00
Dering bel istirahat bunyi sangat keras. Akhirnya, saat-saat yang paling dinantikan semua murid pun datang juga. Terutama kelas 10-3.
Guru fisika yang tengah memberikan materi terhenti akibat suara nyaring itu. Dalam hati, guru itu juga ikut bahagia.
Selain terlepas dari anak murid yang bodoh dan nakal, ia juga bisa membucin ria dengan pacarnya lewat pesan pada ponsel lipatnya. Tua-tua gitu, beliau masih lajang lho.
Kacamatanya ia naikkan sedikit. "Pelajaran hari ini cukup sampai disini saja ya. Jangan lupa kalian mengerjakan PR yang sensei berikan."
Guru itu keluar dari kelas diikuti oleh seluruh siswa-siswi di dalamnya.
Kebanyakan dari mereka ingin makan. Tapi tidak sedikit juga yang ingin ke toilet. Seperti si Sulung Sano misalnya.
Hidupnya begitu miris. Karena itu guru fisika itu masuk ke dalam kelas, ia tidak berani meminta izin ke toilet. Padahal dirinya sudah merasa di ujung tanduk.
Sekeluar dari toilet, ia berjalan kembali ke kelasnya. Rasa kantuknya lebih mendominasi mendominasi rasa laparnya. Lantas ia jadi kurang memperhatikan sekitarnya.
tempat tertua di keluarga Sano itu menguap di tengah perjalanannya. "Eh coba liat dia deh."
"Iya, aneh banget masa."
"Apa dia gila?"
"Kita telpon rumah sakit jiwa aja."
"Tatapannya kosong begitu. Kayanya jiwanya udah mau keluar tuh."
"Ga banget ga sih?"
"Ah, kamu bener."
Bisikan demi bisikan terdengar di sekitar Shinichiro. Ingin dia baikan, tapi dia penasaran juga. tidak usah di perlukan. Mungkin hanya angin lewat saja, batinnya.
"Katanya dia begitu semenjak orang tuanya meninggal."
"Ah engga juga. Orang tuanya meninggalkan 6 tahun yang lalu. Dan dia baru seperti itu."
"Diputusin pacar?"
"Bisa jadi."
Tidak tahan dengan gosipan yang semakin panas, bahkan sampai berbicara ngawur begitu, Shinichiro memutuskan untuk mendatangi salah satu perempuan disana.
Berkat rasa kantuk dan rasa penasarannya, rasa akan perempuannya hilang secara paksa. "Siapa yang kalian datang?"
Para hawa disana langsung berhenti menggosip. Perhatikan kedua perempuan yang tengah di hampiri laki-laki berambut hitam itu.
"I-itu." Salah satu perempuan itu membuka suaranya. Telunjuknya mengarah tepat ke hadapan sang Adam. "Di belakangmu." lanjut gadis itu takut.
oh di belakangku . Shinichiro sempat kaget ketika telunjuk mengarah ke Anda. Ia pikir, adalah yang menjadi bahan gosip sepanjang jalan tadi. Kasihan.
Dibelakangnya, terdapat sebuah kelas dengan pintu yang terbuka lebar. Namun masih belum bisa melihat isinya.
Kaki panjangnya meninggalkan kumpulan gadis yang tengah bergosip ria di sepanjang koridor. "Itu ..."
"Iya, kamu benar. Dialah ketuanya. Tidak salah lagi."
"Lebih baik kita mencari tempat lain daripada kena semprot guru."
"Ide bagus. Ayo,"
Shinichiro mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas 10-6. Kelas yang menjadi bahan gosipan para gadis di koridor sebelumnya. itu perempuan yang mereka maksud? Padahal ia terlihat sangat baik. Kasihan sekali sampai ia di omongi di belakangnya.
Perlahan, Shinichiro berjalan ke arahnya yang bangkunya berada di tengah-tengah kelas. gadis itu sedang melihat apa? Mengapa ia tersenyum sangat manis seperti itu?
Sebelum si laki-laki akan memanggilnya, ia memperhatikan gadis itu lebih dengan sangat lekat. Pandangannya teralih ke arah jendela.
"Oi," perempuan terjengit mendengar suara panggilan yang dapat membuat lamunannya buyar seketika. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sedikit kaget ketika melihat orang yang memanggilnya. dia memanggilku? pikirnya kaget.
