Chapter 8
Menyebalkan! Zee terus merutuk sebal, sebab mereka tak kunjung berkurang. Sesekali ia melirik Keyna secara cepat. Dia masih mematung dengan tubuh gemetarnya. Zee berujung menggeretak geram.
"Kakak bisa bangun?" Perhatian Zee sepenuhnya pada perang melawan Vyeosick. Saat masa mengisi pelor, jas yang ia kenakan serasa ditarik. Zee menduga itu Keyna. Senyum lebar timbul di bibir Zee yang semerah bulir jeruk. "Pegangan yang erat, Kak. Kita akan masuk ke sana."
Keyna menuruti. Zee menuntun Keyna memasuki gerbang sekolah, dengan pistol bius yang ia pegang di tangan kanan sebagai senjata. Sesekali menghindar dari terkaman Vyeosick.
"Tujuan kita pertama-tama adalah gedung aula," ujar Keyna bernada lirih, menunjuk gedung yang dimaksud. "Di sana kita akan mencari barang-barang penting untuk keperluan kita."
"Mencari barang-barang penting?" tanya Zee mengernyit bingung. "Barang yang seperti apa?"
"Seperti bahan untuk peluru bius dan lainnya," jawab Keyna singkat.
"Awas!" Zee dengan sigap menarik Keyna ke dekapannya, menancapkan kapsul bius ke wajah Vyeosick. Ia bernapas lega, sedangkan Keyna lemas di pelukan Zee. "Kakak tak apa-apa?"
"Iya...." Keyna beringsut lepas dan membelakangi lelaki berusia lebih muda dengannya. "Kita harus cepat, aku sudah pulih."
Kemudian Zee dan Keyna berlari meredamkam suara sambil mendobrak kawanan Vyeosick yang mencoba memangsanya menuju tempat tujuan. Sesampainya di sana, mereka bersama-sama mengumpulkan barang-barang penting di satu tempat, bahkan Keyna mencarikan tas untuk ia dan Zee dalam membawa semua barang kutipan. Zee tertarik mengambil botol kaca yang sedikit hancur di bagian leher. Dari labelnya, Zee mengetahui kalau cairan di botol ini adalah obat bius yang bisa menidurkan orang hanya dengan menghirup aromanya.
Ini bisa dibuat molotov tidur. Ide cemerlang bekerja sama dengan perasaannya, lantas Zee mengumpulkan botol-botol cairan bius yang tersisa, kemudian berlari seraya berseru, "Kakak, bagaimana kalau kita buat molotov tidur?"
Keyna langsung menoleh, mengamati Zee yang duduk menunjukkan wajah semringah. "Kau tahu cara buat molotov tidur?"
"Aku sering bereksperimen, Kak," jawab Zee menuangkan cairan bius ke botol kaca lainnya hingga tersisa sedikit sebelum ditutup plastik dan dirapatkan menggunakan karet. "Kemarikan botol yang Kakak pungut."
Keyna lagi-lagi menuruti, menyimak kegiatan membuat molotov tidur ala Zee. "Kita bisa memanfaatkan cairan bius ini untuk membuat orang tertidur dengan cepat dalam skala yang lebih besar."
"Sepertinya gampang dibuat." Keyna mengangguk paham. "Baiklah, ayo kita buat molotov tidur itu."
Seperti dugaan Keyna, akhirnya botol kaca yang berisi cairan-cairan bius mereka masukan ke dalam masing-masing tas. Setelah siap dengan semua barang tadi, mereka menuju ruang kesenian dengan mengendap-endap sambil mencari jalan aman. Zee yang berada di belakang Keyna mengedarkan pandangan, mencari jalan untuk mereka lewati demi memperingan beban Keyna.
"Kak, hampir semua jalan dihadang oleh Vyeosick," bisik Zee pada Keyna.
"Benar juga." Keyna mengerling-ngerling sambil mendesis. "Zee, pergilah terlebih dahulu ke ruang kesenian. Mintalah beberapa relawan yang ada di sana agar kemari untuk membantu."
