Tradisi Perayaan dan Festival Musim Gugur di Korea Selatan
Bangsa Korea adalah bangsa yang begitu menjunjung tinggi warisan leluhur atau nenek moyangnya. Meski telah menjadi negara maju dan kaya, tradisi-tradisi yang sudah ada sejak masa ratusan tahun lalu masih banyak yang lestari hingga hari ini.
Beberapa warisan budaya bahkan telah dijadikan festival yang menarik dan menjadi destinasi wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke wilayah-wilayah di Korea Selatan.
Tradisi Perayaan:
- Seollal
Satu dari dua perayaan nasional di Korea yang memiliki hari libur cukup panjang adalah Seollal atau tahun baru Korea. Seperti halnya etnis Tionghoa dengan imleknya, Seollal adalah perayaan tahun baru bagi warga Korea. Harinya sama atau kadang terdapat selisih satu hari dengan imlek.
Libur untuk Seollal ini berlangsung tiga hari yaitu dari satu hari sebelum Seollal hingga satu hari setelahnya. Kebanyakan warga Korea yang merantau memanfaatkan waktu libur ini untuk pulang ke rumah. Bukan hanya untuk berlibur, tapi juga berkumpul dengan keluarga sebagai bagian dari tradisi tahun baru itu sendiri.
Sebelum tahun baru, orang-orang akan saling memberi hadiah akhir tahun pada sanak kerabatnya berupa minuman dan makanan yang enak-enak. Tradisi ini disebut sechan atau hadiah makanan.
Pada hari H atau hari Seollal, seluruh anggota keluarga (biasanya) mengenakan hanbok dan berkumpul untuk melakukan charye yaitu memberi salam kepada leluhur. Lalu mereka akan mengunjungi kakek nenek atau orang-orang yang lebih tua untuk melakukan sebae atau salam tahun baru dengan bungkukan dalam sambil mengatakan "saehae bok manhi badeuseyo" yang artinya semoga mendapat banyak keberuntungan di tahun baru. Pada kesempatan ini pula anak-anak diberi angpau yang dalam tradisi Korea disebut sebaetdon.
Makanan yang selalu tersedia pada hari Seollal adalah tteokguk atau sup kue beras. Bagi orang Korea, sekali makan tteokguk berarti menandakan umur mereka bertambah satu tahun, sesuai dengan tradisi perhitungan umur di Korea.
Pada hari itu, orang-orang juga menyampaikan harapan-harapan baiknya yang disebut deokdam. Mereka juga berwisata ke tempat-tempat yang indah, khususnya pantai, untuk menyambut matahari pertama di tahun yang baru.
- Chuseok
Perayaan tahunan nasional kedua di Korea adalah Chuseok. Sama seperti Seollal, libur menyambut Chuseok juga berlangsung selama tiga hari. Perayaan ini jatuh pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar. Jadi setiap tahun mereka merayakan chuseok di tanggal yang berbeda, tetapi waktunya kurang lebih sama, yaitu di bulan September atau Oktober.
Pada awalnya, Chuseok dikenal dengan nama hangawi, yang dalam bahasa Korea kuno berarti pertengahan agung atau hari besar di tengah musim gugur. Perayaan ini berupa pesta makan sebagai bentuk rasa syukur atau ungkapan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga disebut juga sebagai hari panen. Di dunia barat, perayaan semacam ini disebut sebagai thanksgiving day.
Di masa kini, perayaan chuseok menjadi kesempatan bagi orang Korea untuk pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan menghormati para leluhur yang sudah tiada. Makanan istimewa pada perayaan chuseok adalah songpyeon, yaitu kue yang terbuat dari tepung beras diisi kacang atau wijen. Biasanya, pada malam sebelum hari chuseok, para anggota keluarga akan duduk bersama untuk membuat songpyeong sambil memandang bulan.
- Doljanchi
Doljanchi atau dol adalah tradisi perayaan ulang tahun pertama untuk bayi. Doljanchi selalu dilaksanakan dengan meriah oleh orang tua di Korea. Mereka mengundang sanak saudara untuk berkumpul dan merayakannya bersama. Makanan yang biasanya ada pada perayaan doljanchi adalah kue beras (tteok) dan sup rumput laut (myeongguk).
Tradisi ini berlangsung sejak lama. Sejarahnya cukup menyedihkan. Jadi pada zaman dahulu, bangsa Korea hidup dalam kemiskinan. Saking miskinnya, angka kematian bayi berumur kurang dari satu tahun sangat tinggi. Maka jika ada bayi yang bisa bertahan hidup hingga satu tahun, orang Korea zaman dulu membuat perayaan sebagai bagian dari rasa syukur dan harapan agar bayi tersebut memiliki umur panjang dan kesejahteraan.
