BADU ^^^^^^^^^
Chapter 9: Kunjungan Uzumaki
..
..
..
Naruto sangat bosan saat ini ia hanya berkeliling mansion, memasak bersama para koki, dan pelayan biarpun beberapa kali diusir karena seorang Hime tidak boleh menyentuh dapur. Naruto penasaran apakah ada bahaya jika dirinya memasak ia akui usianya baru saja sepuluh tahun tetapi jiwanya sudah dewasa ingat dirinya Naruto.
"Hmm.. Aku penasaran kenapa selepas aku bangun sudah satu tahun aku koma, dan aku yang sebelumnya terasa hanya satu hari saja," Naruto memikirkan kondisinya saat ini ia juga masih mencari informasi bagaimana itu. "Apa mungkin satu tahun di sini satu hari di sana ya? Kemungkinan seperti ini." Naruto mulai mencoret coret kertas putih dengan tulisan dan lukisan.
Dari gambaran Hika bertengkar dengan Sakura karena Sarada menduduh Hika mencuri kalung berlian ibu mereka lalu menjualnya sedangkan tidak, selepas bertengkar ia belari keluar mansion hingga ke taman tidak jauh dari mansion jaraknya hanya 50 meter saja.
"Hmm... Saat itu aku ingin ke rumah Menma untuk menghadiri pesta ulang tahun dia, dan berapa banyak Uchiha bernama Menma di sini." pekik Naruto.
Selepas tiba di taman Hika duduk di bangku taman menangis di sana lalu ada tiga orang pria menghampiri Hika, mengancam, dan mencoba memperkosa Hika. Hika bertindak cepat ia belari sambil berteriak meminta tolong nahasnya tidak ada satu orang pun yang ada di taman, Hika berhasil ditangkap salah seorang pria yang mengejarnya lalu membawa ke dalam semak di sana mereka bertiga menjalankan perintah dari Tuan mereka karena kerasnya ia memberontak salah seorang pria yang memegang pisau tidak sengaja menusuk perut Hika.
Saat itulah dirinya -Naruto- melihat kejadian tersebut ia berteriak hingga ketiga orang tersebut melarikan diri.
"Ah! Aku ingat!! Saat itu ya saat itu aku mendengar Hika mengatakan 'aku muak hidup seperti ini' jika aku mati gantikan diriku Onii-chan' sial! Aku dijebak." pekik Naruto lagi ia mencoba mengingat lagi.
Selepas ia menghantar Hika ke hospital ia didatangi keluarga Hika mereka berterima kasih menyelamatkan anak, dan cucu mereka.
"Mereka semua sudah menjadi keluargaku, dan tiga orang suruhan itu tiba-tiba menghilang semuanya karena rasa iri, dan cemburu Sarada pada Hika. Aku menerima nasib sial bertemu dengan pria bernama Hitachi yang tak lain tak bukan adalah paman Hika, aku diperkosa, dan dibunuh apa motif pria itu! Arrgghh!! Aku masih belum tau." Naruto menghela nafas panjang sudah satu jam ia telungkup, mencoret-coret kisahnya di atas kertas.
Tok! Tok! Tok!
"Hime saatnya makan siang." itu suara Asia Naruto bergesas membereskan kertas-kertas yang ada di atas ranjang lalu menyelipkan di bawah bantal mungkin selepas makan siang ia akan membakar kertas itu.
"Baik! Naru keluar sekarang."
..
..
..
Di mansion Uzumaki. Karin, dan Karen sudah menemukan titik terang mengenai pembunuhan, dan pemerkosaan adik mereka saat ini kedua kakak-adik tersebut duduk berhadapan dengan kedua orang tua mereka.
"Dari apa yang saya dapatkan kalung ini," Karin mendorong kalung yang berada di dalam plastik putih ke arah orang tuanya. "Milik Uchiha Kaa-sama, kami mengetahuinya dari salah seorang pria bermarga Uchiha dengan nama Haichi." Kushina menatap benci kalung tersebut perasaan sebagai seorang ibu yang kehilangan anak jangan ditanya dendamnya sampai ke mati.
"Dan pemilik kalung ini bernama Uchiha Hitachi itulah yang dikatakan Haichi-san, dan memang benar beberapa hari lalu Hitachi meminta anak buahnya mencari kalung ini ia tidak bisa masuk ke mansion utama Uchiha jika kalung ini tidak ada padanya." timpal Karen menjelaskan lebih lanjut.
"Malam ini kita akan ke mansion Uchiha." ujar Ryuu dengan dingin.
"Saya akan membuat janji temu kalau begitu saya permisi dulu Kaa-sama, Tou-sama, Onee-sama." Karen segera mengundurkan diri guna menelepon ke mansion Uchiha.
