BADU ^^
Chapter 2: Believe Me Or Not?
..
..
Naruto memutar-mutar kalung berlian yang ada di tangannya menatap lama lalu menyeringai senang. Hanya kalung itu tidak ia hancurkan kesemuanya berlian yang ada di meja rias ia hancurkan.
"Aku jual saja bersama dengan emas yang lain, dan membuka satu bisnis tidak buruk." bisik Naruto lalu ia melangkah menuju ke meja rias.
Mengambil satu per satu emas di sana lalu menyimpan di kotak perhiasan cukup besar, dan ia harus membawa seseorang untuk menjual barang-barang tersebut.
"Apa aku membawa Asia-nee, dan suaminya? Mereka tidak buruk karena kesetiaan mereka pada Hika lumayan hebat." ujar Naruto lagi sementara tangannya menari-nari di atas kotak perhiasan.
Lama sekali Naruto merenung bisnis apa yang cocok untuknya yang berusia delapan tahun, apa menjadi model? Menjadi komikus? Naruto bisa keduanya tetapi setiap dua bisnis itu sangat berbahaya.
"Hm! Jangan bisnis ah! Jadi model aja ah!" bisik Naruto berbinar cerah.
Sejak dulu ia menyukai dunia modeling karena ia satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga Uzumaki tentu saja tidak diperbolehkan. Naruto mengubur jauh impiannya itu.
Tok! Tok!
"Hime anda memanggil saya?" Kaise Asia, wanita muda berusia dua puluh tiga tahun mengetuk pintu kamar Putri bungsu keluarga Uchiha.
"Masuk Asia-nee." sejak Sadar Naruto mengubah panggilannya pada keluarga serta pelayan kecuali mama, dan papa.
"Maaf menganggu anda Hime, dan apa Hime memerlukan bantuan?" Naruto tertawa kecil ia sangat menyukai sikap sopan Asia.
"Ne, ne, ne Asia-nee apa hujung minggu ini Asia-nee, dan Kai-nii punya waktu?" tanya Naruto seraya menggenggam tangan wanita tersebut.
"Tidak Hime." jawab Asia lembut, manik coklat miliknya menatap wajah ceria sang Hime.
Sejak sadar Hime-nya banyak berubah seperti dulu ketika sang Hime tidak sombong entah alasan apa sang Hime bertukar menjadi jahat. Siapa yang tahu atau mungkin salah seorang dalam keluarga Uchiha membuatnya berubah, mungkin.
"Oke! Aku, Asia-nee, dan Kai-nii akan jalan-jalan mahu kan." Asia hanya menganggukkan kepala menyiakan ajakan Naruto.
..
..
..
Seluruh keluarga Uchiha berkumpul di meja makan ada Sasuke, Sakura, Sarada, Ken, Menma, dan Naruto, Itachi, Kyuubi, Shen, Shin, Shou, Sei, Sen, dan Sou mereka anak-anak ItaKyuu ada juga Fugaku, Mikoto. Mereka makan dengan tenang hanya suara sendok, dan garpu beradu di atas piring.
Penjelasan bagi keluarga Itachi, Kyuubi kedua orang itu menikah seawal usia lima belas tahun. Kyuubi melahirkan Shen, dan Shin di usia enam belas tahun, tiga tahun berikutnya ia melahirkan Shou, dan Sei, tiga tahun kemudian Sen, dan Sou. Lihatlah betapa gagahnya mereka beradu di atas ranjang gara-gara menginginkan bayi perempuan. Kami-sama berkehendak lain mereka selalu saja melahirkan bayi laki-laki karena itu mereka sangat menyayangi Naruto ketimbang Sarada.
"Naru-chan mahu tinggal bersama Kyuu-mama?" tanya Kyuubi penuh harap ini bujukan melebihi angka seratus.
Naruto selalu menolak galak mengatakan mereka miskin saat itu bernama Hika bukan Naruto yang sekarang.
"Bolehkah!" pekik Naruto menghiraukan orang tua serta kakek, dan nenek memandangnya tajam.
"Tentu saja Nii-chan-mu sedia menemani Naru-chan." ujar Kyuubi riang gembira, dalam hatinya bersorak penuh kemenangan.
Sementara Sakura hanya menghela nafas ia rela jika putrinya bersama dua kakak iparnya karena sikap Sasuke kepada Naruto sedikit berubah atau banyak berubah. Sejak Naruto membuang nama Hika dari daftar namanya, dan masalah ketiga anaknya yang lain, apakah ia gagal menjadi seorang ibu? Ia tidak bisa mengeratkan hubungan kakak-adik dalam keluarga kecil Uchiha Sasuke. Sakura merasa ia gagal menjadi seorang menantu, istri, dan ibu ingin rasanya ia menangis meraung-raung meratapi nasibnya.
Dari sudut manik hitam Naruto ia melirik ketiga kakaknya, dua kakak laki-laki hanya saling melirik lalu mengangkat bahu acuh, dan kakak perempuannya menyeringai senang entah kenapa ia merasa semua kasih sayang Sasuke kini tertuju kepada Sarada. Ingatan Hika ingin memutari kepalanya tetapi tidak dizinkan otaknya. Kenapa? Apa yang terjadi sebenarnya?
Sejak sadar lagi-lagi kalimat ulang Naruto. Uchiha Fugaku, dan Uchiha Mikoto berubah, meliriknya sinis, memandangnya tajam, berujar kasar entah apa yang terjadi tetapi Naruto tidak peduli.
"Senin minggu depan apakah Kyuu-mama, dan Itachi-papa bisa menjemput Naru?" keduanya mengangguk setuju karena Naruto punya urusan hujung minggu ini.
