02. Instagram Anggun
• • •
-Happy reading-
Sepulang sekolah sekitar jam 2 sore, udara di Jakarta terasa sangat panas, menyengat sampai ke kulit rasanya. Hal ini yang membuat Anggun memilih untuk duduk duduk terlebih dahulu di kantin bu Tanti dan menolak untuk dijemput oleh pak Anto supir pribadi Anggun.
"Semuanya jadi berapa, Bu Tanti" ucap lelaki dengan gaya sok iya di dekat Anggun. Anggun hanya meliriknya sekilas.
"Emang kang Bayu teh pesen apa yah? Perasaan belum mesen apah apah kok mau bayar" Sahut Bu Tanti atau Bayu lebih akrab memanggilnya teh Tanti karena orang sunda.
"Bukan aku loh, teh. Ini loh. Cewek yang paling cantik yang udah nyita perhatian aku dari kemarin. Dia belanjaannya jadi berapa yah!?" Ujar Bayu dengan sok gentle membuat Anggun terkejut dan langsung berdiri menatap Bayu.
"Lo siapa si? ngapain sok ngebayarin gue? lo fikir gue gak punya duit!?" Bukannya kesan gentle seperti yang Bayu harapkan, malah semburan dari cewek cantik ini yang Bayu telan.
"Eh bukan gitu bukan gitu" elak Bayu. Sedangkan wajah Anggun memerah menandakan jika ia sedang marah terhadapnya.
"Lagian ini tetehnya udah bayar kok tadi. cuma numpang neduh aja karena masi panas" Relai Teh Tanti. Sedangkan Bayu menoleh ke arah teh Tanti seolah mengatakan Yaela mampus banget ini gue anjir.
"Duduk dulu dong. Galak banget sama kakak kelas. Gue bilangin bu Eli juga nih" goda Bayu membuat Anggun makin kesal. Walaupun wajahnya memerah di mata Bayu Anggun tetap cantik. Anggun meninggalkan Bayu dengan cepat, membuat Bayu mengikuti langkah Anggun karena masih penasaran.
"Eh tungguin lah!" Kejar Bayu. Anggun masih berdecak kesal berjalan sambil misuh misuh sampai
"Aaa- Anjir!!" Iya. Anggun mengutuk dirinya yang tak pernah becus mengikat tali sepatu hingga harus terjatuh di aspal, menyebabkan kaki mulus jenjang putihnya bungsrut.
"Astagfirullah, Ukhty. Gaboleh ngomong Anjir ya anjay!" ledek Bayu membuat Anggun semakin kesal. Mau berdiri juga perih! sial! Anggun kenapa jadi sial begini sih.
"Hai boleh kenalan ga? Nama kamu dimana?" bukannya menolong Anggun, Bayu malah mengajak ngobrol sambil jongkok. Membuat gadis itu semakin kesal, apalagi cuacanya mendukung Anggun untuk meledak saat itu juga.
"Apaansih gak nyambung, goblok" ketus Anggun kasar. Bayu menggelengkan kepalanya.
"Dibilang gaboleh kasar sama kakak kelas juga"
"iya. kecuali elo. cowok yang sok mau bayarin jajan gue di kantin. lo fikir gue gapunya duit apa!?" Tegas Anggun dengan Alisnya yang bertaut membuat wajah Bayu tertawa geli.
"lucu ih. Ayo sini digendong!" Dan reflek wajah Anggun seketika berubah menjadi merah malu, bukan lagi merah marah. Bagaimana bisa cowok ini seenaknya membopong dirinya yang terjatuh setelah meledek!?
"Lepasin!" pinta Anggun memaksa. tapi sayang Bayu lebih kuat dari Anggun. "Lo mau bawa gue kemana si!" Tanyanya sambil memukul dada Bayu berharap ia akan menurunkannya.
"Ke ruangan UKS lah. emang lo mau balik jam segini? panasnya gak nahan kali" Ujar Bayu. Sebenarnya Anggun setuju dengan statement Bayu kali ini.
Sampailah Bayu di ruangan UKS dimana sekolah sudah mulai sepi. kemungkinan hanya anak OSIS atau paskibra yang masi berkeliaran di lingkungan sekolah. Ruang UKS juga sudah pasti sepi. Dan juga ruangan UKS berada di lantai dasar tidak begitu jauh dari tempat parkiran sekolah membuatnya lebih mudah untuk sampai ke ruangan UKS.
"Oke gue ulang. Hai boleh kenalan gak? nama lo dimana?" ucap Bayu mengulang pertanyaannya yang tidak jelas.
