Juri III

Halo, semua~

Terima kasih untuk kalian yang sudah berpartisipasi dalam tantangan bulanan ini, terlebih tema kali ini cukup menantang ya? :3 Awalnya, saya khawatir sih kalau event bulan Januari enggak ada yang ikutan wkwk. Nanti auto jadi rekor pertama saya sebagai juri yang enggak ngasih nilai, karena enggak ada pesertanya. Syukurlah, masih ada yag berpartisipasi.

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, thank you, hatur nuhun, arigatou gozaimasu!

//Boros amat jurig satu ini//

Cerpen-cerpen kalian luar biasa. Meramu dan mengolah teori konspirasi, menjadi sebuah cerita yang seru. Akan tetapi, mohon maaf bila ada yang tersinggung dengan komentar-komentarku. Saya masih belajar dalam hal me-review karya, dan masih banyak kekurangannya.

Baiklah, langsung aja penilaiannya.

Dark HIStory : 86

Cerpen ini pembawaannya cukup mengalir. Hanya saja penggunaan kata 'ia' terlalu banyak, bikin bosen. Lalu, beberapa kalimat sebenarnya bikin bingung, jadi saya harus bolak-balik baca. Ada beberapa kalimat yang terlihat boros, padahal masih bisa dipersingkat. Untuk alur dan transisinya juga sudah cukup baik. Sejak awal melihat nama tokohnya, saya sebenarnya udah bisa nebak sih ini teori konspirasi yang mana.

Arkadia : 83

Kalau bukan the power of readers comment, sepertinya saya tidak akan pernah bisa menebak ini teori konspirasi apa. Dari awal saya membaca, banyak sekali kalimat yang menurut saya agak rancu. Beberapa kalimat bahkan bisa dibuat lebih sederhana, dan tidak boros kata. Ditambah adanya kalimat yang bikin saya terengah-engah pas baca. Lalu, ada transisi yang menurut saya kurang rapi. Bikin kaget yang awalnya tokoh tutup pintu, kok tiba-tiba di jembatan. Mungkin untuk transisi ini, bisa pakai pembatas yang bintang tiga itu. Lalu, ada typo, kata yang bikin saya salah paham karena jadi ambigu, beberapa kata baku yang tidak sesuai KBBI. Walaupun begitu, inti dari cerpen ini bisa saya tangkap dengan jelas. Kecemburuan seorang anak ketika perhatian orang tuanya beralih ke adik.

COVID 5G : 87

Saat pertama kali baca cerita ini, saya langsung suka dengan pembawaannya yang mengalir. Sampai enggak sadar udah selesai aja. Menurutku, cerita ini sederhana, membahas konspirasi covid dan 5G, dengan tokoh peneliti yang dibayar untuk meneliti teori itu sendiri. Mungkin, untuk catatan saja ya, sepertinya kalau diksinya lebih beragam akan lebih bagus lagi.

Perjalanan Angkasa : 86

Secara keseluruhan, cerpen ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. Namun, ending-nya udah tertebak dari awal. Padahal, tadinya saya mengharapkan plot twist di akhir. Tapi, saya tahu memang sulit bikin cerpen dengan tema teori konspirasi. Setidaknya, penulis sudah berusaha untuk meracik teori konspirasi menjadi cerpen. Oh iya, saran saja, mungkin penulis bisa membuat cerpennya dengan diksi yang lebih beragam, jadi tidak hanya itu-itu saja.

The Earth : 93

Finally, I found my cup of tea! Gaya bahasanya benar-benar bikin nyaman. Saking betahnya dan terbawa suasana, saya sampai enggak sadar udah baca di bagian akhir. Ending yang sangat memuaskan, sebab akhirnya saya menemukan ada cerpen yang plot twist. Teknik penulisannya juga sudah rapi, dan menurutku, perpindahan sudut pandangnya cukup baik.

