01. Maemunah

• • •

-Happy Reading-

"Namanya Anggun yah. Sama kaya orangnya ngga pecicilan dan pendiem. Tapi friendly dan enak banget buat dilihat. Pantes lo suka sama dia" Ujar Rendi. Teman sebangku Bayu. Bayu hanya merenung, Ah sial. Bisa bisanya baru sekali bertemu tapi langsung menyita isi Fikiran Bayu.

Dan hal itu membuat Bu Eli marah. Karena jelas jelas Bu Eli sedang menerangkan pelajaran Biologi di kelasnya.

"Bayu, Rendi! Kalian ini kenapa malah ngobrol saat ibu sedang menerangkan? udah pintar ya!?" Sarkas bu Eli. Sedangkan Rendi hanya menunduk dan tatapan Bayu masih kosong.

Yang ada di benaknya kini hanya Anggun, Anggun, dan Anggun. Ah, apa nggak ada hal lain selain Anggun di otak Bayu!?

"Rendi, Bayu, kalian maju kedepan! selesaikan soal Biologi essay nomor 2 dan 3" perintah bu Eli. Yah mau tidak mau Bayu harus menurutinya, kalau nggak pasti Bayu bakal kena masalah karena habis ngehajar Rizky si anak osis yang sok kebanyakan ngatur.

"Saya males sama pelajaran Biologi kalo nggak praktek" ucap Bayu setelah maju kedepan kelas. Bu Eli mengangkat sebelah alisnya.

"Loh, kan kemarin juga sudah praktik kan Bayu, tentang percobaan ingenhouz, kamu amnesia apa gimana?" Sahut bu Eli.

Bayu tertawa sedikit "Maksud saya praktikum bagaimana cara manusia berkembang biak gitu, Bu. Sesekali" seketika kelas penuh dengan sahutan tawa. Dalam hati Bayu berbisik "Apalagi dipraktekinnya sama si Anggun"

Yak, mundur. Halu terus lo, Bay!

• • •

Anggun terus, Anggun lagi, Anggun mulu. Ribet. Saking ribetnya Bayu harus sampe berdiri di koridor kelas 10 IPA hanya untuk mencari Anggun. Entah jurus apa yang Anggun keluarkan hingga ia membuat Bayu yang notabenenya jarang naksir cewek malah jadi segininya.

Bayu gak pernah kaya gini sebelumnya. Bayu memang seorang siswa yang bermasalah, kemana mana selalu punya masalah, bulak balik ruang bk, berantem, main judi, pentolan sekolah, Bayu juga bisa dibilang preman di sekolah. Bayu bukan murid baik baik, tapi seenggaknya Bayu ganteng. Dan hal itu membuat 50% perempuan di sekolahan sebenarnya tertarik sama Bayu. Tapi, sosok seperti Bayu terlalu dingin, yah walaupun harus diakui kalau Bayu manis sih.

"Heh! woy!" Sapa Bayu saat melihat perempuan pendek berkerudung segi empat dengan tas gembloknya lewat, dia adalah Adinda. Jackpot sekali karena Bayu menemukan teman sebangkunya. -Dan woi itu adalah kata sapaan biasa untuk Bayu, tapi untuk Adinda itu kasar woy-

"Eh, iyah?" Jawab Adinda takut takut. Bayu menatap iris mata Adinda dengan lekat membuat Adinda bergedik ngeri.

"Lo ... tau yang namanya Anggun? dia kelas berapa? udah pulang apa belom?" tanya Bayu dengan nada santai tapi terdengar seperti mengintimidasi bagi Adinda.

"Emm, itu, dia temen sebangku" jawab Adinda grogi. dan tidak menyangka kalau respon Bayu seketika langsung berubah, bibirnya tertarik keatas membuat sebuah lekuk senyum yang sumringah.

"Wow. Anggun udah pulang belom!?" tanya Bayu. Adinda menggeleng.

"Ngga tau" jawabnya polos. Wajah Bayu seketika berubah seperti kecewa.

"Gimana sih, kan lo itu temen sebangkunye die maemunah!" ketus Bayu. Adinda menggedikan bahunya acuh.

"Lagian nama aku, Adinda. Bukan maemunah" bukannya menjawab pertanyaan Bayu, Adinda malah sebal karena dipanggil maemunah. Lagian ya memang benar, namanya kan Adinda, bukan maemunah.

"Oke adinda. gue boleh minta nomor whatsapp lo?" pinta Bayu dengan raut wajah terpaksa sedangkan Adinda di sana terdiam karena bingung. Raut wajahnya seolah mengatakan buat apa, dan hal itu langsung bisa dimengerti oleh Bayu.

"Jangan ge er ya, Maemunah. Gue itu naksir sama temen lo yang si Anggun Anggun itu loh. Gue mau nanya tentang dia. tapi yaa ... gue malu sih kalo langsung nanya ke dia" ada jeda hingga Bayu menoleh dan menangkap iris hitam pekat milik Adinda. "Jadi ... gue mau nanya lewat lu aja oke!" Mata Bayu berbinar berharap Adinda mengiyakan permintaannya namun sayang Adinda hanya melengos dan pergi meninggalkan Bayu terdiam di sana tanpa jawabannya.

