Chapter 16
Yuhuuu update sesuai janji ^^ (aku update kan senin tuh, terus janji mau double up lusa berarti hari ini (Rabu))
Ditunggu update 1 lagi. Mungkin siang atau malam😍😍❤
Yokkk vote dulu, baru komen sebanyak-banyaknya😘😘😘❤
#Playlist: Glenn Fredly - Ada
•
•
"Jatuh cinta? Pak Cloud nggak salah?" ulang Unique ragu.
"Kalau saya jatuh cinta sama seseorang, saya nggak pernah ragu." Cloud mengucapkan kalimatnya dengan penuh penekanan.
"Saya rasa Pak Cloud bingung dengan apa yang Bapak rasakan." Unique menarik tangannya dari genggaman Cloud. "Saya dengar soal Hellora waktu di Bogor. Saya rasa Pak Cloud belum siap jatuh cinta dengan siapa-siapa. Kalau Pak Cloud siap, Pak Cloud nggak akan berhubungan dengan mantan yang-katanya-terindah itu."
Cloud agaknya terkejut mendengar penuturan Unique. Meski begitu, dia berusaha tenang. "Bu Unique selalu menyimpulkan sendiri. Kalau saya masih terbelenggu sama Hellora, saya akan kejar terus."
"Nyatanya begitu, kan? Beberapa kali saya lihat Pak Cloud selalu mengejar Hellora. Apa itu namanya move on?"
"Bu Unique bicara seperti ini karena lagi bicarain diri sendiri? Mungkin Bu Unique yang belum move on."
Unique menatap Cloud yang menunjukkan tatapan serius. Ini pertama kalinya Unique melihat keseriusan yang berbeda dari Cloud. Dia tidak sedikitpun melihat Cloud bercanda.
"Iya, saya belum move on dan saya belum siap jatuh cinta dengan siapapun itu," tegas Unique seraya bangun dari tempat duduknya.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Unique bergegas pergi begitu saja meninggalkan Cloud larut dalam rasa sedihnya. Ini bukan kali pertama Cloud ditolak dengan cara yang kurang enak, pernah. Hanya saja kata-kata Unique lebih menusuk sampai dasar hati.
Anatomi dan Tebing menghampiri setelah cukup lama memerhatikan. Mereka berdua mengamati ekspresi Cloud. Kali pertama mereka sulit menebak raut wajah yang ditunjukkan Cloud.
"Ribut, Bro?" tanya Tebing.
Anatomi menginjak kaki Tebing supaya diam. Sudah kepalang basah menyemplung dalam pertanyaan itu, Tebing masih melanjutkan. "Beneran ribut? Ini ribut gede?"
Tanpa kata Cloud bangun dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Anatomi dan Tebing begitu saja. Kedua orang itu hanya bisa mendoakan semoga semua kembali baik seperti semula meskipun tak tahu apa yang membuat Cloud seperti itu.
📱📱📱
Unique baru saja masuk ke dalam ruang fakultas hukum. Di sana dia melihat Cloud sedang berbincang dengan dosen lain. Percakapan di kantin sebelumnya berhasil memberi dinding yang cukup besar untuk Unique. Sebenarnya Unique kepikiran. Apa kata-katanya terkesan keterlaluan atau terlalu menyakitkan? Namun, Unique tidak bisa menemukan kalimat yang lebih halus dari itu.
Dalam diam di tempat duduknya, yang mana bersebelahan dengan bilik milik Cloud, dia sibuk memeriksa tugas dari mahasiwi dan mahasiswanya. Dia menulikan telinga saat ibu-ibu di ruang dosen bergosip dan mengajak Cloud bercanda.
Tak berapa lama Unique melihat Taro masuk. Laki-laki itu melempar senyum padanya.
"Nanti gue balik bareng lo ya, Taro," ucap Unique. Dan sialnya ketika Unique mengatakan itu, ruang dosen mendadak sepi. Alhasil dosen-dosen melihat ke arahnya.
"Bu Unique kok malah bareng Pak Taro? Emangnya sama Pak Cloud nggak bareng? Belum pisah rumah, kan?" canda Bu Dorothy.
Unique pura-pura tertawa. "Nggak kok, Bu. Suami saya mau ada urusan pekerjaan jadinya saya mau nebeng. Takutnya Cloud keganggu."
