Bab 5

🥀🥀🥀

Lyra sudah siap dengan pakaian seragamnya pagi-pagi buta. Gila gak tuh? Di usianya yang ke 34 tahun, Lyra malah harus pergi ke sekolah lagi. Padahal jika diingat-ingat, ijazah di apartemennya sudah menumpuk dengan berbagai medali berbagai penghargaan hasil kerja kerasnya selama ini. Dan sekarang harus balik lagi ke masa-masa itu? Lyra tak pernah memikirkan ini sebelumnya.

Ah tapi, misinya kali ini berbeda. Tak lagi sukses seperti sebelumnya, namun Lyra hanya ingin menebar pesona pada Ethan. Harusnya sih gak sulit kan? Dari pertemuan terakhir saja, Ethan terlihat normal-normal saja. Hubungan khas teman masa kecil. Kayaknya bakal mudah. Pikir Lyra.

"Ekhm.."

Eh ayam!

Brrrrr..

Yang datang malah si kunyuk Julian kan? Setelah di tonjok kemarin, mungkinkah dia bakal balas dendam? Lyra sedikit mundur dan waspada. Juan dan Julian sama aja kan? Mereka sama-sama gila.

"Bareng gue aja!" Ujarnya tiba-tiba.

"Gak!" Lyra langsung menolak tanpa pikir panjang hingga membuat Julian tercengang bukan main. Ini pertama kalinya. Benar-benar yang pertama. Lyra tak pernah menolaknya seperti ini. Biasanya dia justru yang selalu mengejarnya selama ini. Gak salah denger kan?

"Yakin?" Julian ingin memastikan lagi.

"Ya! Aku bisa sendiri Mas.. Makasih.." Lyra bahkan memberikan senyuman terbaik tapi entah mengapa Julian merasa sedang dihindari bahkan diremehkan.

Ow my Gosh.. Lyra benar-benar menolak? Julian tertegun tanpa bisa berkata-kata.

"Ra! Aura!" Suara lembut namun terkesan terkesan kesal itu tiba-tiba terdengar.

Lyra menoleh dan melihat Ethan ternyata memanggilnya di belakang sana.

"Ya Mas?" Sahut Lyra yang langsung menghampiri Ethan seolah kabur dari Julian.

"Lu yakin mau deket-deket sama Julian kayak gitu di sini?" Ethan langsung sedikit berisik ketika menarik Lyra lebih dekat dengannya.

Huaaa.. Ethan sangat wangi. Dan setelan seragam itu sangat cocok untuknya. Lyra malah salting sendiri tanpa menjawab omelan Ethan tadi.

Brukkk..

Ethan tiba-tiba melempar tas miliknya dengan kasar pada Lyra dengan wajah masam.

"Bawa!" Ujarnya ketus yang lalu masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang sudah siap menunggu tak jauh dari sana. Meski membuntuti Ethan, Lyra masih mencuri-curi pandang pada Julian yang masih saja berdiri di sana dengan tatapan tajam. Merinding lihatnya. Juan tak pernah sedingin itu padanya di dunia nyata. Lyra benar-benar tak kuasa jika harus menoleh lagi.

Lyra malah ikut duduk di belakang bersama Ethan. Alhasil, tentu saja dia di usir dan disuruh duduk di depan bersama supir. Mulai tantrum kayaknya dia. Kurang ajar. Gerutu Lyra dalam hati setelah mendapat perlakuan ngeselin dari si Ethan.

Bahkan ketika mobil itu melaju, Lyra kembali melihat Julian yang berdiri mematung di sana. Mengerikan. Lyra berusaha untuk tidak beradu pandang dengannya. Dan tanpa dia sadari, Ethan memperhatikan setiap gerik itu dan membuat wajahnya kian ditekuk. Entah mengapa Ethan tak suka melihat Lyra seperti itu.

🥀🥀🥀

Sampai di sekolah, Ethan dan Lyra turun bersamaan. Tak ada yang bisa Lyra lakukan selain membuntuti Ethan karena memang ini kali pertama dia masuk sekolah. Dan gilanya, sekolah itu juga mirip istana dong. Kayak kampus yang kaya akan fasilitas. Sepertinya ada juga yang tinggal di sana. Mirip-mirip kayak boarding school gitu lah. Lyra berasa tertampar. Se-elite-elitenya sekolah dia dulu, jika dibandingkan sekolahan ini, gak nyampe seperempatnya. Bener-bener sekolah khusus bangsawan kayaknya.

Brukkk

Lyra sibuk mengagumi ke-agungan bangunan sekolah itu karena memang ini kali pertama ia datang. Namun saking sibuknya, dia tak sadar Ethan berhenti di depan.

