BADU ^
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: (?)
Rating: M -ForSafe-
Genre: Family, Romance, Drama
Warning: oc, ooc, gender switch, Female Naruto, Typo's, Maybe have s*x area! SMUT!! maybe, Bad Talk!
..
..
Mungkin ini fic pengganti CHANGE Maaf saya tidak bisa ngelanjutin fic yg di sana.. Benar-benar mati idea di sana... Mungkin ada sedikit perubahan ya... Ada yg kecewa? Langsung katakan jangan disimpan ya.. Enggak baik untuk HatiJantungnya....
..
..
Seorang pemuda sekitar usia delapan belas tahun melirik pria di sampingnya yang mungkin berusia dua puluh lima tahun. Wajah tampan dengan manik hitam kebiruan, rambut hitam panjang gelombang, kulit putih sedikit pucat yang memperkenalkan diri sebagai Hitachi, Naruto pemuda itu tersenyum manis saat pria itu mengajaknya berdansa sebagai seorang kaki ia malu sekali tetapi pria itu tetap bersikukuh mengajaknya.
Mau tak mau Naruto menurut saja. Mereka menari diiringi musik klasik, ia tersenyum ketika pria itu berbisik mesra jantungnya terasa mau meledak. Selepas menari Hitachi mengajaknya berjalan-jalan di sekitar taman tidak jauh dari kediaman sahabatnya?
Semuanya begitu pantas, begitu cepat hingga Naruto tidak bisa mempertahankan diri sedangkan ia memegang sabuk hitam taekwondo. Pria itu merobek bajunya, melepaskan celana serta boxernya, Naruto menjerit nahasnya mulutnya disumpal baju miliknya tanpa aba pria itu memasukkan Dodol miliknya ke lubang stroberinya, ia menjerit kesakitan, air mata mengalir deras ia bisa mendengar sumpah serapah pria itu.
Mengatakan bahwa semua Namikaze tidak ikhlas menolongnya serta keluarganya. Kenapa? Apa yang pria itu katakan? Siapa Namikaze? Sedangkan marganya Uzumaki. Mata Naruto membola selepas menuntaskan hasratnya pria itu menancap belati perak tepat di dada Naruto.
"Sekarang pasti para Namikaze menyesal telah membohongiku!! hahahaha!!"
Naruto melihat seringai menjijikkan pria tersebut sebelum menghembus napas terakhir Naruto bersumpah.
"Aku akan membalas perbuatanmu bajingan!"
Pada tangal maret, 23 seorang pemuda berusia delapan belas tahun ditemui di sebuah taman dengan keadaan mengenaskan. Pemuda bernama Uzumaki Naruto, putra tunggal kepada Uzumaki Kushina, dan Uzumaki Ryuu
..
..
..
..
..
..
Seorang gadis berusia delapan tahun terbaring lemah di atas kasur Queen Size miliknya, di sisi kiri ada infus serta tidak lupa dua pelayan yang selalu menemani Putri bungsu Uchiha.
"Apa Hime-sama akan terbangun Hage-san." seorang pelayan muda bertanya kepada kepala pelayan di mansion Utama Uchiha.
"Tentu, pasti Hime-sama membuka matanya karena beliau sangat kuat, ya beliau tegar jangan khawatir." Hage Kane menguatkan hatinya sendiri.
Dokter mengatakan bahwa Uchiha Hika Naruto tidak bisa bertahan hidup, 50-50 itulah keadaan gadis kecil itu. Naruto ditemukan tergeletak bersimbah darah di sebuah taman tidak jauh dari mansion Uchiha itu pasti ulah musuh keluarga Uchiha yang membenci kesuksesan mereka.
"Eughh!!" Kane terkejut, ia belari mendekati ranjang sang hime, manik hijaunya berkaca-kaca.
