Bonus Cerita: Tebing - Granite
Sedikit bonus~~~ besok update lagi😍😍
Yooook kasih vote dan komen kalian🤗🤗😘❤
#Playlist: Junggigo ft Soyou - Some
🍓🍓🍓BATAS GEMAS🍓🍓🍓
"TEBINNGG TINGGIII!" Granite berteriak memanggil Tebing yang baru saja turun dari mobil.
Tebing mengabaikan Granite dan pura-pura tidak kenal. Dia mau mengerjai perempuan itu.
"Heh! Kurang ajar banget. Sok ganteng lo, Bingbing!" Granite berseru kencang seraya berlari kecil menyusul Tebing. Mengenakan sepatu heels berhak lancip, Granite mengabaikan soal kemungkinan haknya patah. "Eh, Teb! Aduh!"
Kesialan pun berpihak pada Granite. Hak heels kesayangannya patah. Pada saat itu juga Tebing menoleh dan kaget melihat Granite memegangi kakinya.
"Gaya-gayaan sih lo pakai acara lari. Udah tau pakai heels." Tebing meledek setelah berada di depan Granite.
"Lo sih jahara. Melengos segala. Patah nih hak heels gue!" omelnya kesal.
"Gue ada sepatu heels punya Dunia. Mau pinjem?"
"Nggak usah. Kaki gue sakit nih. Gendong nggak!" Granite menaikkan kedua tangannya saat berjongkok.
"Lo berat tau, Nit." Tebing memasang wajah pura-pura malas.
"Nggak bakat lo jadi pangeran berkuda putih." Granite ikut berpura-pura menunjukkan wajah cemberut. "Gue aduin Cloudy Baby ah. Lo jahat banget cuekin gue."
"Ngambek deh ngambek." Tebing mengulurkan tangannya, yang segera disambut oleh Granite. Setelah itu, dia membantu Granite berdiri. "Kaki lo masih sakit nggak? Coba gue periksa dulu."
Granite nyengir. "Gue bohong deh. Kaki gue nggak sakit kok. Tapi gue butuh heels baru. Mana heels punya Dunia?"
"Ada di mobil. Tunggu bentar di sini. Jangan ke mana-mana."
Tebing berjalan menuju mobilnya, lalu mengambil sepatu heels milik sepupunya yang sengaja ditinggal di mobilnya. Pasalnya Dunia––sepupunya yang menjadi personel girlband itu–– paling suka dijemput dan menyusahkan dia. Jadinya ada beberapa barang Dunia di dalam bagasi mobilnya.
Setelah mengambilkan sepatu hak, Tebing menghampiri kembali Granite, masih berdiri di tempat yang sama. Tebing meletakkan heels sepupunya di depan Granite supaya dapat segera mengganti heels-nya. Selesai mengamati Granite memakai heels, Tebing memasukkan heels Granite ke dalam totebag yang dia bawa. Dia menenteng totebag-nya.
"Asih makan nasi di atas dinding, makasih nih Tebing!" Granite menepuk pundak Tebing sambil tersenyum. "Gue bareng sama lo naik ke atas."
"Iya, Bunda Granite. Buruan deh."
"Cerewet sekali, Masku." Granite menarik Tebing berjalan bersama. Sambil beriringan, dia berkata, "Omong-omong, lo tau Spora nggak sih, Bing?"
"Tau. Kenapa, Tan?" sahut Tebing.
"Tan?" Granite memelotot tajam. "Tante maksud lo? Padahal gue manggil lo cakep bener ya pakai Mas. Gue malah dipanggil Tante. Kok minta gue sambit sekali ya, Bun."
Tebing mengangguk. "Kenapa sih, Bun? Bukannya seru dipanggil Tante? Biar kayak Tante girang gitu."
"Tebing, Tebing. Mengkampret ya kalo kata anak muda zaman now." Granite mencubit lengan Tebing, tapi laki-laki itu tidak kesakitan dan tertawa meledeknya.
"Tadi bahas Spora. Ada gosip apa, Bun?" tanya Tebing.
"Spora sombong ya, Sist. Ada masalah hidup apa sih dia sampai sesombong itu? Anak Sultan bukan, anak Raja bukan. Bikin emosi," jawab Granite. Suara heboh khas bergosip terdengar jelas.
"Sombong gimana maksud lo?" Tebing menanggapi tak kalah heboh.
"Iya, mukanya sombong bener."
"Bentar. Maksud lo sombong cuma karena mukanya doang?"