Makan malam kembali hening, dan selesai begitu saja tanpa mengucapkan apapun kesemua orang di sana meninggalkan meja makan lalu duduk di ruang keluarga menyisihkan keluarga besar ItaKyuu, anak-anak mereka, dan Sakura.
"Mama apa hanya perasaan Naru mereka semua berubah?" tanya Naruto mengelap bibirnya menggunakan tisu.
Sejujurnya Naruto sudah terlatih dalam tata krama seperti bangsawan. Keluarga Uzumaki sangat mementingkan semua itu mau tak mau Naruto menurut saja.
"Hanya perasaanmu sayang, jika sudah selesai Naru bisa masuk ke kamar ya." Sakura mengelus rambut hitam kebiruan Naruto lembut.
Naruto menganggukkan kepalanya ia tidak mengerti kenapa ia harus masuk ke dalam kamar sedangkan mereka berada di ruang keluarga? Lagi-lagi Naruto tidak peduli.
"Imouto-chan sekalian bersekolah di Ame saja ya." Uchiha Sou, si bungsu Uchiha Itachi menatap Naruto penuh harap.
"Mungkin karena sepertinya Naru tidak diperlukan di sini lagi Onii-chan." tersenyum manis ia tujukan kepada Sou hingga Sou memekik senang.
"Yosh! Sudah diputuskan bahwa Uchiha Naruto menjadi adik Uchiha Brothers!" Sou sengaja beteriak agar orang-orang di ruang keluarga mendengarkan.
Itachi, Kyuubi serta kakak-kakaknya hanya menggelengkan kepala. Dulu sangat sulit mendekati Naruto sekarang mereka tidak akan melepaskan peluang mendapatkan Naruto. Mereka licik, dan halus ingat mereka Uchiha.
..
..
..
..
Di sebuah ruang bawah tanah Uzumaki Kushina menatap foto putranya. Sudah satu tahun berlalu ia masih meratapi kematian sang putra tercinta, foto-foto semasa ia mengetahui diri hamil, gambar-gambar USG kehamilan dari minggu ke bulan dipanjangkan di sana.
Mengelus foto itu penuh kasih andai saja ia melarang Naruto pergi ke pesta ulang tahun salah seorang Uchiha semua ini tidak akan terjadi, apakah Uchiha tau putranya meninggal dunia di taman tidak jauh dari mansion mereka?
Kushina masih waras untuk menyalahkan sahabat putranya yaitu Uchiha Menma, pemuda itu adalah anak kepada adik iparnya Namikaze Samui.
"Merindukan putra kita Koi?" Minami memeluk sang istri dari belakang, menenggelamkan wajahnya ke perpotongan leher sang istri.
"Anata kenapa semua ini terjadi kepada putra kita, mereka sungguh kejam! Haruskan putra kita." ujar Kushina lirih akhirnya tangisan yang ia tahan sadari tadi pecah begitu saja.
Ia merindukan putra kecilnya, wajah ceria, suara tawa, senyuman Indah, larian sang putra ketika berlari menghindari kejarakan si kakak kembar. Mengapa kami-sama harus sekejam ini kepada mereka.
"Kita pasti menangkap pelaku pembunuhan putra kita, pasti dan jangan pernah putus asa sayang apa kau ingin putra kita sedih di atas sana, Naru-kita tidak menyukai mata indahmu menitikan airmata." Minami menenangkan sang istri tetapi Kushina bisa merasakan lehernya basah menandakan bahwa suaminya ikut menangis.
Malam itu ruang bawah tanah mansion Uzumaki menjadi saksi bisu kedua orang tersebut menangis sang putra tercinta.
..
..
Naruto gelisah dalam tidurnya, ia mengalami dua mimpi di mana gadis bernama Hika diseret paksa ke sebuah taman sialnya di taman tersebut tidak ada satu orang pun. Tiga pria bertopeng memukul, membanting tubuh mungil Hika, suara teriakan meminta tolong tidak ada sesiapapun yang mendengarkannya.
Tiga pria itu merasa puas lalu menelepon orang yang menyuruh mereka menyiksa gadis di bawah kaki sang bos (Baca) dinjak sang bos di kepala lagi.
"Sesuai permintaanmu gadis ini sekarat! Kau harus membayar mahal jasa kami."
"Pasti aku membayar kalian mahal! Tinggalkan gadis itu biarkan dia mati dengan pelan."
"Baik!"
Tetapi ketiga orang tersebut panik saat mendengar teriakan dari arah belakang mereka tanpa membalikkan badan, mereka belari meninggalkan taman.
Gadis kecil bernama Hika sempat membuka matanya, surai pirang terlihat jelas.
"Arigatou Onii-chan, semoga kita bertemu lagi di dalam mimpi atau di kehidupan selanjutnya."
Bisikan gadis kecil tersebut sama sekali tidak didengar oleh si surai pirang karena si surai pirang sibuk belari meminta bantuan.
Hosh! Hosh! Hosh!
"Mimpi apa itu, arghh! Kepalaku sakit." desis Naruto menjambak rambutnya.
Naruto tidak tahu bahwa semua itu adalah takdir. Mungkin gadis kecil bernama Hika tidak bisa menahan siksaan 'orangTersebut' hingga memilih kematian, meminta Kami-sama memberikan tubuhnya kepada Naruto. Mungkin saja karena semua ketentuannya.
..
..
..
TBc
Akhirnya!! Selesai ngetik! Tiga kali draft dihapus, dan yang ke-4 menjadi langsung dipublikasikan!
SELAMAT MEMBACA!! BERIKAN BINTANG YA!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top