"Kana! Panggil dokter kemari! CEPAT!! KATAKAN HIME-SAMA SUDAH SADAR!" Kane menoleh ke arah anaknya, ya Hage Kana adalah putrinya karena mereka bekerja, mereka diharuskan mengenepikan urusan keluarga.
Mereka harus fokus kepada keluarga Uchiha. Itu printah mutlak, tidak terbantahkan.
TAP! TAP! TAP!
Kane bisa mendengar derapan beberapa langkah kaki menuju ke kamar sang hime, ia mulai mengundurkan langkahnya. Dokter alias istri Uchiha sulung yaitu Uchiha Kyuubi terlebih dahulu tiba, napasnya ngos-ngosan mengelap keringat sebelum mengecek keadaan keponakan tercintanya.
Kyuubi membuka sedikit kelopak mata Naruto, torch light menyorot manik hitam yang bergerak di dalam sana. Kyuubi menghela nafas lega, ia terduduk lemas di sisi ranjang keponakannya lalu menangis semua keluarga Uchiha di sana mengikuti tangisan Kyuubi semua ya termasuk si datar FugaMada.
"Hampir satu tahun koma akhirnya, akhirnya Putri kecil kita kembali Keriput-kun, Naruto kembali." Kyuubi menangis meraung di dada bidang sang suami.
Seluruh keluarga Uchiha terduduk lemas seperti Kyuubi telebih lagi kedua orang tua kandung Naruto yaitu Uchiha Sasuke, dan Uchiha Sakura. Karena kelalaian mereka Naruto harus menerima kebusukan para musuh Uchiha.
"Sekarang kita menunggu Naru-chan sadar sepenuhnya." Kyuubi sudah tidak menangis, ia menatap satu per satu keluarga Uchiha. "Mulai saat ini kita harus memperketatkan penjagaan Naruto." usulan Kyuubi dibalas anggukan mantap para Uchiha yang lain.
..
..
..
Di permakaman keluarga Uzumaki. Seluruh orang-orang klan Uzumaki menghantar ke pemergian pemuda manis bernama Uzumaki Naruto, foto dihiasi dengan pita hitam, senyuman di dalam foto tersebut membuat sang ibu meraung kesakitan.
"Kenapa! Kenapa harus putraku! Kenapa! Katakan kepadaku! Katakan padaku Anata! Kenapa." Uzumaki Kushina tidak bisa mempercayai putra tunggalnya sudah tiada, dia satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga utama Uzumaki.
Kedua kakak Uzumaki Naruto sama meraung menangis sang adik. Uzumaki Karin, dan Uzumaki Karen kedua wanita berusia dua puluh tiga tahun itu tidak bisa menerima kematian sang adik. Siapa yang tega membuat adik mereka seperti ini.
"Kaa-sama jangan khawatir Karin akan menemukan pembunuh Naru-chan! Tidak ada ampun bagi mereka yang tega kepada otouto tercintaku!" Karin bersumpah di hadapan sang ibu sekaligus sang adik.
Seluruh orang yang ada di sana menyetujui permintaan Karin. Mereka harus menemukan orang yang sudah membunuh permata mereka.
"Cari dia! Tidak! Cari mereka yang membuat adik kalian seperti ini." manik merah menyala itu menatap tajam manik senada dengannya.
Karin, dan Karen mengangguk mantap sementara sang ayah menghela nafas pelan, menatap sendu nisan bertuliskan nama putranya di sana.
"Balas mereka seperti yang mereka lakukan kepada adikmu." Minami berujar datar sangat jarang ia menunjukkan perasaan seperti itu.
Darah di bayar darah, mata di bayar mata, nyawa di bayar nyawa.
..
..
Paginya mansion Uchiha digemparkan dengan teriakan di dalam kamar Hime-sama.
"ARGGHHH! APA YANG TERJADI!! SIAPA DIA! ARRGGHH! SIAPA KAU! SIAPA BOCAH ITU!! ARRGHH!!" begitulah teriakan tidak elit seorang pemuda beralih ke badan seorang gadis kecil.
