Chapter 7
Yuhuuu akhirnya update lagi🤗🤗🤗
Yok, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘😘🤗❤
#Playlist: Twice - Cheer Up
•
•
Unique terpaksa ikut Sagitarius belanja bulanan bersama Cloud dan Starry. Sungguh sebuah jalan-jalan keluarga yang luar biasa sekali. Unique sampai bingung apa posisinya saat ini. Berpura-pura menjadi pacar Cloud, tapi ada perempuan yang melahirkan Starry bersamanya.
"Unique?"
Unique tersadar dari lamunannya. Melihat Sagitarius yang tersenyum manis padanya. Perempuan itu berjalan di sampingnya. Sementara Cloud sudah berjalan entah ke mana bersama putrinya dengan mendorong troli.
"I-i-iya?"
"Lagi mikirin Cloud ya?" tanya Sagitarius setengah terkekeh.
"Ah, nggak," elak Unique.
"Kelihatannya begitu. Kaget ya Cloud punya anak?"
Unique ingin menjawab iya, tapi rasanya tidak sopan.
"Cloud orang yang baik kok." Sagitarius mengulas senyumnya. "Orang-orang pasti percaya kalo Cloud menghamili saya. Padahal nggak. Starry bukan anak kandungnya Cloud. Semoga setelah saya memberitahu ini, kamu nggak ragu sama Cloud," ungkapnya.
"Bukan anak kandung?" ulang Unique.
"Starry benar anak kandung saya, tapi ayahnya bukan Cloud. Saya dan Cloud satu SMA. Dia junior saya dua tahun. Kami pernah pacaran sebentar. Setelah putus, saya malah terlena sama laki-laki yang seumuran dengan saya. Karena hal itu, saya hamil Starry. Saya nggak mau ayah kandungnya Starry tau dan curhat sama Cloud. Dia bilang bersedia menjadi ayahnya Starry kalau memang saya nggak mau kasih tau ayah kandungnya," cerita Sagitarius.
"Tapi Starry tau ayah kandungnya bukan Cloud?" tanya Unique.
Sagitarius menggeleng. "Yang Starry tau, ayah kandungnya adalah Cloud. Karena sejak kecil Starry diurus sama Cloud. Ibaratnya Cloud udah seperti ayah sesungguhnya untuk Starry. Saya nggak pernah minta apa pun sama Cloud, hanya sebatas minta dia merahasiakan ayah kandungnya. Bahkan semua keluarga saya nggak tau karena saya bohong. Mereka hanya tau ada laki-laki sebaik Cloud yang bersedia mengurus Starry seperti anaknya sendiri."
Akhirnya terjawab sudah. Unique menemukan titik terang dari segala tuduhan kejamnya pada Cloud.
"Biarpun saya nggak minta apa-apa, Cloud selalu memberikan banyak hal bukan untuk Starry aja tapi juga saya. Seharusnya saya berjuang sendirian mengurus Starry, tapi karena ada Cloud yang bersedia mendampingi saya sampai saat ini makanya saya bisa bertahan. Cloud baik."
Unique akan mencoret tuduhan sebelumnya. Iya, satu saja. Sisanya tidak akan dia coret.
"Tapi saya dengar Cloud sering tinggal bersama pacar-pacarnya. Itu benar ya?"
"Soal itu saya nggak akan menjawab. Mengomentari hal seperti itu pun bukan hak saya karena Cloud punya privasi sendiri. Intinya Cloud baik."
Unique mengangguk setuju. Benar juga. Urusan tinggal bareng atau apa pun bukanlah sesuatu yang perlu dia ketahui. Cloud punya privasi sendiri.
"Uhm... ini mungkin terdengar agak lancang, tapi kenapa nggak menikah aja sama Cloud?" tanya Unique, mencoba berhati-hati.
"Menikah dengan Cloud?" Sagitarius tertawa pelan. "Kami udah menjalin persahabatan sejak putus sampai sekarang. Kami rasa menikah bukanlah pilihan yang tepat. Lagian Cloud suka tipe perempuan yang lebih dominan. Saya jelas bukan tipe dominan kayak gitu."
"Dominan? Maksudnya gimana?" Unique bingung.
"Yang galak kayak kamu. Kata Cloud, kamu galak. Pantes aja kalian pacaran. Cloud suka digalakin." Sagitarius tertawa lagi. Kali ini lebih geli dari sebelumnya.