"Jika aku pergi, bagaimana dengan Kakak?" tanya Zee menatap gelisah.
"Tak perlu cemaskan aku." Keyna memeluk badan ceking Zee, menepuk punggung yang timbul akan tulang sebelum merogoh sebuah molotov tidur dari tas Zee. "Aku akan mengalihkan perhatian Vyeosick dan membuka jalan untukmu ke ruang kesenian."
Keyna mencengkeram molotov bius dengan erat. "Kau siap, Zee?"
Zee menahan napas, mundur selangkah dari Keyna dan menggeleng pelan. "Aku tak mau kehilangan Kakak."
"Aku baik-baik saja, Zee," kata Keyna bernada lembut. "Ingat, begitu kau sampai di ruang kesenian, kau cepat-cepat minta beberapa relawan untuk membantuku.
"B-baiklah...."
Mula-mula, Keyna mengedipkan sebelah mata supaya mudah menargeti tempat yang cocok bagi molotov tidur. Target ditemukan, ia melemparkannya dengan sekuat tenaga ke lapangan basket. Segerombolan Vyeosick datang melolong kehausan menuju sumber suara pecahan kaca. Mereka berujung ambruk bertumpuk-tumpuk membentuk gunung, mengalirkan cairan merah kehitaman dari gunung manusia yang tertidur.
"Zee, cepat pergi," perintah Keyna.
"T-tapi----" Ucapan Zee terpotong oleh jeritan melengking di belakang. Bulu kuduk mereka cepat berdiri membentuk butiran di sekujur kulit, secepat respon mereka melirik ke sumber suara. Seorang pasien Vyeosick berbadan gemuk memergoki mereka berdua, mundur dan bersembunyi di balik tembok sambil berteriak tiada henti. Geraman di sisi lain mengalihkan perhatian mereka berdua. Beberapa dari banyaknya Vyeosick berlari mirip hewan buas.
"Zee, lari sekarang!" Tanpa menunggu jawaban Zee, Keyna menarik tangan Zee dan berlari menuju ruang kesenian. Genggaman tangan Keyna tak bertahan lama seiring tenaga yang tersisa sedikit. Zee berlari terlebih dahulu menghindari Vyeosick yang terjun dari atas, sementara Keyna mengikuti dari belakang, menyusuri lorong-lorong di area kelas 7 dengan penerangan cukup redup.
Sedikit lagi, Zee sampai di ruang kesenian. Ia merogoh dua molotov tidur dari tas, lalu melemparkannya ke dua sisi Keyna. Banyak Vyeosick yang tumbang akibat bau menyengat dari cairan bius, tapi tak sedikit pula mereka tahan dari aroma. Sampai di pintu ruang kesenian pun, ia tak sempat menormalkan kembali ritme pernapasannya, menggebrak pintu dengam keras.
"Tolong, siapa saja yang ada di dalam! Tolong kami!" Pandangan Zee tak lepas dari segerombolan manusia berkulit pucat dan berotak tak waras. Ia jauh lebih gelisah begitu tidak sosok Keyna tak ada di sisinya.
"Kak Key? Kak Keyna?" Namun, tak ada suara yang menyahut.
Zee hendak kembali untuk mencari Keyna. Tetapi, sebuah tangan muncul dari balik pintu ruang kesenian, menarik tubuh Zee yang berteriak keras ke dalam ruangan kesenian. []
Keyna! Di mana kamu? Zee cemasin kamu! Ke mana Keyna? Dan siapa yang menarik Zee ke dalam ruang kesenian?
Aduuh, bantuin kami cari Keyna yuk, badders.
Catatan:
Mengenai molotov bius, kami belum sempat riset mengenai jenis obat bius. Sewaktu-waktu bab ini akan berubah pada bagian adegan Zee menemukan obat bius tersebut.
Regards,
Revina_174 & iNay_3010
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top