Papan Skor : 78

Sejak awal membaca kalimat pertama, saya kurang nyaman. Masih banyak yang perlu direvisi untuk cerpen ini. Terutama dalam penempatan tanda baca. Sejauh yang saya lihat, itu masih ada kalimat yang bisa dibagi jadi beberapa kalimat. Jangan taruh komanya kejauhan, pembaca jadi terengah-engah bacanya. Lalu, karena peletakan tanda bacanya yang tidak tepat, kalimatnya jadi aneh. Selain itu, jangan lupakan soal pembatas adegan. Ada bagian pergantian adegan yang sebenarnya bisa diberi pembatas. Terakhir, masih ada kata-kata yang salah penulisannya. Teori konspirasinya sudah bagus, mengambil tema mafia bola, tapi masih perlu direvisi lagi untuk bagian kepenulisannya.

Blood in Shoes : 87

Gaya bahasa cerpen ini mudah dipahami, dan penggambaran suasana yang cukup bikin saya merinding. Kemudian, akhir yang tak terduga membuat saya tercengang. Hanya saja, ada yang tak sesuai dengan KBBI, satu kata yang tertinggal, dan ada titik ganda. Oh iya, saran saja dari saya, tolong jangan terlalu sering menggunakan "ia" sebagai kata ganti dari nama tokohnya. Coba buat lebih bervariasi lagi, misalnya : Wanita berambut cokelat, wanita dengan kemeja biru, dll.

Nicole si Kadal : 84

Bahasa asing harus di-italic, di paragraf tiga setelah di kalimat em dash, sebetulnya tidak perlu lagi pakai em dash, dan diubah ke koma karena ada kata "tapi" di situ. Bisa juga em dash di sini tidak diperlukan, cukup koma, dan kata "tapi" dibuat jadi kalimat baru. Penyebutan untuk gurunya yang bernama Grisella, saya rasa tidak konsisten. Cukup pilih satu, mau dipanggil Bu Grisella atau Miss Grisella?

Lalu, saya menemukan kata "bangga" yang dijadikan dialog tag. Tolong jangan gunakan emosi sebagai dialog tag. Secara keseluruhan, cerita ini mengangkat tema orang jenius adalah alien atau manusia kadal. Tadinya, saya berharap, Mark yang disebut di catatan penulis yang dijadikan tokoh di cerpen, tapi rupanya cuman disebut selewat saja.

Teori Konspirasi : 88

Sebenarnya, cerita ini menurut saya plot twist. Kukira Vio yang hantunya, ternyata bukan. Dulu, saya pernah dengar cerita kripik pasta yang seperti ini. Hanya saja saya tidak tahu apakah Hantu Aruni ini teori konspirasi atau teori konspirasinya yang di awal cerita cuman sebatas disinggung saja, tidak dijadikan tema utama cerpen ini? Untuk gaya bahasa mudah dipahami, bikin nyaman, dan penulis berhasil membuat saya terus membaca karena penasaran.

Catatan : Masih ada beberapa kata yang typo, termasuk nama Galileo Galilei. Lalu, pas mereka membaca thread dari internet, terus ada respons tokoh-tokohnya. Menurut saya itu tidak perlu pakai tanda kurung. Bisa dibuat seperti dialog biasa di luar thread tersebut.

Genjer-Genjer : 92

Kalau boleh jujur, saya tidak tahu harus berkata apa. Cerpen ini benar-benar bagus. Pilihan kata yang beragam, dan berhasil membuat saya agar tetap mengikuti alur. Sampai penulis berhasil bikin saya pengen ngutuk si Darsono jadi kutu. Catatan dari saya, hindari meletakan 'dan' di awal kalimat.

Virgin Queen : 91

Lagi, saya dibuat speechless. Cerpen ini bagus, sesuai dengan apa yang saya harapkan. Gaya bahasa yang mudah dipahami, dan penulis berhasil membuat saya tak sadar cerpennya udah di bagian akhir. Ada catatan dari saya yaitu, ditemukan adanya typo, serta hindari meletakan "dan" di awal kalimat.