"Hayoo! Ngomongin aku ya?" Kehadiran Cloud dari belakang yang begitu tiba-tiba, berhasil mengejutkan Unique dan Sagitarius. Kontan, keduanya memukul lengan Cloud cukup keras.
"Duh, pukulan kalian sama sakitnya." Cloud mengusap dirinya karena kesakitan. "Bahas apa sih sampai kaget gitu?"
"Bahas kekepoan kamu. Itu udah akut dan harus diubah," jawab Sagitarius berbohong.
Cloud menaikkan sebelah alisnya. "Masa sih bahas itu? Yakin bukan bahas aku yang gantengnya selangit?"
Ekspresi Unique langsung berubah. Mengernyit dan memutar bola matanya. Tentu saja hal itu disadari Sagitarius dan membuatnya tertawa geli untuk kesekian kali.
"Pacar kamu tuh geli denger kepedean gitu. Jangan sampai Unique ilfeel, lho!" kata Sagitarius.
Cloud melirik Unique. Dengan jahilnya dia merangkul pundak Unique sambil memaksakan senyum. "Kamu nggak ilfeel sama aku kan, Sayang?"
Unique terjebak dalam sandiwara sialan ini. Dia terpaksa mengikuti Cloud, memaksakan senyum dan menggenggam tangan Cloud yang mampir di pundaknya. "Nggak dong. Aku mah cintaaaaaaaa banget sama Cloudku."
"Aduh, my eyes. Terkontaminasi uwu-nya kalian." Sagitarius berbalik badan dan berjalan cepat meninggalkan keduanya di belakang.
"Singkirin tangan Pak Cloud," suruh Unique setelah Sagitarius sudah jauh dari pandangan.
"Nggak mau. Kita kan couple, Bu. Couple-couple-an." Cloud memaksakan senyum sambil mengedipkan matanya berulang kali.
"Singkirin. Jangan sampai saya injek kakinya, Pak Cloud." Unique memelototi Cloud.
"Bodo ah. Kali-kali Bu Unique memenuhi permintaan saya pura-pura begini."
"Jangan samp––"
"Papa!" Suara Starry berhasil memotong kalimat Unique yang belum selesai. "Eh, Papa sama Tante Uni lagi mesra gini. Aku mau nyari Mama aja deh."
Baru akan Unique melepas tangannya yang menggenggam tangan Cloud setelah kedatangan Starry, gadis itu menoleh ke belakang.
"Nggak jadi nyari Mama deh. Aku mau gandeng Papa aja." Starry merangkul lengan Cloud di sisinya yang kosong. "Katanya orang ketiga setan. Biar kalian nggak berbuat hal yang ekstrem, aku pantau."
"Hal ekstrem? Kok bisa-bisanya kamu mikir Papa bakal ngelakuin hal kayak gitu?" serobot Cloud heran.
"Ciuman. Soalnya Papa pernah ngelakuin itu di––mpph..." Starry tak bisa melanjutkan kalimatnya setelah Cloud membekap mulutnya.
Cloud tertawa pelan. "Ha-ha... Starry emang suka ngarang. Ayo, kita cari Mama." Lalu, dia menarik Starry pergi dari sana, meninggalkan Unique di belakang.
Unique mencibir, "Dasar dosen mesum! Ketahuan kan belangnya!"
📱📱📱
Di dalam kelas, Cloud sedang mengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Mata kuliah yang diajarnya masih berkesinambungan dengan mata kuliah yang diajarkan oleh Unique. Selain mengajar PIH, Cloud juga mengajar Hukum Perdata dan Hukum Kewarisan Islam. Tidak seperti Anatomi yang hanya mengajar satu mata kuliah, Cloud menghabiskan sisa waktunya di kampus dan sisa hari lainnya untuk beracara di pengadilan sebagai pengacara.
"Ilmu hukum terbagi dalam dua pengertian. Ilmu hukum dalam arti luas adalah ilmu yang mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang segala hal dan semua seluk-beluk mengenai hukum. Sedangkan ilmu hukum dalam arti sempit..."
🎶CHEER UP BABY CHEER UP BABY
jom deo himeul nae
yeojaga swipge mameul jumyeon andwae
geuraeya niga nal deo johahage doelgeol...
Nada dering dari ponsel Cloud membuatnya malu seketika. Dengan cepat Cloud mematikan ponselnya dan berdeham setelah melihat wajah mahasiswa dan mahasiswinya tampak ingin tertawa.
