Prolog

Seseorang berteriak di telingaku. Keras dan mengintimidasi. Aku lemah, tidak bisa menggerakkan seujung jari pun.

Inikah yang dinamakan pingsan? Tidak, lebih parah dari itu. Aku hampir kehilangan nyawa.

"Naikkan pergelangan tangannya di atas jantung."

"Tekan darahnya!"

"Tolong lebih cepat, Pak!"

"Adia. Kau bisa mendengarku?"

"Anak bodoh. Apa yang kamu lakukan, sih?"

"Berhenti menangis. Adia pasti selamat. Pasti."

Suara-suara makin hilang. Sekujur tubuhku mendingin. Pandangan jadi putih. Terang. Menyilaukan. Dan buatku melayang.

Selamat tinggal ...
.
.
.
Dunia.

📖

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top