Sedikit undur waktu. Naruto terbangun dari tidurnya menurut sang empunya, ia turun dari ranjang, masuk ke dalam kamar mandi dengan santai membuka seluruh pakaian di tubuhnya. Dengan mata buram, blur-blur gitu ia mengerjap beberapa kali memastikan matanya tidak salah.
Ia berdiri di sebuah cermin. Memerhatikan tubuh mungil tersebut, jari-jari kecil meraba seluruh tubuh itu. Mulai dari rambut, mata, hidung, telinga, bibir, giginya turun ke bawah meraba dada yang sedikit membengkak, turun ke perut datar yang ia pikir 'halus sekali' turun lagi kini ia menekan-nekan aren terlarang, semakin ia menekan kenapa tidak ada burung? Kenapa ada buah persik di sana? Menekan lebih dalam, ia menemukan lubang ceri di sana.
Hasilnya ia menjerit histeris! Sambil menunjuk-nunjuk gadis yang ternyata dirinya tersebut.
Brak! Trak! Bum! Dak! Boomm! SHINEE!!
pintu kamar mandi Hime-sama di dobrak sang ibu Uchiha Sakura mengambil ancang-ancang kuda, ia melihat sang Putri meringkuk tidak jauh dari Bak mandi. Wajah Naruto sepucat mayat tentu saja Sakura khawatir.
"My God! What happened to you honey." Sakura mencapai handuk tidak jauh darinya lalu menyelimuti sang anak.
"Who?" pertanyaan Naruto membuat tubuh sang ibu menegang hebat.
Who? Apa putrinya tidak mengenal sang ibu? Ia bersumpah melahirkan Naruto di usianya dua puluh tujuh tahun selepas melahirkan tiga anak yang lain. Ia menikah muda sangat muda malah, Putri sulungnya bernama Uchiha Sarada lalu putranya Uchiha Ken, dan Uchiha Menma terakhir Uchiha Hika Naruto. Ada yang bertanya-tanya kenapa nama Naruto ada dua?
Awalnya nama Putri mereka adalah Uchiha Hika, Putri kecil yang penuh dengan aura keangkuhan, kesombongan, kedataran. Sakura angkat tangan dengan sikap sang anak suatu hari karena tidak tahan dengan tingkah laku Hika ia membentak putrinya hingga melarikan diri.
Semua sangat pantas sebelum Sakura menelepon sang suami karena putrinya tidak kunjung pulang, selama ini jika mereka bertengkar Hika tidak akan lama merajuk gadis kecil itu akan meminta maaf namun semua terjawab jelas. Putrinya ditemukan seorang pemuda bersurai pirang, manik biru sehangat musim semi, kulit Tan serta tubuh mungil. Pemuda itu memperkenalkan diri dengan nama Naruto tanpa menyebut marganya, kata pemuda itu ia hendak berkunjung ke salah seorang kenalan ia melewati taman di mana Hika selalu ada pemuda tersebut mengatakan bahwa ia melihat tiga pria mencurigakan, ia beteriak memanggil ketiganya tetapi matanya membola melihat seorang gadis kecil bersimbah darah.
Tanpa menunggu pemuda tersebut membawa Putri mereka ke rumah sakit, dan pemuda itu hilang tanpa bisa mereka berterima kasih, dan malangnya gadis mereka dinyatakan koma.
Sudah satu tahun berlalu akhirnya Putri kesayangan mereka sadar, dan APAAN INI kenapa Naruto-nya tidak mengingatkan siapa yang melahirkan dirinya.
"Sayang, ini mama." Sakura membujuk Naruto yang sudah menyudutkan diri di tembok sana.
Wajah pucat pasi saat ia mencoba mendekatinya, beteriak hingga suaranya tidak terdengar.