Songong nih si maemunah. Batin Bayu.

"Lo udah jelek, sombong lagi. Anjay juga lo maemunah!" ucap Bayu setengah teriak namun yang Bayu lihat Adinda tidak mendengarnya karena perempuan itu terus berjalan dan mengacuhkannya. Membuatnya turun dari koridor dan pergi menuju parkiran, tiada hasil membujuk teman Anggun, fikirnya.

Tanpa tau Adinda mendengar teriakannya. Dan Adinda hanya berdecih, sudah minta tolong, tidak tahu diri pula. Kadang hal inilah yang menjauhi Adinda dari lingkungan sosial. Bukan tidak mau berbaur. Hanya saja meminimalisir semua tindakan yang akan membuat rasa insecure-nya datang. Adinda sudah mencintai dirinya sejauh ini, jangan sampai rusak hanya karena lelaki brandal seperti Bayu mengejek wajahnya jelek.

"Seenggaknya, dia masih rela ngobrol sama lo walaupun lo jelek, Din. berarti lo gak jelek jelek amat kok" Batin Adinda. Separah itu penyakit mental yang ia hadapi. Selalu merasa dirinya sangatlah buruk rupa walau sebenarnya tidak seburuk yang Adinda bayangkan.

• • •

Anggun. Perempuan yang menyita perhatian di kantin dekat parkiran milik bu Tanti. Banyak lelaki mulai dari seumuran sampai lelaki yang merupakan kakak kelasnya mengikuti pergerakan Anggun. Dari bagaimana Anggun menguncir rambutnya, Bagaimana Anggun meminum jus dari kantin bu Tanti, Bagaimana Anggun mengikat tali sepatunya yang lepas sampai bagaimana caranya selfie untuk membuat instastory semuanya memperhatikan. Termasuk juga Rendi.

"Kasian, Bayu udah balik duluan malah gak ketemu sama cewek idamannya. Turut berduka cita" ujar Rendi sendirian. Hingga ia mendengar suara desah nafas seseorang -yang sepertinya habis berlari sampai tersenggal senggal nafasnya-.

"Eh, Elo!?" Rendi terkejut mendapati kalau di belakangnya berdiri sosok yang tadi ia dukacitakan.

"Akhirnyah-- ke--temu. Anjir!" Ucap Bayu tersengal sengal. Rendi hanya mendesah.

"Lah iyalah! lu tiap pulang sekola kalo mau nemuin gue ya tinggal kesini. Ini kan tempat nongkrong kita, Bambang!"

"Bukan lo amjeng" elak Bayu sampai muncrat membuat Rendi bergedik jijik.

"gausa muncrat dong, seledri lepek!" seketika rendi langsung mengusap usap bagian mukanya karena jijik dengan saliva Bayu yang muncrat kewajahnya.

"Lo liat kan ada Anggun, kenapa lo kaga ngasi tau gua njengg" Ucap Bayu kesal.

"Lah lo kan baru sampe sini anjing, gue aja baru liat die dimari. Noh liat si Anggun lagi mesen seblak sama minum jus! bayarin lah" ucap Rendi seketika membuat ide di benak Bayu. Benar juga. Bayarin ide bagus agar menarik perhatian Anggun. Biar first impressionnya keren gitu nraktir cewek.

"SETUJU GUE! Tumben otak lu pinter, cok. abis gadoin seledri lepek ye? duh terbaik udeh. Emang ren, lo itu adalah sohib gue terbaik dari kelas 10. Unchh uwu uwu banget lah!" Puja Bayu sedangkan Rendi hanya menanggapinya dengan ekspresi Nye nye nye.

"Iming rin. li iti idilih sihib guwi tirbiik diri kilis sipilih, Tai ledik lo, Bay!" Bayu hanya pasang ekspresi nyengir tanpa dosanya.

"Btw, Ren"

"Paan lagi, lo?" ketus Rendi.

"Yaela jan galak galak napa Rendiku" jawab Bayu dengan nada manja membuat Rendi dengan reflek mendorong  Bayu dari hadapannya.

"Jijik bangsat gue bukan homo. Jangan kebanyakan nonton anime Yaoi* napa mangkannya!" Jawab Rendi lagi membuat Bayu nyengir lagi tanpa dosa.

"Minjem duit, Ren. Gocap aja dah! Seriusan duit gue abis anjir tadi siang pas istirahat dipake beli bensin cok" ujar Bayu. Rendi yang sedang dipalak halus oleh Bayu hanya melengos dan berdecih, ujung²nya minjem duit. Mau begaya nraktir tapi duitnya minjem temen. Nggak ngerti deh dimana letak urat malunya.

"Dahlah males"

• • •

*Yaoi artinya homo. Anime yaoi biasanya adalah kartun jepang yang mengisahkan tentang kisah asmara seorang kekasih bergender sesama lelaki. alias GAY.

A/n

Gimana? Fokus di Anggunnya masih gak ketara ya? iya. Sabar :(
Aku minta kritsarnya juga ya guys aku masi nub :(

dan thanks buat yg udah mau baca sejauh ini Unch uwu uwu banget deh kalo kata Bayu.

-Ara.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top