Sial! Dia lupa membisukan suara ponsel. Lupa pula mengganti lagu nada deringnya! Ya, Tuhan... dia hanya berharap tidak ada yang membahas soal nada deringnya setelah keluar kelas nanti. Malunya selangit kalau sampai menjadi perbincangan karena nada deringnya lagu Twice yang berjudul Cheer Up.
"Maaf soal sebelumnya. Kita lanjutkan kembali ya. Pengertian..."
Suara ketukan pintu dari luar membuat Cloud kembali menggantung kalimatnya dan terpaksa mempersilakan sang pengetuk untuk masuk ke dalam ruangan. Dia melihat seorang asisten dari salah satu dosen memintanya keluar. Akhirnya Cloud keluar setelah menunda sebentar perkuliahan.
"Kenapa, Mbak Asti?" tanya Cloud setelah keluar kelas.
"Pak Cloud tadi adiknya telepon ke fakultas. Pak Cloud udah sempat ditelepon tapi dimatiin. Katanya kakeknya Pak Cloud masuk rumah sakit. Kondisinya lagi kritis, Pak, jadinya Pak Cloud disuruh ke rumah sakit sekarang," jawab Asti.
"Kritis?" Cloud panik. "Aduh, gimana ya? Saya nggak mungkin ninggalin kelas."
Cloud tidak ingin membubarkan kelas begitu saja. Setidaknya harus ada ilmu yang didapat mahasiswa dan mahasiswinya.
"Saya nggak begitu paham perdata sih, Pak. Gimana kalo––eh, ada Bu Unique, Pak." Asti menunjuk Unique yang baru saja keluar dan hendak melangkah ke arah mereka.
Cloud bergegas menghampiri Unique. "Bu Unique tolong bantu saya," pinta Cloud tanpa basa-basi.
"Pura-pura jadi pacar lagi?" tebak Unique.
"Bukan, Bu. Saya mau ke rumah sakit. Ada urusan penting banget. Tolong gantiin saya di kelas. Saya nggak mau bubarin kelas gitu aja. Kasian mereka nggak dapat ilmu apa-apa nanti. Mau ya, Bu?" bujuk Cloud dengan wajah memohon.
Unique tumben-tumbenan melihat Cloud memohon dengan wajah seserius sekarang. Biasanya wajah Cloud hanya bisa menunjukkan kekonyolan saja.
"Ya udah. Saya gantiin. Untung nggak ada kelas lain," kata Unique setuju.
Cloud menggenggam tangan Unique sambil tersenyum tipis. "Makasih ya, Bu. Makasih banget."
Unique memerhatikan Cloud yang terburu-buru masuk ke dalam kelas. Ketika dia sudah berada di depan kelas, Unique bertanya pada Asti yang belum pergi.
"Pak Cloud ada urusan apa ke rumah sakit, Mbak? Mbak tau?" tanya Unique.
"Kakeknya masuk rumah sakit, Bu. Katanya kondisi kritis makanya Pak Cloud disuruh ke sana sekarang," jawab Asti.
"Oh, gitu." Unique mengerti sekarang maksud wajah Cloud sebelumnya.
"Saya pamit ya, Bu Unique," pamit Asti.
"Iya, Mbak."
Asti sudah pergi berlalu. Tak lama kemudian Cloud keluar dari kelas.
"Bu Unique terima kasih ya. Saya titip kelas." Cloud pamit sembari menepuk pundak Unique.
"Iya, Pak. Hati-hati di jalan."
Cloud tidak membalas lagi dan berlalu dengan langkah cepat. Sementara Unique mulai masuk ke dalam kelas yang ditinggalkan oleh Cloud.
Suasana kelas mendadak suram. Sebagian menghela napas, sebagian lainnya meneguk ludah ngeri. Mereka seperti bertemu dengan malaikat pencabut nyawa. Takut dan tidak berani mengatakan apa-apa. Mereka tahu Unique termasuk dosen killer selain Anatomi.
"Pak Cloud pasti udah menjelaskan bahwa beliau ada urusan. Selama sisa jam kuliah PIH kalian hari ini, saya akan melanjutkannya." Suara Unique terdengar tegas dan menyeramkan bak dosen-dosen killer.
"Duh, kenapa Pak Cloud harus pulang sih?" Pertanyaan itu spontan terucap cukup keras ketika suasana sedang hening.
Unique menarik kedua sudut bibirnya hingga menciptakan senyum tipis yang meresahkan. "Jangan ngegonggong ya di kelas. Kasihan yang mau dengar materi dari saya nanti terganggu."
📱📱📱
Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘🤗
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Salam dari Bu Unique yang cakep banget😍😍😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top