Papan Skor

Siapa yang tidak tahu ajang bergengsi pertandingan sepak bola semua kalangan menyukainya tanpa terkecuali, para seporter rela mengumpulkan dana hanya untuk membeli jersey dan tiket agar bisa mendukung klub yang mereka agung-agungkan. Setiap musim, pertandingan akan digelar antar klub antusiasme masyarakat pada pertandingan sepak bola sangat tinggi, mereka haus akan prestasi meskipun fesimisme tetap saja menghantuinya tapi bagi mereka tidak ada yang tidak mungkin selagi berani berusaha dan terus mencobanya. Perhelatan yang digelar setiap musim sekali seketika menjadi bom waktu yang meledak karena adanya tangan-tangan jahil yang bermain di dalamnya, masyarakat kecewa, sedih dan hampir sudah tidak percaya lagi dengan ajang bergengsi di lapangan hijau.

Kejadian beberapa tahun silam membuat seluruh pecinta bola hampir sudah tidak percaya lagi adanya pertandingan sepak bola antar klub di dalam negeri atau pun antar negara. Kejadian itu membuat persepakan bola di Negara Republik Konoha hampir vakum selama beberapa pekan karena adanya pengaturan skor. Banyak kejadian-kejadian aneh ketika pertandingan di lapangan hijau itu sudah ada yang mengaturnya, contohnya saja wasit dipertandingan yang mengatur jalannya permainan berlaku tidak adil dan cenderung memihak pada salah satu tim lawan. Seharusnya sebagai hakim yang mengatur jalannya pertandingan yang sudah diberi amanat untuk memimpin pertandingan memegang teguh pendiriannya untuk tidak berbuat curang, namun manusia tetaplah manusia jika memang ada kesempatan dan menghasilkan pundi-pundi rupiah mereka tidak akan menyia-nyiakannya. 

“Bagaimana, apakah kau setuju? Jika pertandingan ini sesuai dengan rencana kau akan mendapatkan 30 juta.”

“Oke, aku setuju.”

Mihir adalah seorang wasit yang akan memimpin pertandingan di dalam liga Negara Republik Konoha, dia tidak berpikir lagi untuk menyetujui kecurangan yang akan ia lakukan demi untuk mendapatkan uang, pada hal gaji seorang wasit tidaklah sedikit tapi kembali lagi kepada kodratnya sebagai manusia yang mempunyai nafsu tinggi. 

“Apa aku bisa melakukannya? Bagaimana jika federasi tahu aku melakukan kecurangan pada pertandingan?”

Ada sedikit rasa takut yang dirasakan Mihir ketika pertandingan akan segera dilaksanakan, sehari menjelang pertandingan Mihir serta teman yang mengajaknya untuk berkonspirasi pada pertandingan memintanya untuk bertemu dan membuat strategi dalam pertandingan agar rencananya berjalan dengan lancar.

“Di klub yang akan kalah dalam pertandingan ada lima pemain yang sudah aku beritahu, mereka akan membantumu menjalankan rencana yang sudah kita susun.”

Mihir hanya mengangguk paham atas instruksi yang diberikan kepadanya, untuk pertama kalinya Mihir melakukan kecurangan ketika memipin pertandingan di lapangan hijau, ia masih tidak percaya dengan adanya pengaturan skor pada pertandingan yang sangat bergengsi itu. Jika bukan dirinya yang mengatur skor pada papan skor mungkin ia tidak akan percaya begitu saja tapi kali ini ia sendiri yang mengatur skor pada pertandingan. Rasanya begitu miris ketika suara seporter menggema di stadion menyanyikan lagu untuk mendukung klub yang mereka banggakan, apa lagi sering adanya korban jiwa ketika para seporter itu beradu jotos demi membela klub sepak bola yang mereka idolakan. 

Mihir dan ke lima pemain yang sudah berkomplot ternyata telah berhasil menjalankan rencananya pundi-pundi uang yang sudah dijanjikan masuk ke dalam rekeningnya, sekali berhasil membuat Mihir ketagihan untuk melakukannya lagi ketika temannya kembali menghubunginya untuk menjalankan misinya ia lantas menyetujinya kembali. Orang yang menawarinya untuk bekerja sama melakukan kecurangan dalam pertandingan bukanlah orang yang bekerja di federasi sepak bola Negara Republik Konoha, orang tersebut hanya sebagai jembatan menghubungkan para makelar-makelar bola dengan orang-orang dalam pertandingan agar rencananya sesuai dengan permintaan para mafia bola. 

“Kali ini klub yang harus dimenangkan adalah klub utara, poin yang harus klub itu dapatkan tiga poin.”  

“Apakah ada pemain yang ikut di dalamnya?”

“Untuk kali ini kau bermain sendiri tidak ada pemain yang bisa aku ajak untuk bekerja sama, managemen ke dua klub ini sangat sulit didekati jadi … kau berusaha sendiri.” 

