelayan tersebut segera menuliskan semua makanan dan minuman yang tadi Ghina sebutkan satu persatu. "Untuk Steaknya tiga, langsung saja dimakan di sini, atau ada yang dibungkus, nona? tanya pelayan tersebut memastikan kembali pesanan Ghina. Dirinya sedikit merasa ragu karena yang ia lihat hanya ada dua orang di meja Ghina.

"Iya, tiga-tiganya makan di sini," balas Ghina. 

Pelayan langsung menulisnya. "Baiklah kalau begitu, apa ada yang bisa saya bantu lagi?" tanyanya.

"Gak, makasih."

Ataya merasa sangat merdeka sekali hari ini, akhirnya ia bisa menikmati makanan luar dengan gratis lagi. 

"Gin ... di sini ada wifi, gak? gua butuh nih," bisik Ataya agar harga dirinya tidak ternoda.

"Gak tau, kalau mau lo tanya aja sendiri," ucap Ghina.

Bukan itu jawaban yang Ataya harapkan dari Ghina, andai saja kuotanya masih adapun, ia takkan pernah mempertaruhkan harga dirinya hanya demi mendapatkan wifi gratis. 

Ini semua gara-gara youtube!  (Ataya)

"Gin ... beliin gua kuota ya ..." rengek Ataya manja.

"Yaampun! lo kuota setiap bulan lima puluh gb, masih juga kurang?!" balas Ghina merasa geregetan dengan sahabatnya yang satu itu. 

"Iya gua suka lupa matiin pembaruan aplikasi, sama itu youtube ... susahlah dijelasinnya! gua juga gak tau kenapa kuota gua bisa kesedot banyak begitu," jelas Ataya mengeles.

Apalah Daya, Ataya sendiri selalu merasa kesal denga kuotanya yang tiba-tiba saja habis sebelum jangka waktu yang ditentukan. Dan sayangnya lagi, karena dompet Ataya yang semakin menipis, dirinya sudah tidak bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli kuota lagi. 

"Alah ... banyak alesan aja lo!" Walaupun kesal, tetap saja Ghina selalu tidak tega melihat sahabatnya. "Yaudah nanti gua beliin, tapi cuma yang seminggu, ya!" ucap Ghina.

Ghina memang sahabat terbaik di dunia, Ataya sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya.

"Uch ... maicih cuayang." Ataya memberikan kiss pada Ghina.

Ghina hanya bergidik geli melihat tingkah sahabatnya yang sangat kekanak-kanakan sekali. 

Tak lama makanan yang sudah mereka pesanpun datang. Tentu saja hal tersebut membuat kesenangan Ataya menjadi berlipat ganda. Kini meja yang tadinya kosong telah terisi penuh oleh semua makanan yang Ghina pesan. 

"Pelan-pelan makannya, lo sedang jalan sama gua, jangan rusak harga diri gua dengan kelakuan lo yang kaya babi rakus," ucap Ghina sebelum memulai makan. 

"Elah ... iya, iya." Ataya langsung melahap steak sapinya. "Enak banget!" ucapnya merasa senang. 

Ghina tersenyum melihat sahabatnya yang begitu lahap, walau terkadang menyebalkan, Ghina selalu saja menganggap kalau Ataya ini adalah seorang anak kecil yang harus diperhatikan setiap saatnya.

Tak banyak orang yang tau mengenai Ataya. Setiap orang yang baru pertama menggenal Ataya pasti akan merasa kesal dengan tingkahnya. Mereka tidak tau kalau ada waktu di mana Ataya  akan berubah menjadi seorang yang dewasa dan bijak. Itulah mengapa Ghina sangat sayang sekali pada sahabatnya.

🏠🏠🏠

Hari ini bunda dan ayah Ataya tidak ada di rumah karena ada urusan mendadak yang tak bisa ditunda lagi kata mereka.

Selagi tak ada siapapun di rumah. Tak peduli apapun, Ataya yang sudah merasa lelah langsung membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Rumah memanglah tempat ternyaman baginya.

"Bosen banget yaampun!" keluh Ataya.

Sekarang hanya handphonen saja yang dapat membuat suntuknya hilang. Walaupun terkadang Ataya sendiri tidak tau harus berbuat apa dengan handphone yang itu dan itu lagi. Tapi untuk kali ini berbeda, saat Ataya melihat layar handphonenya, di sana ada sebuah notifikasi dari aplikasi Pena Plop 

1 balasan ke akun Pena Plop anda

Ataya langsung membuka pesan tersebut, namun sayang karena kuota yang ia miliki sudah benar-benar habis, alhasil hanya anak panah yang berputarlah yang sekarang mengisi layar handphone Ataya.

"Ck ... yaampun kenapa, si ada aja yang buat gua kesel hari ini?!" dumel Ataya.

