19
Malam itu kompresan demam masih terpasang di kening sang gadis. Netra coklat-kehitamannya menatap lurus ke arah langit.
Selimut menempel erat di tubuhnya. Membuat gadis itu mirip dengan sushi.
Suara tak ia keluarkan. Ia hanya ingin menikmati keindahan yang malam hari berikan untuknya. Jarang-jarang ia bisa melihatnya.
Biasa, ia belajar di malam hari. Mengerjakan tugas, dan tidur. Tidak mempunyai waktu untuk melihat langit.
Ada dua bintang kejora yang di kelilingi oleh bintang kecil lainnya. Dua bintang kejora itu terlihat sangat terang.
Tapi sayang, matanya tidak bisa melihatnya dengan baik. Ada sedikit bayangan disekitar kedua bintang itu.
"Ngapain hayo?" seseorang berjalan dari arah belakang (y/n). Gadis itu menoleh. Melihat wajah Shinichiro yang masih cerah. "Shin." gumam gadis itu.
Shinichiro mendudukkan dirinya tepat di sebelahnya tanpa persetujuan dari (y/n). "Bercanda kok. Jangan dibawa terlalu serius."
"Ngapain disini? Ga tidur?" tanyanya lagi. Semenjak (y/n) sakit, Shinichiro sering menempel padanya. Menjaga gadis itu agar cepat sembuh.
"Cape tidur terus." jawab (y/n) lesu. "Namanya juga orang sakit. Bagaimana sih?"
"Oh iya. Lupa." Melihat (y/n) yang begitu lemas, tawa Shinichiro meledak begitu saja. Tidak bisa ia tahan lagi. "Apanya yang lucu sih?" (y/n) agak terganggu dengan kehadiran Shinichiro yang menghidupkan malam (y/n) yang suram.
"Ahahaha—ekhem. Maaf, maaf." Pandangan (y/n) teralih ke kakinya yang menggantung. Sesekali ia mencuri pandang ke laki-laki di sampingnya.
Rasa sesak kembali timbul di hatinya. "Shin... Tentang masalahku... Apa aku boleh bercerita kepadamu?"
Shinichiro tertegun sejenak. Ia diam mendengarkan gadis di sebelahnya bercerita.
——— .
Keluarga (l/n) dikenal sebagai keluarga yang sangat harmonis. Dua anak dengan ayah ibu yang saling menyayangi. Pada awalnya.
Pada akhirnya, keluarga itu hancur akibat terlilit hutang. Sifat mereka perlahan berubah.
Ayah yang awalnya baik, kini menjadi sangat cuek. Ibu yang awalnya pengertian, kini menjadi suka marah. Kakak yang awalnya penyayang, kini entah hilang kemana. Dan (y/n) yang awalnya ceria, kini terlihat suram.
Mereka berempat berpencar, tidak lagi utuh sebagai satu kesatuan. Meskipun hutang mereka sudah lunas, mereka tetap tidak bisa bersama lagi.
Ayah ingin (y/n) menikahi laki-laki pilihannya. Ibu ingin (y/n) jadi pelacur.
Semuanya hancur berantakan bak kapal pecah.
Andai ayah tidak ditipu, mereka pasti masih menjadi satu keluarga utuh yang harmonis.
(y/n) menjadi anak yang menjauhi pergaulan. Banyak dari teman baiknya suka membicarakannya di belakang semenjak rumor ia wanita penghibur muncul.
Entah darimana. Tapi itu rumor palsu yang muncul bukan dari sumber terpercaya.
Ada seseorang yang membenci (y/n) dan menyebarkan gosip itu.
Dan sekarang gosip itu terbawa sampai ke sma. Cap sebagai wanita dan bukan gadis lagi selalu tersemat di belakang namanya. (y/n) si wanita penghibur.
Begitu kata teman satu angkatannya.
Ia pusing. Harapan satu-satunya, nenek yang ia sayangi meninggal.
Gadis itu tidak mempunyai penopang dirinya untuk bertahan lebih lama lagi dari dunia busuk ini.
Apalagi dirinya sudah pernah di ajak bertunangan secara paksa oleh pria pilihan ayahnya.
Jurou Sato. Pria berumur 40 tahunan yang bersedia membiayai semua hutang yang ayah (y/n) ciptakan.
Gadis itu di paksa bertunangan tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan ia pernah di cium paksa oleh pria pedofil itu.
Benar-benar mengerikan.
——— .
Matanya panas, berkaca-kaca. Masih menatap langit kelam dengan dua bintang kejora. Buku-buku jarinya menjadi dingin. "Hahaha, jangan terlalu dipikir—"
Sebelum gadis itu melanjutkan kalimat selanjutnya, tangan kanannya di tarik kencang. Ia kaget sampai pikirannya kosong.
Lalu, tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang hangat dan empuk di kepalanya. Telinganya mendengar detak jantung yang berdegup lebih cepat darinya.
Kepalanya di senderkan. Di usap lembut. Menimbulkan rasa nyaman bagi gadis itu. Matanya terpejam dengan air mata yang merembes keluar dari bola matanya.
a—aku sedih. Aku menderita. Aku—
Gadis itu membuka bibir peachnya. "Ak—aku mau ma—mati Shin. A—aku sudah tidak sanggup lagi akh—hiks." Suaranya tersendat pilu.
Lengan panjang Shinichiro memeluk (y/n) hati-hati. Meskipun niatnya baik, ia takut (y/n) tidak nyaman dengan perlakuannya. "Shh, jangan berbicara seperti itu."
Netra hitam Shinichiro tidak lepas dari tubuh rapuh yang gadis itu tunjukkan. Selama ini gadis itu selalu memasang wajah bahagianya. Namun, dibalik itu semua, ia memakai topeng kebohongan.
(y/n) terisak-isak kecil. Memikirkan betapa sedih kehidupan yang ia jalani. Tidak seperti keluarga pada umumnya yang penuh cinta dan kasih sayang.
kenapa ayah ibu harus berakhir dengan seperti ini? Apa sebenarnya mereka memang ingin memperdayaku sejak masih kecil? Apa aku hadir sebagai saksi akan kehancuran rumah tangga mereka?
Kenapa aku tidak bisa punya kehidupan harmonis seperti kebanyakan anak lain?
"Mulai saat ini, aku akan membantumu (y/n). Jangan khawatir. Kamu tidak lagi harus menanggung beban ini sendirian." Tangisannya kian terdengar semakin keras.
Tangan gadis itu memegang baju Shinichiro. Ia ikut memeluknya.
Terkadang, seseorang yang kuat juga mempunyai sisi kekanakan mereka juga.
"Mereka bucin banget dah." Mikey yang kebetulan lewat, melipat kedua tangannya di depan dada. Menggelengkan kepalanya.
"Ckckckck."
Lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Mau diam-diam mencuri dorayaki.
725 kata.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top