“Berapa bayaran untuk kali ini?”

“karena kau bermain sendiri, kau akan mendapatkan 50 juta untuk pertandingan kali ini.”

“Apa semuanya aman?”

“Kau tenang saja semuanya aman seperti biasanya.”

Kesepakatan pun kembali terjalin dan Mihir sudah mendapatkan kode-kode agar rencananya berjalan mulus ketika memimpin pertandingan, Mihir cenderung lebih membela klub utara karena klub itulah yang harus ia menangkan. Para pemain dari klub lawan mengajukan protes tetapi protesnya hanya berbuah sia-sia, bagaimana pun juga keputusan wasit di dalam pertandingan mutlak dan tidak bisa diubah. Salah satu pemain dari klub lawan tidak terima atas keputusan Mihir yang seharusnya ia mendapatkan bola penalti namun Mihir tidak memberikannya, akhirmya pemain itu tersulut emosi dan mendorong Mihir hingga terjerembah pada rumput hijau, suasana di lapangan begitu gaduh, adu mulut, saling dorong mendorong sempat terjadi beberapa menit dan pada akhirnya Mihir mengeluarkan kartu saktinya yang berwarna merah terhadap pemain yang sudah memprotes keputusannya. Pemain yang sudah mendapatkan kartu merah keluar dari lapangan hijau dengan wajah merah padam menahan amarah yang sudah bergejolak di dalam batinnya. 

“Aku tidak terima atas keputusannya yang tidak adil, aku akan membuat perhitungan dengannya.”

Tidak terima atas keputusan Mihir yang memberikannya kartu merah ia tidak tinggal diam, ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya ia segera mencari tahu tentang Mihir. Pertandingan pun berjalan sesuai dengan rencananya, kembali ia menerima transferan uang ke dalam rekeningnya kali ini jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. 

Banyak keganjalan-keganjalan yang ia temukan setelah mencari tahu tentang Mihir, beberapa pertandingan yang berhubungan dengan Mihir ia teliti dan amati ternyata bukan hanya saat memimpin pertandingan klubnya, ada beberapa pertandingan yang menurutnya tidak sesuai dengan aturan permainan, sejak saat itu ia bukan hanya mencari tahu tentang Mihir tetapi juga para pemain-pemain yang sebelumnya yang dianggapnya bersekongkol dengan Mihir. 

“Mihir aku akan membuka kedokmu!”

Kembali Mihir membuat konspirasi dengan agen makelar-makelar bola untuk memenangkan salah satu klub yang sudah mempunyai nama besar, dan kali ini Mihir harus membuat klub yang sudah mempunyai famor tinggi itu kalah dalam pertandingan.  

“Kali ini bukan hanya satu atau dua orang yang bertaruh, dan tentunya bayaranmu lebih tinggi lagi dari sebelum-sebelumnya.”

“Akan sangat sulit mengalahkan klub besar yang sudah mempunyai nama ini.”

“Kau tenang saja … aku sudah mengatur semuanya, kau hanya menjalankan perintah dariku.”

“Berapa bayaran untuk pertandingan kali ini?”

“100 juta, apa kau mau?”

Mihir terdiam sejenak, angka yang sangat tinggi menurutnya selama ia menjalankan aksinya di lapangan hijau. 

“Oke.”

Ternyata bukan hanya Mihir seorang yang menjalankan aksinya di lapangan hijau, ia dibantu oleh beberapa pemain dari klub tersebut salah satunya kiper andalan klub itu, yang semakin Mihir tidak percaya ternyata pelatih klub tersebut pun ikut andil dalam pengaturan skor pada pertandingan. Seharusnya seorang pelatih membawa klubnya untuk memenangkan pertandingan, tetapi ia malah menjerumuskannya pada kekalahan karena terlena oleh rayuan rupiah yang membuat matanya seketika berbinar. Tak disangka aksinya kali ini di lapangan hijau tidak berjalan mulus pihak federasi telah mengawasinya dari sebelum pertandingan di mulai, bukannya mendapat uang 100 juta tetapi Mihir harus rela dinyatakan bersalah oleh pihak federasi dan kepolisian karena melakukan kecurangan, semua orang yang bersangkutan di dalam pertandingan itu di hukum tidak boleh ikut serta dalam pertandingan mana pun selama beberapa tahun dan dikenakan denda. 

Negara Republik Konoha mulai bangkit kembali memajukan pertandingan yang paling bergengsi itu setelah beberapa tahun kasus itu terjadi, tetapi para makelar bola tidak henti-hentinya memprovokasi untuk kembali melakukan konspirasi pengaturan skor dalam pertandingan di lapangan hijau. 

Apakah yang harus dilakukan agar membuat mereka jera? 



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top