Granite nyengir sambil melihat Tebing. "Yoi. Orangnya mah ramah dikit. Ya, nggak ramah-ramah banget sih. Temennya tuh yang namanya Jamaika lebih ramah. Kalo Spora lebih kalem. Apa pura-pura kalem ya? Menurut lo gimana, Bing? Lo kenal nggak sih?"
"Nggak. Gue cuma tau dia mantannya Taro," beber Tebing.
"Eh? Taro dosen fakultas gue? Serius lo?"
"He-em," jawab Tebing singkat dan padat.
Tebing menahan lengan Granite sebentar sampai langkah mereka ikut berhenti. Tanpa mengatakan apa-apa Tebing merapikan rambut Granite yang berantakan dan mengambil daun kecil yang menempel di atas kepala Granite. Setelah selesai Tebing kembali melangkah, yang mana juga diikuti Granite setelah mengatakan terima kasih.
"Gue baru tau, lho! Lo tau gosip ini dari mana, Bing?"
"Cloud."
Granite sudah menduga. Siapa lagi raja gosip yang paling up to date selain Cloud? Tidak ada. Biasanya gosip-gosip recehan keluar dari mulut Cloud. Kalau gosip tingkat tinggi keluar dari mulut Tebing. Hanya Anatomi yang tidak suka bergosip.
"Haha... udah gue duga. Anak didik gue emang jago nemu gosip di mana-mana," kata Granite sambil tertawa.
"Gue masih penasaran kenapa mereka putus. Padahal kalo diperhatiin mah cocok banget. Iya nggak, Bun?"
"Bener, Sist." Granite menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. "Omong-omong, kepala gue gatal mulu. Apa ditinggali sama kutu ya?"
Tebing tertawa terbahak-bahak. "Haha... bukan kutu sih, tapi tomcat."
"Kampretos nih, Bingbing." Granite mencium tangannya setelah menggaruk kepala. Lalu, dia mendekatkan jari-jarinya yang digunakan menggaruk itu menuju hidung Tebing supaya ikut mencium baunya. "Baunya enak, kan? Wangi mawar, kan, Sist?"
Tebing sudah tidak kaget dengan tindakan dadakan Granite. Dia menyingkirkan tangan Granite. "Bukan wangi mawar, tapi bau apek," candanya berpura-pura dengan memasang wajah tidak enak.
"Mau nipu gue nggak bisa, Bing. Gue tau..." Granite menangkap adanya sosok Spora yang berjalan mendekati posisi mereka. Begitu Spora sudah berada di samping Tebing, dengan cepat dia mendorong tubuh Tebing sampai-sampai mereka berdua bertabrakan.
"Eh, sori." Tebing minta maaf lebih dahulu. Dia yakin sepatu pantofelnya menginjak kaki Spora. Dia menurunkan pandangan dan menyadari jari-jari cantik yang dipoles kuteks warna pink itu kotor.
"Santai aja," balas Spora singkat. Wajah dingin dan suara yang sama dinginnya sangat begitu jelas.
Tebing mengambil sapu tangan dari saku celananya dan hendak memberikan pada Spora, tapi perempuan itu sudah pergi lebih dahulu. Selanjutnya dia memelototi Granite yang terkekeh. Tebing langsung tahu Granite pasti sengaja mendorongnya supaya menabrak Spora.
"Kenapa lo dorong begitu sih?" omel Tebing.
"Siapa tau jodoh, Bing. Lo nggak mau bilang makasih karena udah ninggalin kesan yang membekas di ingatan Spora?" Granite kedip-kedip tanpa merasa bersalah.
"Tunggu balasan gue. Lihat aja gue bikin cinlok sama mahasiswa sini."
"Nanti lo cemburu nggak?" goda Granite sambil kedip-kedip.
"Kalo cemburu mah gue pendem aja," balas Tebing sambil ikut kedip-kedip.
"Jadi geli sendiri lihat lo kedip-kedip." Granite tertawa geli. Ketika akan merangkul pundak Tebing, dia mendengar suara dehaman dari belakang.
"Ehem!"
Tebing dan Granite menoleh ke sumber suara tersebut. Mereka melihat Anton Sastrorejo.
"Pagi, Pak," sapa Tebing dan Granite bersamaan.
"Pagi, Tebing dan Granite," balas Anton.
Keduanya menyunggingkan senyum. Mereka kaget mendengar dehaman pemilik kampus. Firasat mereka mendadak tidak enak.
"Kalo mau pacaran jangan di kampus. Kalian, kan, dosen. Malu rangkul-rangkul macem ABG. Apalagi CCTV ada banyak. Jangan sampai nanti diomongin yang mantau CCTV." Anton mengingatkan.