Tadinya Ataya pikir Ghina akan membelikannya kuota, tapi Ghina tidak sempat membelikannya kuota, karena ia tiba-tiba saja menerima sebuah kabar yang membuat ia harus pulang lebih awal. Dan mungkin saja Ghina lupa.

Sekarang dibandingkan harus bergelut dengan rasa kesalnya.  Ataya memilih untuk berlari ke dapur untuk mendapatkan sinyal wifi dari rumah tetangganya. Di rumahnya hanya ada tiga tempat di mana Ataya bisa mendapatkan sinyal wifi, yaitu kamar orang tuanya, dapur dan juga kamar mandi.

Ataya sangat bersyukur sekali, karena anak tetangganya yang masih kecil itu sempat mengucapkan kata sandi wifi rumahnya yang sampai sekarang  bisa Ataya gunakan secara diam-diam.

Setelah di dapur, mau tak mau Ataya harus duduk di kolong meja makan, karena hanya di titik itulah ia bisa mendapatkan sinyal wifi, atau paling tidak ia harus pergi ke dekat westafel untuk mendapatkan sinyal tersebut.

Setelah Wifi tersambung, Ataya membuka kembali pesan yang masuk lewat fitur chat dari aplikasi Pena Plop.

Bion mengirim balasan dari surat yang anda kirimkan

Buka
Abaikan

Ataya langsung mengklik buka karena penasaran

Hallo 🙈🙉🙊 (Bion)

Ataya bergegas melihat profil orang tersebut, saat melihatnya Ataya sedikit kecewa, karena orang tersebut ternyata adalah seorang laki-laki anak SMP dengan gaya alay yang menutupi setengah wajahnya.

"Ah udah abain ajalah," gumam Ataya.

Setelah itu Ataya menulis surat untuk dikirimkan lagi.

Tulis surat baru anda :

Hallo ini Ataya, salam kenal hehe 😆 

Jika berkenan mari kita berkenalan dan menjadi teman 😉 (Ataya)

Ataya langsung mengirim surat tersebut. Disisi lain ada beberapa surat yang masuk ke kotak post Ataya.

3 surat baru terkirim untuk anda

Surat dari Barbie
Surat dari Jian
Surat dari Lala

Ataya membaca satu persatu surat tersebut.

Ini barbie, sudah lama tidak menggunakan aplikasi ini 😅 (Barbie)

Siang ini bosan sekali, apa yang biasa kamu lakukan saat bosan melanda? 🤔 (Jian)

"Kayanya dia pengguna lama, gaya bahasanya beda," gumam Ataya.

Putus cinta ... Apa kalian pernah merasakannya? oh tolong hiburlah aku teman ... 😖 (Lala)

Karena mereka semua perempuan, Ataya langsung membalas mereka satu persatu, itung-itung untuk menambah teman.

Sebelum itu Ataya menambahkan nama mereka ke dalam list pertemanan.

Hallo barbie, aku Ataya si pengguna baru 👐🏻 (Ataya) to (Barbie)

Yang biasa aku lakukan adalah ... menonton anime atau mendengar musik sambil makan, makanan ringan 😏 (Ataya) to (Jian)

Tidak baik jika kamu stres hanya karena putus cinta, jadi mari kita bersenang-senang, akan aku beritau beberapa lagu yang bagus untuk kamu dengar (Ataya) to (Lala)

"Putus cinta, boro ngerasa! ... pacaran aja belum pernah," dumel Ataya.

Saat mau memeriksa fitur lain, tiba-tiba saja sinyal wifi tersebut hilang dan suasana sunyi dalam sekejap.

"Loh kok ilang?" dumel Ataya.

Karena merasa ada yang janggal, Ataya segera memeriksa keadaan sekitar, saat melihat ke daun pintu, ternyata di sana ada secarik kertas bertuliskan himbauan kalau akan ada pemadaman bergilir.

"Ah ... nyebelin!" keluh Ataya sambil menarik kertas tersebut.

🛏🧸🛏

Rasa bosan membuat Ataya merasa kantuk, tapi otaknya masih tidak mengizinkan ia untuk beristirahat.

"Teddy, kapan listriknya nyala lagi?" tanya Ataya pada boneka Beruangnya.

Sebenarnya boneka tersebut memiliki nama Kaya, karena dia adalah boneka beruang alias ber-uang, jadilah Ataya menamakannya Kaya, tapi terkadang tetap saja Ataya memanggilnya Teddy.

Melihat boneka tersebut, seketika Ataya jadi teringat kakaknya yang sebentar lagi akan bersalin, tapi Rima tak pernah mengizinkan Ataya pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, karena Ataya memiliki phobia terhadap rumah sakit.

Sering kali Ataya bermimpi buruk setelah pulang dari rumah sakit, semua itu membuat ia selalu merasa takut akan kematian yang tragis.

TBC 📌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top