#7
“Miranda, di mana Kathryn?!” Tanpa babibu, pemuda berkacamata itu mendobrak pintu ruangan di sebelah kamarnya kemudian berteriak keras mengalahkan suara hujan. Sampai-sampai, Mrs. Ellie yang sedang merapikan barang di loteng nyaris terkena serangan jantung.
Miranda yang masih meringkuk sambil memeluk lutut di sudut kamar mengangkat wajah. Sehingga balik membuat Louis terperanjat. “O-oi, apa yang terjadi padamu?” Dia berlari mendekati teman sekamar saudari angkatnya yang tampak kacau. Rambut acak-acakan, pakaian kusut, mata sembap dan memerah, serta kelopak mata yang menghitam, apa lagi yang membuatnya bisa terlihat lebih kacau daripada itu.
Gadis berambut pendek itu menatap Louis dengan wajah yang tampak tak berdaya. “Kate …, di-dia ….” Dengan terbata-bata, dan beberapa kali diselingi terikan napas berat, ia berusaha menyampaikan setiap rentetan kejadian dengan urut, tanpa melupakan satu detail pun.
Louis menaikkan kacamata. “Begitu rupanya. Ini gawat. Aku harus segera mencarinya,” ujarnya mantap. Langkahnya yang tampak buru-buru meninggalkan kamar itu segera terhenti saat mendengar namanya dipanggil.
“Louis, apa selama ini … Kate adalah vampir?” Miranda membenamkan wajah di antara kedua lutut yang terlipat.
Pemuda itu menggeleng pelan. “Tidak, aku sudah pernah memastikan itu. Dia benar-benar manusia normal. Mrs. Ellie ada benarnya. Itu pasti bukan Kate. Hanya saja, masalahnya ….” Raut wajahnya tampak berubah seketika. “… seorang vampir hanya bisa meniru rupa manusia yang pernah dia mangsa.”
Miranda terbelalak. “Kate ….” Gadis itu menutup mulut dengan kedua tangan. “T-tetapi … dari mana kau tahu soal itu?” ia bertanya lirih, hingga hampir tidak bisa didengar.
“Jangan dipikirkan. Kita tak punya waktu. Bagaimanapun, dia adalah adik angkatku. Maaf, aku seharusnya tidak membahas ini denganmu.” Dia segera berlari menuju kamarnya yang berada tepat di sebelah ruangan itu. Mengambil senjata serta alat komunikasi yang biasa digunakan saat berburu.
Sebelum menuju pintu depan, ia menyempatkan diri mengintip melalui pintu kamar Miranda yang terbuka. “Jika kau sempat bertanya, setiap malam aku pergi berburu. Dan kalau aku tidak pulang malam ini, sampaikan itu pada Mrs. Ellie ya.”
***
“Apa yang kau lakukan Stigeward? Kau berada di area terlarang. Aku baru saja memerintahkan semua pemburu untuk mundur, dan kamu malah nekat pergi?!” Louis mengabaikan suara pimpinan yang sibuk mengoceh melalui sambungan telepon jarak jauh, dan terus berlari ke ujung kota.
“Sudah kubilang, kan, Ketua. Aku hanya pergi menyelamatkan saudariku. Abaikan saja jadwal dan giliran berburu itu. Mau menyuruhku berlari mengitari hutan sebagai hukuman juga tidak apa-apa.” Louis mengusap air di lensa kacamata setelah melihat gelapnya langit yang ditemani hujan gerimis.
“Bukan itu masalahnya, Stigeward! Sembilan belas anggota UNIT 35 yang melakukan patroli di sekitar tempat kamu sekarang mati di tangan makhluk itu. Kami tidak ingin kehilangan pemburu terbaik sepertimu.”
Louis tersenyum miring. “Benar, aku adalah pemburu terbaik. Mereka takkan bisa mengalahkanku begitu saja. Doakan aku beruntung, Ketua.” Dengan santai ia menonaktifkan sambungan alat komunikasi.
Ini area terlarang. Kathryn pasti ada di sekitar sini, batinnya sambil menatap sekeliling. Matahari telah meninggalkan cakrawala. Maka menemukan orang dengan ciri fisik seperti perempuan itu bukan hal sulit.
Dia menyebrang jalan raya yang hanya dilewati beberapa kendaraan. Matanya awas menjelajahi setiap penjuru. Hanya ada keheningan, serta seseorang bertudung hitam yang berdiri membelakanginya. Louis terpaku cukup lama. “Kate?” bisiknya pada diri sendiri.
Orang itu menoleh hingga wajahnya berhasil terekam jelas dalam ingatan laki-laki itu. Louis tersentak, segera berlari menyusul perempuan itu. “Kate, tunggu aku!” Anehnya, ia menambah kecepatan lari saat mendengar seruan itu.
Entah datang dari mana, Louis tiba-tiba mendapat kekuatan hingga mampu menyamai kecepatannya. Ia benar-benar tak habis pikir dan terus mengejar ketika gadis itu malah berlari ke sebuah gudang kosong yang tak digunakan lagi. “Kate, ini Louis. Kenapa malah menghin-”
“Pergilah, Louis. Biarkan aku sendiri di sini,” sambar perempuan itu, kehilangan keberanian untuk menatap wajah saudara angkatnya.
Louis mengernyit. “Bagaimana aku bisa meninggalkanmu begitu saja? Mrs. Ellie bisa-bisa mengusirku kalau tahu akan hal ini,” sahutnya sambil berjalan mendekati Kathryn yang terus menutupi wajah dengan tudung.
“Jauhkan tangan kotormu dari Kathryn.” Tanpa diduga, seorang laki-laki muncul dan menepis kasar tangan pemuda berkacamata itu dengan tatapan tajam. Dia tidak melepaskan pandangan dari Louis, terlebih saat menarik pergelangan tangan Kathryn ke dalam pelukannya.
Lelaki itu mengusap puncak kepala Kathryn yang sama sekali tidak berontak dalam dekapannya. “Pemburu ini tidak melukaimu, kan?” Yang ditanya segera menggeleng. “Manusia yang menyedihkan. Pergilah kalau tidak ingin bernasib seperti keluargamu!” sentaknya.
“Kau ….” Rahang Louis seketika mengeras. “… aku masih ingat siapa dirimu.”
*
20 Juni 2021, 10:01 WITA.
Jangan lupa vote dan comment-nya ya. 😁
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top