"Maaf.." Lyra meminta maaf namun Ethan hanya menatapnya tajam tanpa berkata-kata kemudian mengalihkan pandangan pada seorang gadis yang kini tengah berdiri di samping koridor.

Ah.. Itu Leony? Cewek yang Ethan suka kah? Tebak Lyra. Pantas saja. Dia benar-benar cantik. Kayak boneka Barbie yang baru keluar dari kardus. Mulus abis. Lyra memandangi Leony dari ujung kepala hingga kaki.

"Kenapa lu?!" Tak terima di pandangi seperti itu, Leony malah menyalak pada Lyra.

"Kenapa apa?" Lyra heran kenapa harus se-marah itu? Lagi pula dia tidak terlalu lama memandanginya kan? Baru di tatap begitu doang udah ketar ketir. Dia kenapa sih? Gumam Lyra yang mulai tak suka dengan tingkah Leony.

"Mata lu gue colok juga yah!" Tunjuk Leony mengancam.

"Dih.." Lyra tak ingin peduli lagi. Dia pun enggan menanggapi ocehan Leony.

"Nyebelin banget si lu!" Namun niat hati enggan memperpanjang, Leony malah mendekat kemudian menjambak rambut Lyra dengan kasar hingga dia terjatuh.

What?!

Lyra menatap tajam ke arah Leony lalu bergegas bangkit dan membalas jambakan yang sama pada rambut indah Leony.

Semua orang tercengang melihatnya. Sebelum ini, Lyra tak berani bahkan bertatap muka saja Lyra biasanya menghindar. Tapi sekarang, lihatlah. Lyra membalas berkali lipat dan membuat Ethan berusaha memisahkan mereka dengan ekstra tenaga.

"Udah! Kalian kenapa sih?!" Ethan menengahi.

"Dia yang mulai Mas! Liat kan tadi?"

"Ya lu lihat gue dari atas kepala sampai kaki apa maksudnya? Ngeremehin gua lu? Hahz?!" Leony tentu tak mau kalah.

"Gue kagum doang salah? Hahz?!" Lyra juga enggan mengaku salah dan membalas teriakan Leony dengan suara yang setimpal.

"Ya liatnya gak usah begitu! Kayak dendam itu namanya!" Leony kembali membalas.

"Yee pikiran lu aja yang selalu negatif thinking! Emang kalau orang setres kagak mungkin bisa mikir yang bagus-bagus sama orang lain! Bawaannya ngeres mulu otak lu!"

"Lu berani ya Lu.." Leony tak terima di katai seperti itu. Sekilas Ethan malah ikut terkekeh mendengar ucapan Lyra tadi. Namun segera ia urungkan sebab Leony kembali maju. "Lu cuma pembantu Ethan aja belagu lu.." Leony mulai menyerang kekurangan Lyra.

"Udah udah.." Ethan kembali menengahi.

"Mas! Lu bisa-bisanya suka sama cewek kayak beginian. Dih.. Busuk lu..!" Lyra lagi-lagi membuat semua orang tercengang. Apalagi dia langsung pergi begitu saja seolah enggan berlama-lama.

"Woaah.. Dia gila.." Leony benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat kala itu. Tak biasanya Lyra si pendiam tiba-tiba bar-bar kayak begitu. "Kenapa sih dia?"

Ethan pun tak tau dan hanya bisa menggedikkan bahu. Sejak kembali dari sungai Yui itu, dan mengaku jika dia menyukai Julian setelah tenggelam dan hampir hanyut terbawa arus, dari situlah Ethan merasa Lyra sudah berubah.

🌺🌺🌺

Oke. Tenang. Pikirkan rencana apa yang bisa menarik perhatian Ethan. Kalau dengan cara marah-marah kayak tadi yang ada malah bikin dia ilfeel kan? Kenapa juga cewek itu sensi banget si? Lagi mens kali dia.

Baru saja menemukan tempat duduk yang nyaman, tak lama kemudian Ethan datang. Wajahnya lagi-lagi ditekuk gak tau kenapa. Dan ayolah! Mau di tekuk seperti apapun, Ethan itu gak kayak Julian. Dia tetep kayak cowok-cowok soft dan kalau marah pun gak kasar-kasar amat. Bikin merinding tapi bukan karena takut. Lebih ke terpana, terpesona, ternganga, yah.. Macam itulah. Apalagi makin sini rasanya dia ala-ala cowok soft spoken yang mau marah kayak apapun kedengerannya malah bikin meleleh aja.