"PERGI! PERGI! SIAPA AKU! DI MANA AKU BERADA! OKAA-CHAN! OTOU-CHAN! ANEKI-CHAN!! ONEE-CHAN!!" Naruto tidak sadar jiwanya berpindah ke dalam tubuh gadis mungil tersebut.
Sakura sulit menenangkan Putri mereka akhrinya ia menelepon suaminya. Tidak butuh waktu yang lama akhirnya Sasuke tiba jangan tanyakan seberapa lajunya pria itu membawa mobil.
"Ada apa Saki? Kenapa dengan Putri kita." Sasuke mendekati Sakura yang berjongkok tidak jauh dari Putri mereka, dan bodohnya ia ikut berjongkok seraya meletakkan tangan kanan di dagunya.
Konyol? Abaikan biarkan UkeSasu eh salah SasUke OOc di fic ini.
"Dia tidak mengenaliku sebagai ibu yang melahirkan dirinya, sakit bang." Sakura menatap Sasuke dengan pandangan berkaca-kaca, imut kata Sasuke sih...
MAAFKAN AKU!! AKU ENGGAK KUAT AGENDA MEREKA!! PENGEN BETERIAK! NARU MILIK SASUKE!! nahasnya Fic ini bukan untuk mereka.
"Biarkan aku membujuk Putri kita." kumat, akhirnya si bungsu Uchiha mendekati Si bungsu junior Uchiha.
..
..
"Sayang papa, lihat kemari ini papa." Naruto merespon mungkin tubuh atau pendengarannya mendengar suara berat pria.
Yakni Uchiha Hika Naruto sangat rapat, leket, lekat dengan Sasuke.
"Otou-chan! Ayo pulang Naru tidak suka di sini! Ada tante-tante genit mengaku ibunya Naru, ayo pulang papa." Sasuke mencoba memproses informasi sang anak, ia sadar putrinya pasti kehilangan ingatan.
"Dengar sayang, ini rumah Hika-chan tempat di mana Hika lahir, dan wanita di sana ibu yang melahirkan Hika." Naruto memiringkan kepalanya, ia menatap lamat wajah Sasuke.
Lagi-lagi ia menjerit, dan akhirnya pingsan bocah berusia delapan tahun itu mengalami guncangan batin, jiwanya.
"Panggil Nee-san sepertinya Hika terlalu syok." Sasuke menggendong putrinya BridalStyle ia meletakan tubuh mungil itu dengan hati-hati.
Selepas satu tahun menanti, dan hasilnya seperti ini memang orang tua mana yang tidak kecewa.
..
..
..
Gadis kecil bernama Naruto yang sangat disayangkan jiwa pemuda bernama Naruto berada di dalam badan si gadis kecil tersebut, Naruto mengerjapkan matanya sebelum bangun dengan pelan akhirnya ia mengerti kenapa ia bisa berada di dalam tubuh gadis berusia delapan tahun ini.
"Hime-sama! Anda susah sadar?" pertanyaan dari Kana membuyar lamunan Naruto, manik sehitam langit malam tanpa Bintang menatap wanita tua tersebut.
"Bolehkah saya melihat album keluarga Uchiha?" tidak menjawab pertanyaan sebaliknya Naruto mengajukan pertanyaan.
Sungguh Kana terkejut dengan kata-kata yang keluar dari bibir mungil si Hime-sama. Sangat sopan, lembut wanita tersebut bergegas keluar dari kamar Naruto ia harus membawakan album seluruh keluarga inti maupun tidak inti kepada Naruto. Katanya Hime-sama mereka hilang ingatan.
Kana mengetuk pintu kamar Naruto selepas mendengar si empunya kamar ia masuk tanpa basa-basi menyerahkan album tersebut.
"Anda bisa keluar sekarang, dan terimakasih." Kana hanya mengangguk kaku.
Sungguh pertama kalinya ia mendengar suara lembut Naruto.
..
..
