Chapter 2

Yuhuuuu update lagi ^^

Yok, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ^^

Hari ini sudah memasuki hari ketiga Cloud menjadi pacar bohongan Unique. Karena tahu status palsu ini bisa dimanfaatkan dengan baik, maka Cloud mengajak Unique datang ke acara pesta ulang tahun salah satu sepupunya.

Cloud mengajak Unique bertemu dengan para sepupunya dan keluarga Atmaja. Dia berharap tidak kena omel. Beberapa dari mereka sudah kenal Unique waktu bertemu di restoran.

"Kok mau sih sama Cloud? Mulutnya kan kayak emak-emak tukang gosip," ledek Milky.

"Mulut tolong dikondisikan, Susu," pinta Cloud setengah melotot pada Milky.

"Kenapa melotot segala? Mau gue colok?" balas Milky tak takut.

Cloud menyerah. Dia lebih takut sama Milk dan Tiffany ketimbang anggota Atmaja lainnya. Kalau yang lain galaknya menyeramkan, maka dua orang itu bisa seratus kali lipatnya. Dia pernah jadi korban dipukul sama Milky sampai berdarah. Iya, cuma perkara dia tidak sengaja melindas anjingnya dulu. Mana kelihatan anjing chihuahua Milky bakal ngumpet di kolong mobilnya.

"Cloud baik makanya saya mau." Unique pura-pura tersenyum saat melihat Cloud. Satu tangannya menyentuh pundaknya yang kokoh itu. "Ya, walaupun benar kata kamu mulutnya kayak emak-emak tukang gosip tapi itu kelebihan Cloud. Lumayan bisa ngehibur di kala penat."

"Wew! Masih nggak nyangka Unique mau sama lo. Duh, beruntung amat sih lo, Cloud. Pacar cakep-cakep semua padahal muka nggak cakep banget," celetuk Heaven ikut meledek.

Unique kaget. Semua anggota keluarga Cloud mulutnya tanpa filter. Kalau dia dengar lebih jelas lagi, para sepupu Cloud tidak berpikir dahulu kalau bicara. Bicara ya bicara saja tanpa memikirkan perasaan orang. Terlepas itu bercanda atau serius. Ya, setipe juga dengan keluarga Indrawan. Bahkan keluarga Indrawan lebih sadis dan pedas lagi dari Atmaja.

"Kalian nggak tinggal bareng?" serobot Nerakasara.

"Nggak. Buat apa tinggal bareng?" jawab Cloud.

"Tumben sok suci. Dulu tinggal bareng mulu sama pacar. Hampir tiap hari minta--"

Cloud membekap mulut Nerakasara yang kebetulan berdiri di samping kirinya. Matanya memelototi Nerakasara yang terlihat tenang.

"Oh, dulu Cloud tinggal bareng sama mantannya?" tanya Unique penasaran.

"Iya. Kalau nggak salah dari sama... siapa ya nama mantannya? Namanya nggak bagus disebut sih. Coba tanya Cloud," sela Matcha menyela.

Unique manggut-manggut seakan mengerti. Oh, rupanya Cloud nakal. Kelihatan sih dari wajahnya yang sok kalem itu. Diam-diam meresahkan.

"Jangan didengerin, Sayang. Mereka suka ngarang," sela Cloud sembari merangkul pinggang Unique. "Ayo, kita turun samper Oma dan Opa."

"Cie... takut tuh. Takut ketahuan brengsek ya, Cloud?" teriak Milky.

Cloud mengabaikan para sepupunya. Sialan! Untung tidak ada Snow. Kalau ada makin repot. Bisa dirundung tanpa henti.

"Oh, Pak Cloud tipe yang diem-diem brengsek," ledek Unique.

"Jangan dianggap serius, Bu. Sepupu saya senang bercanda," sanggahnya.

"Tapi saya percaya sih soalnya Pak Cloud panik pas mereka bahas itu." Unique tersenyum meledek. "Cie... anak nakal."

Cloud menghela napas. Nasibnya begini banget. Para sepupunya hobi meledek dan kini bertambah satu lagi manusia yang meledeknya. Kenapa pula Unique mendadak berkomplot sama sepupunya?

"Bu Unique udah masuk geng mereka ya sampai berani ngeledek saya?" ketus Cloud.

"Belum sih, tapi saya mau daftar. Seru. Sepupu Pak Cloud kelihatan baik-baik biarpun mulutnya agak meresahkan." Unique berucap santai.

"Belum tau aja mereka kayak harimau."

"Bagus daripada buaya kayak Pak Cloud."

"Eh, eh, saya nggak setuju sama pernyataan ibu barusan. Atas dasar apa nyebut saya buaya?"

