18. Dikunci
syfrat butuh 900votes, 200 comment wkwk. habis itu lanjot wkwk
selamat membacaa^^
***
"Tish, ganti baju, yuk!" Latisha yang sedang memainkan ponselnya mendongak untuk melihat Ara yang berteriak dari depan kelas. Dia mengangguk kemudian mengambil seragam batiknya yang dilipat rapi.
Langkah keduanya membawa mereka ke kamar mandi. Latisha mencuci mukanya terlebih dahulu yang terasa kotor setelah berolahraga. Dia mengeringkan wajahnya yang basah dengan handuk kecil miliknya. Dari pantulan cermin di depannya, dia melihat Ara yang telah rapi mengenakan seragam batiknya.
"Tish, gue balik duluan, ya! Mau lanjutin ngerjain PR." Ara berlalu meninggalkan Latisha sendirian.
Tak ingin berlama-lama, Latisha lekas masuk ke salah satu bilik yang pintunya terbuka. Dia menggantungkan seragam batiknya ke gantungan yang melekat di balik pintu. Ketika hendak menanggalkan seragam olahraganya, suara deritan pintu menginterupsi gerakannya.
"Ara?" Latisha memanggil, tetapi tak ada suara yang membalasnya. Tak mau ambil pusing, Latisha melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.
Suara air yang mengalir mengisi keheningan kamar mandi itu. Latisha baru saja selesai mengganti seragamnya. Pakaian olahraganya yang telah dilipat rapi berada di pelukannya.
Gadis beriris mata cokelat gelap itu membuka pintu yang sebelumnya dia kunci. Namun, ketika hendak membukanya, pintu itu tak kunjung juga terbuka. Latisha mendorong keras pintu itu. Sayangnya, usahanya berakhir dengan sia-sia.
Yang dia ketahui sekarang, seseorang mengunci dirinya dari luar. Latisha melihat ke atas pintu kamar mandi yang tak tertutup. Namun, air datang dari arah situ, mengakibatkan gadis itu basah kuyup.
Latisha berteriak, terkejut dengan apa yang terjadi. Dia mengetuk-ngetuk keras pintunya, berharap dibukakan pintu. Hanya suara ember yang dibuang begitu saja terdengar olehnya. Suara deritan pintu yang terbuka lalu kembali tertutup memutuskan harapannya untuk dibukakan pintunya.
Tanpa sadar, Latisha menangis dengan dirinya sendiri. Seragamnya telah basah, begitu pula dengan pakaian olahraga yang berada di pelukannya.
Lagi-lagi suara pintu yang terbuka membangkitkan harapan Latisha. Gadis itu segera berteriak meminta tolong.
"Ada orang di sana?" Suara yang sudah tak asing lagi baginya membuat Latisha tersenyum senang.
"Pak Ade! Tolong saya. Ini saya, Latisha!"
Pintu terbuka, menampilkan Pak Ade yang terkejut melihat kondisi gadis di hadapannya.
"Makasih, Pak! Makasi banyak." Latisha pamit kepada Pak Ade, secepat mungkin sebelum dia diinterogasi berbagai pertanyaan.
Latisha berlari ke luar kamar mandi. Namun, tanpa sengaja, dia menabrak seseorang. Latisha membulatkan kedua matanya ketika melihat siapa sosok yang dia tabrak.
"Maaf, Rel. Maaf, gue buru-buru," ucap Latisha merasa bersalah. Ketika dia ingin berlari ke kelasnya, Farrel mencengkeram erat pergelangan tangan Latisha sehingga menghentikan gerakan gadis itu. Latisha menatap Farrel bingung.
Tidak peduli dengan tatapan Latisha, Farrel menarik Latisha untuk mengikutinya. Cowok berdarah dingin itu membawa Latisha ke ruang musik.
Saat sampai di ruang kedap suara itu, Farrel mengamati tubuh Latisha yang basah. Seragam batiknya membuat bentuk lekuk tubuh Latisha terlihat dengan jelas.
"Tunggu di sini." Farrel pergi tanpa sepatah kata lagi, meninggalkan Latisha yang entah kenapa mematuhi cowok berparas rupawan itu.
***
next? Nanti ya wkwk syfrat butuh 200 comment nih:(
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top