Taro mengamati Unique dan Cloud beberapa kali. Atmosfer di antara mereka berdua berbeda. Ada sesuatu yang sulit ditebak.
"Pak Cloud, emangnya keganggu kalau antar Bu Unique dulu?" Bu Dorothy persis ibu-ibu yang hobi bergosip ria saat membeli sayur.
"Bu Dorothy ikut campur aja urusan rumah tangga orang. Suka-suka Bu Unique dan Pak Cloud mau ngapain." Anatomi bagaikan pahlawan siang bolong, datang tepat waktu.
Bu Dorothy tertawa dan menepuk lengan Anatomi. "Haha... Pak Tomi nih mulutnya tajem bener kayak silet."
Anatomi tak menanggapi dan duduk ke tempatnya. Bu Dorothy malu sendiri kena ketus Anatomi jadinya memilih kembali duduk dan tidak lagi mengajak Cloud mengobrol. Sementara itu, Unique berjalan keluar ruangan sambil menarik Taro bersamanya. Cloud mengamati dari jauh.
"Lo ngapain sih ngomong begitu kenceng-kenceng?" tegur Taro setelah berdiri di tangga darurat setelah Unique menariknya jauh-jauh.
"Mana gue tau bakal sekenceng itu," balas Unique seraya duduk di salah satu anak tangga.
"Lo sama Cloud kenapa? Berantem? Apa karena gue sama Chanon terlalu deket sama lo?" tanya Taro.
"Bukan. Entahlah." Unique menghela napas.
"What's wrong? Lo bisa cerita kalau mau."
Unique mendongak, menatap Taro yang masih berdiri di depannya. "Cloud nyatain cinta sama gue," ungkapnya.
Taro terkejut. "Bentar. Gue nggak paham. Bukannya kalian udah saling cinta?"
Unique menggeleng. Dia menceritakan tentang pertama kali meminta tolong pada Cloud untuk menjadi pacar bohongannya. Setelah itu kebohongan lain menyusul hingga menyatukan mereka dalam pernikahan. Unique tahu ini terdengar gila karena dia dapat melihat wajah kaget Taro sekarang.
"Oke, lo sama Cloud nggak saling cinta. Tapi tadi dia nyatain perasaannya." Taro merangkum semua cerita Unique lebih ringkas. Unique mengangguk. "Terus lo gimana? Ada perasaan buat dia nggak?"
Unique menggeleng.
"Ini maksud gelengan kepala lo tuh nggak ada atau, nggak tau?"
"Gue belum bisa lupain Herom. Gue masih susah banget buat ngelupain dia, Taro. Lo tau, kan, seberapa besarnya perasaan gue buat Herom?" Mata Unique berkaca-kaca setiap kali membahas mantannya.
"Unique, melupakan emang nggak mudah, tapi kalau lo nggak mau usaha sama aja lo menutup semua kemungkinan. Apa lo nggak mau bahagia?"
"Gue mau bahagia, tapi sama Herom..."
Taro menghela napas. "Gue tau gimana perasaan lo kehilangan Herom. Seperti halnya gue kehilangan Spora. Apa lo pikir setelah tujuh belas tahun pacaran, gue bisa lupa gitu aja? Nggak. Tapi gue mau membuka diri dan memberi kesempatan agar diri gue bahagia walau bukan dengan Spora."
"Lo nggak akan paham. Cloud juga masih cinta sama mantannya. Gue dengar soal..." Unique menceritakan kejadian di Bogor kemarin. Menceritakan beberapa hal mengenai Hellora dan reaksi Cloud setiap kali mendengar nama mantan terindahnya.
"Oke, udah ada di bayangan," ucap Taro.
"Maksud lo?" Unique bingung sendiri.
"Ini sih persepsi gue doang. Kalau salah, ya maaf aja. Dari apa yang gue dengar, lo sebenarnya ingin mencoba membuka hati, tapi lo lihat Cloud masih akrab banget sama mantannya. Lo ragu. Lo takut nggak bisa dicintai sebesar Herom mencintai lo." Taro menyuarakan persepsi yang muncul dalam benaknya.
"Persepsi lo salah. Gue nggak mau buka hati. Gue nggak mau move on. Gue cuma mau Herom..." Unique masih bersikukuh dengan apa yang dia yakini.