Unique memasuki lift, lalu diikuti Cloud di belakangnya. "Kalau nggak benar jangan protes, Pak."

Baru akan Cloud protes lagi, dia melihat sosok yang membuatnya panik. Sosok itu berlari kecil mendekati lift yang akan tertutup. Tanpa pikir panjang Cloud menggenggam tangan Unique seerat mungkin.

"What a nice view," ucap perempuan itu seraya masuk ke dalam lift.

Cloud tidak menjawab. Meskipun hanya tersenyum tipis, tapi ada dinding besar yang tampak jelas. Bukan dari pihak perempuan itu melainkan Cloud. Tentu saja Unique teramat peka akan hal ini.

"Wie geht es dir?" tanya perempuan itu pada Cloud setelah berdiri di sampingnya.

Unique tidak tahu bahasa yang digunakan perempuan itu. Kemungkinan Jerman atau Belanda. Itu yang dia tebak.

"Es geht mir gut. Und dir?" Cloud menjawab, lalu bertanya balik.

"Me too." Perempuan itu memiringkan tubuhnya sedikit dan melempar senyum pada Unique, lalu mengulurkan tangannya. "Hai, kamu pasti pacar barunya Cloud. Saya temannya Cloud. Nama saya Hellora. Salam kenal ya."

Unique balas tersenyum sambil menyambut uluran tangan itu. "Iya betul. Saya Unique. Salam kenal juga, Hellora."

Dari pandangannya sebagai sesama perempuan, Hellora termasuk sangat cantik. Tubuhnya langsing dan gaya berpakaiannya sangat modis. Tinggi Hellora setara dengan tingginya Cloud. Lain halnya dengan dia yang lebih pendek sedikit dari Cloud. Kalau dia laki-laki tentunya akan jatuh cinta karena senyumnya begitu memesona.

Setelah perkenalan singkat itu, tidak lama pintu lift terbuka lebar.

Hellora menepuk pundak Cloud sambil tersenyum. "Gue duluan ya, Cloud. Langgeng sama Unique. Gue tunggu undangannya."

Cloud hanya tersenyum, membiarkan Hellora keluar lebih dahulu. Unique masih dapat merasakan genggaman erat tangan Cloud. Entah apa maksudnya, tapi dia yakin ada sesuatu di antara keduanya.

"Bukannya kita mau ke lantai satu juga, Pak?" tanya Unique.

"Kita balik ke atas aja," jawab Cloud dingin.

Unique tidak berani bertanya lebih jauh. Dia melepas tangan Cloud, lalu menekan lantai dua untuk kembali ke tempat semula. Unique tidak tahu ada apa, tapi Cloud tidak berani menatap Hellora.

"Hellora cantik ya. Saya baru tau Bapak punya teman secantik itu." Unique mencoba mengajak bicara. Namun, Cloud tidak merespons.

Dan tiba-tiba Cloud menekan angka satu. Unique bingung sendiri.

"Bu Unique kumpul sama sepupu saya dulu aja. Saya mau ke lantai satu. Ada perlu," kata Cloud.

"Oke, Pak."

Setelah pintu lift terbuka, Unique segera keluar. Dia mengamati Cloud dari luar. Laki-laki itu terlihat gelisah. Tidak sedikitpun melihat ke arahnya.

"Lho, Kak Unique? Kok balik lagi?" tanya Nerakasara sesaat menyadari Unique berdiri di depan lift.

Unique menoleh pada Nerakasara dan tersenyum. "Ah, iya. Saya disuruh Cloud gabung sama kamu dan yang lainnya. Soalnya dia ada perlu di bawah."

"Ada perlu? Bukannya mau samper Opa dan Oma?" tanya Nerakasara lagi.

"Tadinya sih gitu tapi tiba-tiba Cloud ada keperluan."

"Keperluan sama siapa? Aneh tuh orang."

"Mungkin temannya. Tadi sih ketemu sama temannya di lift. Namanya Hellora."

"Itu mah bukan temannya. Tapi mantan pacar," beber Nerakasara.

"Mantan pacar?"

Nerakasara mengangguk. "Mau ngapain lagi coba. Kalo dia nakal atau masih hubungin Hellora, Kak Unique pukul aja. Itu anak emang suka begitu. Tiap ketemu Hellora kayak terhipnotis buat selalu nyamperin."

Beberapa detik kemudian Nerakasara nyengir, lalu menggamit tangan Unique. Dia kelepasan membocorkan hal yang tidak seharusnya. "Kita cobain cheesecake-nya yuk, Kak. Katanya enak."