"Bersabarlah sayang kita akan membuat orang yang membunuh anak kita tidak akan hidup dengan selamat, dan Karin terima kasih nak." Karin mengangguk pelan.
Ia sangat sedih mendengar kematian adiknya tersebut hingga ia pingsan di studio miliknya. Kehilangan Naruto benar-benar berdampak buruk pada mereka.
"Kaa-sama, Tou-sama Karin ingin menyampaikan berita apakah ini baik atau buruk." Karin meremas kedua tangannya ia gugup ingin menyampaikan berita tersebut.
"Apa itu?" Kushina biarpun sedikit pucat, dan kurus ia masih cantik seperti biasa.
"S-saya h-hamil." pekik Karin ngos-ngosan seperti lomba lari.
"Baguslah setidaknya jika kamu Hamil —" manik merah Kushina membola sempurna ia menatap tidak percaya Putri sulungnya tersebut.
"S-siapa A-ayah bayi itu." ujar Ryuu terbata bagaimana tidak ia terkejut mendengar putrinya yang sangat tidak akur dengan kekasihnya bisa hamil.
"Tentu saja kekasihku ayah, dan maaf kami menikah tanpa persetujuan Tou-sama, dan Kaa-sama." ujar Karin penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa jika kalian sudah menikah malah lebih baik bawa sekali Suigetsu ke kediaman Uchiha bukankah dia banyak membantumu serta adikmu." Kushina tersenyum tipis apakah bayi yang di dalam kandungan putrinya adalah pengganti putranya yang sudah setahun meninggalkan mereka. Ryuu ingin marah tetapi melihat senyuman istrinya ia hanya bisa akur dengan keadaan mereka saat ini.
"Karen sudah menelepon ke kediaman Uchiha mereka dengan tangan terbuka menantikan kehadiran kita." Karen sudah duduk di samping Karin ia melihat senyuman sang ibu yang sudah lama tidak ia lihat.
'Sepertinya aku harus menahan diri untuk menanyakan apa yang terjadi.' batin Karen.
..
..
Mansion Uchiha,
Para pelayan mondar-mandir di dapur hingga ada sedikit keributan terjadi Naruto yang sedang berada di ruang keluarga sangat tertarik dengan apa yang terjadi di sana.
"Kenapa kalian ribut sekali?" tanya Naruto yang saat ini mengunyah permen karet, bersandar di tembok lalu melipat kedua tangannya di dada.
"Hari ini Uchiha-sama mengundang tamu, dan sebentar lagi mereka akan tiba Hime." ujar kepala pelayan Mita Motaro.
"Tamu? Apa Motaro-ji mengenali mereka?" tanya Naruto lagi.
"Maaf Hime kami hanya diperintahkan untuk melakukan tugas kami, sekali lagi maafkan kami." Jawab Motaro sedangkan Naruto hanya menghela nafas ia berbalik menuju ke ruang tamu di mana keluarganya berkumpul.
"Sebentar lagi mereka akan tiba." Fugaku melirik Mikoto sekilas sebelum menatap cucunya Naruto.
"Memangnya siapa Jii-chan." Naruto sangat penasaran siapa orang yang berkunjung.
Note: Di chapter sebelum Naruto memanggil Fugaku (Ji-chan) sekarang diganti dengan (Jii-chan)
"Keluarga Uzumaki." bagaikan petir di siang bolong Naruto terkejut mendengar kata-kata itu dari kakeknya.
Sudah lama, ia sangat merindukan keluarganya ingin sekali ia menangis. Namun, ia menahan sekuat tenaga.
"Maaf Uchiha-sama tamu anda sudah tiba." pelayan perempuan yang membawa keluarga Uzumaki masuk membungkuk hormat sebelum meninggalkan mereka.
"Ah! Duduklah Uzumaki-san maaf jika kami tidak menyambut kedatangan anda serta keluarga anda."
Naruto jangan ditanya ia menahan diri agar tidak meluru memeluk keluarganya di sana.
"Tidak apa-apa kami juga merasa bersalah atas kunjungan yang tiba-tiba ini." kedua kepala keluarga itu bersalaman.
Kushina menatap Naruto lama karena gadis kecil itu tanpa berkedip menatap ke arah mereka. Rasanya pandang itu penuh dengan kerinduan.
'Kaa-chan, Tou-chan, karin-nee, Karen-nee, Sui-nii Naru kangen.'
..
..
TbC
1K. ..
Oke segini dulu, dan jaga kesehatan anda semua sebaiknya hindari berkumpul di tempat ramai. Corona semakin mengganas...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top