Shinichiro sedikit melihat melihat jendela itu. Tidak ada manusia di bawah jendela itu. Hanya ada taman belakang sekolah yang kosong. dia sedang memperhatikan apa?
"Ada apa ya?" Tanya perempuan itu seramah mungkin. Dia agak terinspirasi oleh si laki-laki berambut hitam. Tapi ya ampun malah jadi salah fokus ke rambut laki-laki itu.
gayanya aneh Pft—ya ampun, tahan. Jangan tertawa. Tertawa itu dosa! Tahan, jangan tertawa!! Akibat menahan tawa, gadis itu berakhir dengan mengulas senyum lucu di wajah cantiknya.
Kesadaran Shinichiro langsung kembali pada dirinya. Kedua pipinya memerah malu. c-cantik sekali...
"S-sedang apa kamu disini?" Laki-laki yang sebagai ketua geng motor itu segera mempersiapkan pandangannya. Preman-preman demikian tetaplah lemah pada perempuan.
Apalagi perempuan yang tak sengaja tersenyum saat ini. Menurutnya, perempuan yang satu ini sangat imut.
lho? Dia tidak bertanya keberadaan orang yang sedang ia cari? Kenapa malah bertanya tentangku? Apa aku kenal dia sebelumnya?
Hmm, rasanya tidak pernah deh. Liat juga tidak pernah. Dia siapa? Padahal orang yang ia cari adalah gadis itu sendiri.
"...melamun?" Ia agak takut menjawab pertanyaan itu. Sebab, sering kali orang malah mencemooh dirinya akibat kebiasaannya itu.
sudah keduga jawabanku terdengar aneh. Semoga saja ia tidak menghakimiku sama seperti yang lain. gadis itu tetap mengungkapkan lurus ke arah Shinichiro.
Tidak seperti orang lain pada umumnya, laki-laki itu terlihat santai saja. Meskipun gerak-geriknya masih bergantung pada pengaruhnya saat ini.
"D-dimana temanmu? Kenapa k-kamu sendiri?" Rasa Semangatnya menjadi-jadi. Tangan di dalam sakunya sedikit gemetar.
pertanyaan macam apa itu? Mengapa saya terus menerus bertanya tentangku? Apa dia salah satu buaya disekolah ini? berbagai masalah mulai mengganggu pikiran gadis manis itu.
"puji? aku belum punya teman." Jawabnya ringan kelewat santai. Lantas ia kembali pun membocorkan gadis itu lekat. d-dia tidak punya teman?!
Eh tunggu, pasti dia sangat kesepian.
Kasihan sekali. Rasanya sangat senang jika membayangkan gadis ini tidak punya selama satu semester yang mana merupakan masa awal-awalnya SMA.
Kehidupan anak SMA yang diidamkan banyak orang malah menjadi masa-masa yang dialaminya.
Bahkan sampai menyembunyikan rasa sedihnya dengan sangat baik.
matanya meredup sedih. Sedetik kemudian, matanya bersinar kembali seperti sebelumnya. "Hmm begitu ya,"
"k-kamu sudah... Makan?" Mata gadis itu mengerjap beberapa kali. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. makan? Maksudnya nanya-nanya seperti itu, apa ya?
Kedua alisnya sedikit berkerut. "Maaf, tapi untuk apa ya pertanyaan itu?" tanyanya tentang kamu, harus mencari seseorang yang kamu tanyakan? Mengapa bertanya terus menerus?"
"Oh, apa kamu ini seorang buaya? Benar kan?!" Gadis itu mengungkapkan ketajaman Shinichiro.
Shinichiro kelabakan. Berniat baik malah dikira yang tidak-tidak. "B-bukan begitu!"
"A-aku..." Shinichiro membocorkan meja gadis itu malu. Wajahnya memerah, jantungnya berpacu sangat cepat. ya ampun, aku deg-degan sekali!
"A-aku... Aku ingin—
Mata gadis itu berkedut malas. dia ini kenapa sih? Tingkahnya sangat aneh.
Menghembuskan nafas lelah. Ia cukup terganggu dengan orang asing yang tiba-tiba datang dan bertanya banyak hal tentang dirinya.
Tidak banyak sih. Hanya karena laki-laki itu agak menarik, membuat beberapa pertanyaan yang dilontarkannya terdengar sangat banyak.
"Kalau kamu tidak ada—
"Aku ingin berkenalan denganmu." dia tegas
1045 kata.
20/2/2022.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top