For Us : 90

Secara gaya bahasa, saya menganggapnya sederhana dan mudah dipahami. Namun, di paragraf dua saya menemukan adanya kalimat yang boros. Menurut saya masih bisa disederhanakan lagi, dan perlunya tanda koma di paragraf dua, kalimat dua, supaya enggak terengah-engah bacanya. Overall, cerpennya sudah cukup bagus, dan saya suka karena penulis rupanya tidak hanya menggunakan teori konspirasi Covid19 sebagai tema utama, tetapi berhasil menggabungkannya dengan teori konspirasi lain.

The Researcher : 88

Catatan untuk cerpen ini, paragraf tiga cerpen, ada strip pendek. Apa penulis bermaksud mau buat em dash? Kalau iya, em dash seharusnya strip panjang. Saya juga menemukannya di paragraf lain, dan lagi-lagi strip pendek, bukan em dash. Kemudian, ada beberapa yang sebenarnya tidak perlu menggunakan em dash. Masih ada beberapa kata yang bisa dibuat lebih sederhana lagi. Overall, cerpennya sudah cukup bagus, dan bahasa yang mudah dipahami.

Montaks Ipen Jan 22 : 79

Sebenarnya, saya agak kurang paham sama maksud dari ceritanya. Jadi, butuh beberapa saat untuk memahaminya. Teori konspirasi yang digunakan adalah teori jika manusia di bumi sebenarnya hidup dalam simulasi. Pilihan teori kosnpirasinya memang bagus, tapi menurut saya agak apa ya sebutannya? Kurang menyatu gitu dengan isi cerpennya. Selain itu, masih ada kesalahan penulisan imbuhan.

Harapan : 86

Saya pikir, teori konspirasi yang diangkat adalah teorinya Hope Diamond dipadukan dengan teori konspirasi putri duyung. Ternyata, Atlantis. Hah, tebakan saya meleset. Menurut saya, cerpen ini sederhana, tetapi kesalahan penulis ada di dialog tag. Dia menoleh, aku mengangguk, kembali ke rumah, dia tersenyum, dll. Kalimat-kalimat ini seharusnya diberi tanda baca titik sebelum masuk ke dialog, bukan koma. Sebab, bukan bagian dari dialog tag. Saya juga menemukan ada kalimat yang boros.

Kunci : 89

Akhirnya, dari sekian cerpen bertema teori konspirasi, ada yang menggunakan sudut pandang benda. Bagian awal membaca, saya kira bajak laut, ternyata tentang Titanic. Secara keseluruhan dari cerpen ini, harus saya akui cerpennya sederhana. Namun, tolong hindari penggunaan 'dan' di awal kalimat. Lalu, paragraf ketiga dari akhir, tidak perlu pakai koma sebelum dialog, sebab bukan bagian dari dialog tag.

Late Night Talk : 78

Maaf untuk penulis cerpen ini, tetapi kalau boleh jujur, cerpennya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Teori konspirasinya ada, tapi di sini teori konspirasi itu hanya sebatas jadi obrolan bapak-bapak. Tadinya, saya kira akan sama seperti cerpen-cerpen lain yang di mana teori konspirasinya dijadikan nyata di cerpennya. Memang, ada amanat untuk lebih percaya informasi valid ketimbang teori konspirasi. Amanatnya sudah bagus dan gaya bahasanya cukup mudah dipahami. Untuk teknik kepenulisannya sudah cukup baik.

I am Melissa Vandella : 88

Teori konspirasi Avril Lavigne yang sudah lama tidak saya dengar lagi, akhirnya diangkat jadi cerpen juga. Jujur, cerpen ini bikin terharu, agak nyesek yaa adiknya kena tipu. Saya suka suasana yang ada dibuat penulis, terasa sekali. Namun, catatan dari saya, em dash seharusnya strip panjang, bukan strip pendek. Elipsis di dialog karena bukan berada di akhir kalimat, tidak perlu pakai koma.

P.s untuk siapa pun yang menang, omedatou!

Untuk yang belum berkesempatan jadi jurig, jangan berkecil hati ya. Mohon maaf sekali lagi jika penilaian dariku dirasa menyinggung kalian. Saya hanya berharap penilaian yang diberikan bisa membuat karya kalian lebih baik lagi. Semangat berkarya~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top