Unique tersenyum dan mengikuti pergerakan Nerakasara. Ternyata oh ternyata, Cloud masih ada hati sama mantannya yang satu itu. Apa jangan-jangan termasuk mantan yang tinggal bareng Cloud?

📳📳📳

Unique baru saja keluar dari kelas setelah selesai mengajar. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan buket bunga di depan mata yang disodorkan seorang laki-laki. Unique melihat laki-laki itu. Dosen fakultas lain. Dia lupa namanya.

"Selamat siang, Bu Unique. Semoga hari Bu Unique cerah," kata laki-laki itu dengan senyum lebar.

Berkat tindakan dosen itu, para mahasiswa yang melihat langsung bersiul-siul dan meledeknya. Sungguh, dia kesal. Apa laki-laki ini tidak tahu kalau dia akan menikah dengan Cloud? Ya, meskipun hanya bohongan seharusnya kabar itu sudah menyebar luas.

"Siang juga, Pak. Hari saya cerah banget kok soalnya tadi pagi diantar sama calon suami," balas Unique menekankan tiap kalimatnya.

"Bu Unique udah punya calon suami?" Laki-laki itu tampak kaget. Bunga yang dipegangnya perlahan turun.

"Iya, saya..." Unique menggantung kalimatnya sesaat menyadari Cloud berjalan ke arahnya. Dengan cepat dia memegang mata kakinya. "Aduh, sakit! Sayang, kaki aku sakit," lanjutnya berakting dengan tangan memanggil-manggil Cloud, yang kebetulan tengah melihat ke arahnya.

"Sayang? Pak Cloud calon suaminya Bu Unique?" tanya laki-laki itu setelah sadar siapa yang dipanggil 'Sayang' sama Unique.

Cloud berdiri di samping Unique dengan tatapan heran. Drama apa lagi yang diciptakan Unique sampai nekat manggil gue begitu. Batinnya.

"Kenapa, Sayang? Kakinya sakit?" tanya Cloud ikut berakting.

"Iya, kayaknya terkilir. Tadi sempat kesandung di kelas jadinya sakit. Mau digendong." Suara Unique dibuat semanja mungkin supaya dosen itu ilfeel melihatnya.

Cloud sudah menduga. Pasti ada apa-apanya. Memang Unique ini paling bisa bikin dia syok. Mendengar suaranya yang sok imut itu bikin dia mau mukul dinding saking gelinya.

Dengan terpaksa Cloud menggendong Unique di depan semua orang yang berlalu lalang di koridor. Unique menatapnya tajam sehingga tidak ada jalan lain selain mengabulkan permintaan gilanya.

"O-oh, kalau gitu saya permisi. Maaf ganggu waktunya, Bu." Laki-laki itu berjalan cepat sambil menenteng bunga meninggalkan Unique.

Dengan begitu Unique tersenyum puas. Akhirnya pergi juga dosen resek itu. Dia tidak suka, tapi selalu dikirim bunga.

"Laku juga ya, Bu. Macem makanan yang dihinggapin lalat," ledek Cloud.

"Sirik aja. Oh, ya, turunin saya, Pak."

Cloud tersenyum jahil. "Berhubung kaki calon istri saya sakit, jadi saya gendong sampai ke fakultas."

"Jangan gila ya, Pak. Ini diliatin orang-orang."

"Kenapa? Bu Unique aja sering bersikap kayak orang gila. Saya pun bisa."

"Pak Cloud!"

Cloud tidak memedulikan. Tetap melangkah sambil menggendong Unique. Hal ini menjadi perhatian semua mahasiswi mereka. Unique yang malu cuma bisa menahan malu.

"Cie... gendong-gendongan di kampus. Berasa anak ABG nih," ledek Tebing.

Unique kesal karena di mana-mana selalu ada Tebing. Padahal kampus luasnya kayak apaan tahu. Ujung-ujungnya ketemu Tebing di lantai khusus ruang kelas fakultas hukum. Dia pun teringat sesuatu.

"Kayak Bapak nggak gitu aja sama Mila. Pantes muncul di sini terus. Pasti mau mantau Mila," balas Unique tak mau kalah.

Tebing kalah telak. Sementara Cloud menahan tawa karena pembalasan Unique yang tak pernah gagal.

📳📳📳

Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘😘😘🤗🥰

Translate: Wie geht es dir (Bagaimana Kabarmu?)
Es geht mir gut. Und dir? (Aku baik-baik saja. Dan kamu?)

Follow IG, Wattpad, & Twitter: anothermissjo

Kalian mau lihat Hellora? Ini yang namanya Hellora, sepupunya Anatomi😍😍😍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top