The ABC Murders
Judul: The ABC Murders
Pengarang: Agatha Christie
Pengulas: arczre
Sinopsis: Cerita ini tentang kasus yang ditangani oleh Hercule Poirot, mantan anggota kepolisian Belgia yang kemudian menjadi detektif ternama. Kepolisian London dibuat pusing dengan kasus pembunuhan yang meninggalkan surat yang ditandai dengan inisial "A.B.C". Isi pesan itu berisi tentang detail pembunuhan yang akan terjadi. Kemudian pembunuhan pun terjadi sesuai dengan urutan alphabet. Orang-orang dengan nama depan A, kemudian B, lalu C terbunuh. Semuanya terjadi secara acak.
Poirot diminta oleh Hasting untuk meneliti kasus ini. Dari semua profiler yang diberikan Poirot sama sekali tidak menanggapi malah mengatakan profiler para pelaku adalah jebakan pembunuh sebenarnya untuk mengelabui penyidikan kepolisian. Terlebih lagi kenapa suratnya ditujukan kepada Poirot, bukan kepada kepolisian. Apalagi cara mengeja alamat rumah Poirot salah.
Pihak Kepolisian dan Poirot berlomba dengan waktu karena ancaman pembunuhan kembali lagi ada. Kali ini orang dengan nama yang huruf depannya D. Sudah banyak korban dan kali ini Poirot harus bisa menangkap pelaku sebenarnya.
Review
Dari segi cerita sebenarnya ini unik, kenapa? Karena baru kali ini dalam suatu cerita Hercule Poirot Agatha Christie menggunakan multi PoV. Jadi satu cerita dari Hastings sebagai Pov orang pertama, kemudian Pov orang ketiga saat menceritakan tersangka A.B.C.
Seperti biasa Agatha Christie mengajak kita untuk berpikir siapakah pelaku sebenarnya dari kasus yang terjadi. Dari judulnya saja kita sudah tahu apa inti cerita dari novel ini. Ya, pembunuhan alphabet. Pelaku pembunuhan membunuh para korban sesuai dengan urutan alphabet.
Penjiwaan karakter Poirot sebenarnya tidak usah diragukan lagi. Kalau kita mengikuti novel-novel Poirot maka sebenarnya Agatha Christie memberikan serpihan-serpihan kepribadian Poirot dalam setiap ceritanya. Cara menceritakannya juga mirip dengan Sir Arthur Conan Doyle dalam membawakan cerita, yaitu Pov orang pertama dari tokoh terdekat. Dalam hal ini karakter Hasting yang dipakai. Gimmick Poirot dengan badan gemuk, penyuka minuman coklat panas, kumis yang diminyaki serta logat Perancis membuatnya akan selalu ingat tentang Poirot.
Karakter yang menarik dalam cerita ini adalah Alexander Bonaparte Cust. Dialah yang menjadi narasi orang ketiga di dalam cerita ini. Di cerita ini Agatha Christie menceritakan beberapa hal yang dilakukan Alexander Bonaparte Cust saat pembunuhan terjadi. Agatha Christie dengan apik menggambarkan karakter ini agar pembaca makin bertanya-tanya apakah dia benar-benar pelaku utama.
Seperti biasa cara penyidikan Poirot mirip dengan cara kerja kepolisian negara kita. Yaitu dengan deskripsi detail, terperinci dan mencari motif pelaku dari masing-masing korban. Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh Sherlock Holmes yang mana harus terjun ke TKP, meneliti segala sesuatu secara mendetail. Poirot tidak perlu terjun langsung, ia cukup menanyai orang-orang kemudian meminta pihak kepolisian menceritakan detail perkara yang terjadi. Dari situ ia pun mendapatkan motif sebenarnya dari pelaku.
[SPOILER WARNING]
.
.
.
Saya cukup gemas saat membaca cerita ini ketika pembunuhan keempat terjadi. Saat pembunuhan keempat terjadi harusnya orang dengan nama depan huruf D yang jadi korban, tapi ternyata yang terjadi adalah orang nama depan huruf G yang menjadi korban. Terlebih ketika Alexander Bonaparte Cust ditangkap oleh pihak kepolisian, tetapi tentu saja Poirot tidak percaya dia pelakunya. Twistnya benar-benar bikin saya memberikan applause.
.
.
.
[END SPOILER WARNING]
Yang kurang disuka dari buku ini
Susah memberikan hal yang tidak disuka dari cerita ini selain kita tidak diajak untuk mencoba mendalami secara detail pikiran Poirot. Sebenarnya dari awal Poirot sudah curiga ini cuma kasus kamuflase untuk menyembunyikan maksud dari pelaku sebenarnya, tetapi pembaca diajak untuk fokus kepada hal yang lain. Sehingga yang tadinya mencoba mendapatkan petunjuk A, tiba-tiba terkena petunjuk B, pembaca diarahkan setuju dengan apa yang disampaikan Inspektur Japp yang mana sama sekali tidak setuju dengan pendapat Poirot. Tetapi ternyata twistnya semuanya salah. Apa yang disangka pembaca salah, apa yang disangka polisi salah, dan ternyata Poirot yang punya pendapat sendiri dengan cara yang cukup unik menjebak pelaku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top