Dan tapi, Lyra kira dia akan mendatanginya tadi. Tapi ternyata tidak. Dibelakang Ethan ternyata ada Leony. Dan mereka duduk bersama. Ieeww. Lumayan bikin hati Lyra tergelitik aneh.  Ah.. nyebelin.

Bruukkkk..

Astaga Gustii..

Seseorang tanpa Lyra sadari datang ke kelas dan langsung melempar sebuah tas tepat di bangku Lyra.

Deg!

Itu Julian. Dengan tatapan menakutkan lagi. Agh.. Lyra benar-benar enggan bertemu dengannya. Dia bahkan mendekat sekarang. Sepertinya berniat duduk di dekat Lyra. Ethan sempat melihat sekilas namun kali ini enggan ikut campur sebab ada Leony. Dia tak bisa berbuat apa-apa dan gak etis juga kalau langsung bereaksi karena gak ada alasan juga.

"Heh!" Julian mencolek tangan Lyra sesaat setelah dia duduk di sampingnya. "Gue baru inget waktu lu nyamperin gue di belakang dapur terus lu bilang 'kalau nyokap gue nyariin gimana?' Btw nyokap yang mana?" Pertanyaan Julian biasa sebenarnya. Tapi entah mengapa Lyra merasa itu sebuah ancaman. Dia tak pernah tenang sejak bertemu dengan Julian yang ini. Apalagi seringai aneh itu kembali ia lihat di sela-sela ucapannya.

"Mm.. Ahz.. Gak Mas.. Kemarin aku cuma asal ngomong doang.." Lyra berusaha untuk tidak panik namun jadinya malah makin kentara.

"Ethan apain lu di sungai Yui?" Lagi. Pertanyaan Julian kembali terasa sebagai ancaman. Dari raut Julian, gesturnya, nada bicaranya, semua benar-benar terdengar bagai tuduhan yang bisa membuatnya terancam. Lalu kenapa si kupu-kupu biru malah menyukai ini?

"Hm?" Apa yang kira-kira bisa menyelamatkannya kali ini? Atau jujur saja pada Julian? "Gak di apa-apain Mas.."

Julian terlihat menghela napas berat. Perlahan tangannya merayap berusaha meraih tangan Lyra dan langsung di tepis kasar tentu saja. Namun perlakuan Lyra itu kembali membuat Julian menyeringai aneh.

"Lu bener-bener bukan Lyra." Ungkapnya. Lyra tertegun. Ingin jadi diri sendiri dan bersikap sesuai kehendak sebenarnya. Tapi batin Lyra berkata, ini hanya sebentar. Lyra hanya harus memperbaiki keadaan disini tanpa merubah orang lain menjadi dirinya. Bukankah Lyra yang asli nanti akan kembali menggantikannya lagi? Jika sekarang dia mengaku bahwa dia memang orang lain, berusia 34 tahun dan menjalani hidup sesukanya di sini, Lyra khawatir itu justru akan membuatnya semakin terjebak.

"Terus kalau bukan Lyra, aku siapa Mas? Bukannya Mas udah lihat tanda lahir di badan aku?" Ujar Lyra dan sekilas pernyataan itu membuat Ethan kembali menoleh.

Sreeettt..
Brukkk

Ethan tiba-tiba menggebrak meja mereka. Wajahnya sudah memerah. Kemungkinan sejak tadi sudah menahan amarah. Julian yang melihat reaksi Ethan malah kian tersenyum lebar.

"What? You wanna hit me?" Julian malah terdengar menantang. "You're such a fake!"

Ethan enggan menanggapi meski mendengar ucapan Julian sepertinya membuat emosinya semakin memuncak. Dia malah menarik tangan Lyra hendak membawanya pergi. Namun tentu saja Julian menahan.

Tak ada yang Julian ungkapkan lagi selain sebuah isyarat seolah menunjuk kedatangan seorang guru. Julian terlihat puas. Apalagi melihat Ethan melepas kasar tangan Lyra dan nampak kesal.

Ada apa sebenarnya ini? Lyra bahkan sempat melihat Leony membuang muka dengan tatapan kesal juga namun tidak berkata apapun. Bukankah seharusnya mempertanyakan sikap Ethan barusan?

Hei! Lyra kembali menyimpulkan jika Ethan sebenarnya menyukai si kupu-kupu biru. Bukankah sudah sangat jelas? Dan kenapa dia gak bisa melihatnya? Apa karena memang terlalu bodoh?

Dia harus tanya langsung! Ethan dan Lyra sepertinya punya hubungan yang lebih dari sekedar majikan dan pelayan.

🥀🥀🥀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top