Momentum paling menarik pada doljanchi ini adalah doljabi, di mana si bayi dihadapkan pada beberapa benda agar dia memilih salah satunya. Biasanya benda-benda yang disediakan adalah kue, buku, kuas, uang, panah, juga benang. Konon benda-benda yang diletakkan tersebut dipercaya berhubungan dengan karir si bayi di masa depan. Jika si bayi memilih buku atau kuas diyakini kelak ia akan menjadi ilmuwan atau orang pintar, jika memilih kue akan menjadi pejabat, memilih uang akan menjadi orang kaya, dan sebagainya.
- Upacara 100 hari untuk bayi
Sejarah perayaan ini hampir sama dengan doljanchi yaitu kemiskinan. Alasan diadakannya perayaan atau upacara ini karena bayi yang bisa melewati seratus hari pertamanya kemungkinan besar akan bertahan hidup.
Pada perayaan ini, orang tua si bayi akan membagikan kue beras atau tteok kepada sanak saudara serta tetangga-tetangga. Sedangkan mereka yang mendapatkan kue beras tersebut biasanya memberi benang sebagai tanda panjang umur.
Sudah menjadi tradisi, jika seseorang diundang ke upacara hari ke-seratus, maka ia harus membawa hadiah. Di masa sekarang, hadiah yang diberikan pada perayaan ini lebih bervariasi lagi, seperti baju-baju yang bagus, perhiasan emas, atau perlengkapan bayi.
Festival Musim Gugur
- Festival Topeng Andong
Merupakan salah satu festival musim gugur yang paling tenar di Korea. Diadakan pada akhir september hingga awal Oktober di kota Andong. Maskdance Festival ini menampilkan berbagai macam tari topeng sebagai warisan budaya Korea.
- Festival Pajoo Boksori
Festival tahunan ini diadakan pada bulan September di Paju Book City. Sebuah kota di utara Seoul yang dibangun khusus oleh pemerintah Korea untuk menjadi rumah bagi segala sesuatu yang berhubungan dengan buku.
- Festival Jinju Namgang Yudeung
Jinju Namgang Yudeung adalah festival lentera atau lampion yang diadakan di sungai Namgang, Gyeongsangnam. Pada festival ini, berbagai bentuk lentera khas Korea bisa dijumpai. Pengunjung juga bisa membuat lentera sendiri dan mengisinya dengan kertas bertuliskan harapan sebelum menghanyutkannya ke sungai Namgang.
- Suwon Hwaseong
Festival ini menampilkan kemegahan benteng Hwaseong yang menjadi benteng terbaik di Korea pada zamannya. Pada event ini, diperagakan kembali serangkaian peristiwa bersejarah tentang benteng Hwaseong. Selain itu juga ada pawai makam Raja Jeongjo, festival lentera, dan pawai warga.
- Kimchi Gwangju
Sesuai dengan namanya, kimchi menjadi topik utama pada festival ini. Digelar pada akhir Oktober. Di sini para pengunjung bisa memperoleh pengalaman membuat kimchi, mencicipi berbagai macam kimchi, juga mengetahui jenis-jenis serta sejarah kimchi.
- Festival Kembang Api Internasional Seoul
Berada di Seoul pada awal Oktober? Jangan lewatkan festival kembang api yang diadakan di sungai Hangang ini. Sepanjang festival berlangsung, langit malam hari kota Seoul dipenuhi warna warni kembang api.
- Festival Lampion Seoul
Festival ini diadakan pada bulan November. Ratusan lentera menghiasi sepanjang sungai Cheonggyecheon di Seoul. Cahaya yang bertaburan di malam hari di atas riak air sungai memberi kesan romantis yang sayang untuk dilewatkan.
- Festival Gimje Horizon
Lahan Gimje di Jeollabuk-do merupakan lahan penghasil beras terbesar di Korea. Di sana digelar festival gimje Horizon setiap musim panen yang biasanya berlangsung pada bulan oktober.
Pada festival ini, pengunjung bisa merasakan serunya panen padi, menanak nasi, bermain layang-layang, makan makanan tradisional lokal, juga menyaksikan pertunjukan budaya.
***
Catatan:
* Ditulis berdasarkan topik riset RAWS Batch 2 nomor 16, Perayaan/Festival lokal.
* Referensi:
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Doljanchi
- https://uzone.id/-draft-5-fakta-unik-chuseok-salah-satu-hari-raya-besar-di-korea-selatanhttps://uzone.id/-draft-5-fakta-unik-chuseok-salah-satu-hari-raya-besar-di-korea-selatan
- https://www.republika.co.id/berita/koran/gen-i/16/02/26/o35fsb3-uniknya-tradisi-tahun-baru-korea
- https://www.gotravelly.com/blog/festival-paling-meriah-di-korea/
- diakses pada tanggal 28 November 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top