"Coba aku lihat, hm! Aku benar anak mereka, dan ketiga orang ini kakakku, kakek, nenek, bibi, paman oh banyak sekali mereka, dan apaan bocah ini sungguh aku malu mengakui berada di dalam tubuh bocah ini." ujar Naruto sangat kesal setengah mati.
Ketika ia pingsan, ia seperti mengalami mimpi intinya memperlihatkan sifat, dan sikap gadis kecil yang dimasuki jiwa laki-lakinya. Ia bisa melihat sikap angkuh, sombong, congkak seperti iblis yang sudah menguasi jiwa lemah manusia, dan sifat barbar jika tidak ada orang, membully, bicara kasar kepada orang tua. Kasian sekali orang tua gadis ini, Naruto merutuki keajaiban tuhan diberikan padanya tetapi ia juga sadar pasti ada sesuatu yang ingin tuhan tunjukan padanya.
"Stt...sakit!" desis Naruto menjambak rambut hitam kebiruan panjang miliknya.
Matanya terpejam, ia melihat kilasan demi kilasan kenapa gadis ini terbaring kaku di kasur. Satu tahun lalu gadis ini bertengkar dengan sang ibu, kabur dari rumah dihadang tiga laki-laki, manik hitam gadis ini bisa melihat jelas ketiga wajah orang itu. Percakapan mereka juga terdengar, Naruto menyimpulkan bahwa semua ini berkaitan dengan dirinya.
"Ah! Kenapa aku bisa lupa sebelum ke pesta ulang tahun sahabatku bernama Menma, aku menolong seorang gadis bersimbah darah! Jangan bilang ini tubuh gadis itu!" pekik Naruto yang terburu-buru turun dari ranjangnya.
Meneliti dari atas ke bawah, bawah ke atas. Tidak salah lagi ini gadis itu TETAPI kenapa satu tahun berlalu! Bukanlah kemarin ia baru saja dibunuh? Ah! Naruto sangat pusing bila mengingat semua itu. Lebih baik ia tidur dulu sebelum mengorek informasi tentang kehidupan ini. Eh? Salah ya? Biarkan...
..
..
..
..
Di dalam sebuah ruang bawah seorang pria yang sangat kita kenali yaitu Uchiha Hitachi. Salah seorang dari Uchiha Inti ayahnya bernama Uchiha Fuga adik kepada Uchiha Fugaku. Pria tersebut mengusap foto berisi pemuda manis yang ia bunuh beberapa hari lalu, ia tidak menyesal karena Namikaze telah menipunya, dan menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Namikaze menipu ayahnya hingga sang ayah meninggal dunia, kini mereka pasti berduka atas kematian putra mereka.
Apakah Hitachi tidak tau bahwa pemuda tersebut bukan bermarga Namikaze melainkan Uzumaki.
"Semua ini kesalahan keluargamu! Jangan menyalahkan diriku, semoga rohmu berada di syurga sana." Hitachi tertawa terbahak-bahak, ia sangat bahagia.
Ia bahkan melewatkan berita mengenai penemuan mayat pemuda tersebut, dan tidak tau siapakah dia yang sebenarnya.
..
..
..
Di bawah rembulan Naruto pemuda yang kini menjadi Naruto si gadis. Ia mengusap wajahnya imut sih tetapi kelakukan bocah satu ini harus diperbaiki, apakah ia harus meminta maaf kepada semua pelayan di mansion Uchiha? Tidak buruk juga karena di dalam keluarga Uzumaki ia di didik menghormati orang yang lebih tua.
Baik rakyat jelata, pelayan, wanita penghibur, pria penghibur. Harus dihormati biarpun pekerjaan mereka keji, dan kita tidak tau kenapa mereka harus melakukan perkara itu.
"Sulit sekali yah, berpindah jiwa seperti ini Kami-sama anda benar-benar memberkahi diriku." Naruto tertawa kecil.