"Apaan sih? kok nama gue dimana? ngga jelas banget" ketus Anggun.
"Iya maaf maaf. Aku grogol. Nama kamu siapa?" tanya Bayu lagi dengan senyum ramah.
"Anggun"
"Gue kira lo itu pendiem dan gak pecicilan. Cantik dan Anggun. Cantik sih tapi ternyata kasar banget, tidak anggun yah ukhty" Ujar Bayu.
"Cuma sama lo aja."
"wedeh gilaaaaaak. Gue merasa special nih jadinya unchh. Uwu uwu dah"
"terserah lo deh. Dah sono ngapain sih di sini!" Usir Anggun membuat Bayu tertawa kecil.
"Gue mau nanya nih" ucap Bayu serius.
"Apa!?" jawab Anggun yang sama sekali tidak santai alias masih nyolot.
"Kamu suka minum susu dari tete kucing nggak?" Raut wajah Bayu menjadi serius, tapi ... tapi pertanyaan apa itu anjir gak jelas banget ini anak setan, Yaallah. tolong. Batin Anggun.
"Maaf aku kehabisan kata kata" Sambung Bayu membuat Anggun berdecih.
"Yagapapa daripada keabisan napas repot nanti yang ada gue" Ujar Anggun sekenanya.
"Kamu suka makan apa, nggun. Eh gaenak banget ya manggil Anggun. Honey aja deh. gimana?"
"Jijik ih. lo bukan pacar gue anjir. Jijik!" Ketusnya.
"Tapi lo jomblo kan? nah yauda ikhlas aja!. Oke lanjut jadi, kamu suka makan apa? nanti aku beliin ya Honey" Anggun merutuki dirinya seandainya saja ia bisa kabur pasti ia akan kabur dibanding harus mengobrol dengan cowok gak jelas seperti Bayu walau hanya 15 menit.
"Suka makan hati! puas lo?"
"kalo gitu tepuk tangan dong?"
"kok tepuk tangan?"
"kan ada lagunya, Kalau kau suka hati tepuk tangan. Prok prok prok!"
"dahlah gak jelas"
• • •
Adinda merebahkan tubuh mungilnya di atas ranjang. Rumahnya minimalis dan sebenarnya keluarga Adinda sangatlah berkecukupan, hingga bisa saja Adinda menyogok atau membayar bangku SMA negri favoritnya jika ia tidak lulus melalui jalur prestasi. Adinda menarik nafasnya perlahan.
Kebetulan tadi Reni dan Fadilah menceritakan tentang isi instagram milik Anggun dan hal itu terlihat menarik sehingga membuat Adinda segera mengambil ponsel dan membuka akun instagram milikknya. Isi akun instagram milik Adinda sendiri tidak seperti kebanyakan teman sekelasnya yang hits yang minimal mempunyai 2k followers. Adinda hanya punya sekitar 300+ Followers dengan satu postingan. Itu pun postingan kenangan yang tak ia hapus sejak ia masih kelas 2 SMP.
Anggun... Maharani.
Highlight milik Anggun rata rata berisikan foto boomerang dirinya sendiri, foto selfie, dan juga potret Anggun di SMP bersama dengan teman temannya. Tak lupa juga sorotan yang menampilkan story makanan makanan di restoran ternama, mewah, dan Adinda yakin akan membuat dompet haus. Feednya pun berisikan postingan Anggun berlibur bersama keluarganya sampai keluar negeri. Didekati banyak lelaki tampan yang juga ikut berpose di postingan Anggun, juga dengan wajah Anggun yang terlihat sangat cantik dan manis, membuat Adinda berfikir buruk kembali.
Mudahnya seperti ini, Pernah kalian merasa iri dengan apa yang tidak kalian milikki? Adinda punya semua yang dimilikki Anggun. Seperti supir pribadi, mobil, rumah, harta, kecerdasan, bahkan kecerdasan Adinda jauh di atas Anggun. Bahkan yang Adinda milikki, Semuanya di atas Anggun.
Hanya saja ada satu hal yang tidak sama dari Adinda dengan Anggun sehingga ia diperlakukan berbeda oleh dunia. Adinda tak secantik Anggun. Hanya itu. Hanya karena sebuah paras dunia tidak berlaku adil padanya. Kata sebagian orang, Dunia ini memang adil. Tapi nyatanya, Dunia ini hanya adil untuk orang orang cantik. Bukan untuk orang seperti Adinda.
• • •
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top