"Siapa yang..." Granite tak melanjutkan kalimatnya karena Tebing sudah lebih dulu memelototinya. "Oh, baik, Pak. Tenang aja. Saya sama Tebing rangkul-rangkulan di kasur aja."
"Iya betul, Pak." Tebing mengangguk cepat tanpa menyadari kalimat Granite. Detik berikutnya Tebing baru sadar dan memelototi Granite. Dia bicara dengan isyarat bibir dan tanpa suara. "Apa-apaan lo."
Anton geleng-geleng kepala. "Anak muda zaman sekarang emang nggak pernah tau tempat." Lalu, dia meninggalkan Tebing dan Granite.
"Bener-bener lo ya. Bisa jadi headline grup gosip Sastrorejo pakai ngomong begitu," kata Tebing setelah Anton sudah pergi jauh.
Granite melanjutkan langkah yang sempat terhenti karena ada Anton. Sambil tertawa kecil, Granite membalas, "Itu yang gue tunggu-tunggu. Lumayan jadi topik keluarga Sastrorejo. Kapan lagi jadi famous."
"Bener-bener. Bikin pamor gue turun aja."
Granite menepuk punggung Tebing berulang kali. "Tenang. Nanti kita naikin lagi kalo pamor lo anjlok, Sist."
Tebing tertawa. Obrolan mereka terus berlanjut bahkan setelah masuk ke dalam lift. Mereka berdua berpisah di lantai tujuan masing-masing.
🍓🍓🍓
"Granite? Granite?" Tebing melongo ke dalam kamar mandi perempuan. Tidak ada siapa-siapa di dalam sana.
"Hadir! Gue di bilik nomor dua!" teriak Granite.
"Gue nggak berani masuk. Lo keluar aja deh. Emangnya tembus parah banget sampai lo nggak berani keluar?" tanya Tebing dengan keras.
"Iya, makanya gue nyuruh lo beliin pembalut."
Tebing tidak bisa menolak permintaan Granite saat perempuan itu menghubunginya dari kamar mandi dengan suara heboh. Granite meminta bantuannya membelikan pembalut. Walau bukan kali pertama Tebing membelikan pembalut, tapi dia tidak enak kalau ketahuan masuk ke kamar mandi perempuan.
"Biiiiiinnng! Gue nangis kenceng nih!" rengek Granite dari dalam bilik kamar mandi.
"Astaga! Iya, iya. Gue masuk. Kalo nanti gue difitnah berbuat mesum, pokoknya nggak mau tanggung jawab." Tebing berucap santai seraya memasuki kamar mandi perempuan. Kemudian, dia mengetuk bilik kedua.
Pintu bilik kedua terbuka lebar. Granite tersenyum dan kemudian mengambil paperbag yang dipegang Tebing. Lantas dia menangkup wajah Tebing dan mengecup pipinya berulang kali.
"Makasih Bingbingggggg! Lop yu lah!"
Tebing belum membalas, tapi pintu bilik kamar mandi sudah ditutup dengan cepat.
"Habis ini gue suntik deh," canda Tebing.
"Maksud lo kecupan gue ada rabiesnya gitu? Kurang asem banget," sahut Granite sewot.
"Emang. Curiga bakal berubah jadi zombie." Tebing berjalan keluar. Seperti sebelumnya, dia menyembulkan kepala dari balik pintu masuk kamar mandi.
"Bukan rabies. Itu mantra biar lo nurut sama gue, Bing."
"Mudah-mudahan mantranya luntur kayak maskara."
Granite tertawa. "Haha... lucu amat. By the way, makasih banyak, Tebingku. Jangan kapok gue mintain tolong. Gue nggak deket sama dosen perempuan. Bu Unique kayak dendam kesumat sama gue."
"Ya iya lah. Lo mepetin Cloud mulu."
"Ya udah, gue mepet sama lo aja. Siap-siap ya, Bing. Jangan kapok."
"Lo pikir naik angkutan umum pakai mepet segala. Udah ah, gue cabut."
"Thank you sekali lagi. Nana makan beling, see you darling!"
Tebing geleng-geleng kepala seiring tawa kecil yang muncul. Granite akan tetap menjadi Granite. Perempuan yang hebohnya dua kali lipat dari pembawa berita gosip.
🍓🍓🍓
Jangan lupa vote dan komen kalian🤗🤗🤗😘😘😘
Follow IG & Twitter: anothermissjo
Aw aw ini Tebing❤
Visualnya Granite berubah wkwk genitnya lebih berasa uwo🥰🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top