"Unique, lo tega bikin Herom sedih di atas sana? Gue jamin dia sedih lihat lo begini. Mau sampai kapan? Gue udah nanya hal ini berulang kali. Ini udah delapan tahun. Gue tau lo cinta banget sama Herom, tapi buka hati itu perlu. Kalau lo bilang mau bahagia, maka beri kesempatan buat orang yang mencintai lo. Jangan sampai nanti lo nyesel."
"Gue cuma mau Herom..."
Taro duduk di samping Unique, kemudian menarik kepala Unique supaya bersandar pada bahunya. Taro menepuk punggung Unique, menenangkan perempuan itu supaya tidak sedih lagi.
"Kehilangan mengajarkan kita arti bersyukur karena kita nggak bisa mengulang hal yang sama setelah orang itu pergi. Makanya ada pepatah, selagi lo sama orang itu, maka jaga dia baik-baik. Gue sangat berharap, lo bisa melupakan duka ini dan menggantinya dengan bahagia secara nyata, Unique."
Unique mengharapkan hal yang sama. Hanya saja dia belum siap.
📱📱📱
Seperti hari-hari sebelumnya, Unique mendatangi makam Herom. Satu tangan Unique menyapa dan mengusap batu nisan. Di bawah langit yang mulai gelap, Unique duduk di depan makam Herom dan mengabaikan soal kotor dari rerumputan yang menempel.
"Ada laki-laki yang bilang jatuh cinta sama aku. Apa aku harus kasih laki-laki itu kesempatan?" Unique bermonolog sendiri sambil memandangi batu nisan Herom. "Aku nggak mau. Aku nggak bisa ngelupain kamu begitu aja. Aku...." Unique tak melanjutkan kalimatnya lagi.
Air mata menjadi penyalur kesedihan Unique. Seberapa banyak orang yang memberitahunya untuk move on, Unique akan mundur ratusan langkah dan menolak maju.
"Aku belum siap melupakan kamu... aku nggak mau menggantikan kamu dengan orang baru." Unique mulai bermonolog lagi setelah cukup lama diam. Air matanya turun membasahi tanah yang kering.
Tak hanya Unique saja yang menangis. Langit pun menurunkan rintik hujan. Unique tidak peduli dan tetap duduk di sana tanpa berniat pergi meski tahu rintik hujan akan berubah lebat. Dan dugaannya benar.
Rintik hujan berubah menjadi hujan deras. Unique sempat terguyur air hujan, tapi beberapa menit setelah itu, Unique tidak lagi disapa hujan deras. Padahal dia tahu hujan belum berhenti.
Unique mendongak, mendapati payung berwarna biru menghalau hujan. Tubuhnya tak lagi basah. Namun, dia melihat sosok yang memegangi payungnya. Sosok itu basah kuyup karena membiarkan payung hanya memayunginya.
"Cloud...," panggilnya setengah terkejut. Tidak percaya ada suaminya di sana.
"Ayo, pulang. Ini udah hampir malam," ajak Cloud dengan lembut.
Cloud menunggu Unique pulang, tapi istrinya tak kunjung pulang. Mereka memang pulang terpisah karena Unique menghilang duluan sebelum Cloud sempat mengajak pulang bersama. Dia bertanya pada Taro karena berpikir istrinya bersama Taro. Kenyataannya tidak. Jika tidak bersama Taro, pasti Unique ada di pemakaman yang dikunjunginya sekarang. Dugaan Cloud benar. Cloud menemukan Unique duduk di depan makam dan rela diguyur hujan deras.
"Kalau belum mau pulang, saya tungguin sampai Bu Unique mau pulang. Bu Unique bisa melanjutkan hal yang mungkin ingin dilakukan. Anggap aja saya nggak ada," ucap Cloud.
Unique kembali memandangi batu nisan Herom. Payung yang dibawa Cloud cukup besar, tapi dalam posisi dia duduk di rerumputan, payungnya tidak cukup menampung dua orang. Biasanya Unique datang sendirian dan tidak ada satupun orang yang mengetahui keberadaannya. Kini, Cloud tahu.
Sambil menyunggingkan senyum tipis, Unique meraih satu tangan Cloud yang bebas. "Herom... ini Cloud, suami aku."
Cloud tidak menyangka Unique mengatakan hal itu di depan makam mantannya. Ada rasa senang bercampur sedih yang mengisi hati Cloud.
📱📱📱
Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘😘🤗❤
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Yuhuuu makin manis nih yeee😍😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top