Sungguh anggun, sopan. Dulunya ia suka didandani kedua kakak perempuan hingga diusia delapan tahun ia masih memakai gaun katanya adik mereka Kawaii desu nah apaan kakak mereka itu, ah ia jadi merindukan mereka.
Apakan mereka menerima kematiannya dengan lapang dada? Rasanya Naruto bisa menebak kejadian sekarang. Ia sedih bagaimana dengan ibunya? Apakah beliau baik-baik saja?
"Tentu saja tidak memang siapa yang menyukai anaknya meninggal dunia, diperkosa lalu dibunuh seperti itu." kekehan pelan mengalun merdu.
Sampai-sampai ada yang merinding mendengarnya. Naruto ingat ia punya tiga kakak tetapi ketiganya tidak menyukai dirinya tepatnya gadis ini.
"Hika-chan." ah! Naruto mengenal suara itu satu-satunya orang yang masih memanggilnya Hika, nama sebenar gadis ini.
"Papa, selamat datang." sebelumnya Naruto gadis kecil menyambut Sasuke dengan kata kasar karena ingin kau berubah ia harus sopan mengembalikan imagenya.
"A-ah! Papa pulang." tentu saja Sasuke terkejut dengan perubahan mendadak Naruto. "Ayo masuk angin malam tidak baik untuk kesehatanmu." putrinya hanya menganggukkan kepala, mengikut langkah kakinya.
..
..
..
Seluruh keluarga Uchiha berkumpul termasuk sepupunya, mereka mengadakan pesta kembalinya Putri keluarga inti Uchiha. Naruto meneliti setiap wajah yang ada di sana manik hitam membulat melihat wajah yang sangat ia kenali.
"Selama malam semuanya terimakasih karena sudah datang." Naruto membungkuk hormat.
Kompak seluruh Uchiha tepergah melihat kejadian langka ini, mereka saling menatap, siap berbisik.
"Saya mohon maaf atas sikap, dan sifat saya selama ini mungkin itu masa pemberontakan gadis kecil ini." Ah Naruto sangat pintar memainkan kata-kata.
"T-tidak masalah." jawab semuanya kompak, Naruto tersenyum manis.
Langka! Sangat langka mereka memotret wajah senyum Naruto hingga mereka saling mendorong Naruto tidak mempedulikan mereka, ia berjalan menghampiri ketiga kakaknya. Berdiri cukup lama hingga ia berlutut, meletakkan kepalanya diatas lantai keramik berkualitas tinggi.
"Maafkan saya Aneki-chan, Aniki-chan, Onii-chan, maaf atas perilaku Naruto, apakah Naru jahat? Apa kalian membenci Naru katakan saja, Naru menerima lapang dada." Sarada, Ken, dan Menma tidak percaya Naruto menurunkan harga dirinya demi permintaan maaf.
Naruto harus memainkan peranan, ia harus melakukan dengan sempurna, ia sudah masuk ke dalam keluarga ini mau tak mau ia harus menerima.
"Cih, memangnya aku percaya padamu! Tidak mudah membuang sikap, dan sifat sombong, angkuhmu." Menma kakaknya Naruto berkata dengan sinis.
Naruto menekan amarahnya, hari ini adalah pesta untuknya karena kembalinya ia membuka mata tampaknya ia harus sedikit keras.
"Yah.. Jika tidak percaya anggap saja permintaan maafku angin lalu, maafkan saya semua saya akan istirahat dulu, dan papa bisakan mencari tau tentang pemuda tampan bernama Uzumaki Naruto." tanpa menunggu jawaban orang-orang yang ada di sana, ia terus ke lantai dua.
Percuma jika berada sini terlalu lama ia mana mungkin tidak meledak jika selalu dipandang sinis. Ia bukan gadis angkuh bernama Uchiha Hika tetapi ia adalah Uzumaki Naruto. Sikap ditujukan Menma sudah cukup membuat hatinya terluka, jika dulu dirinya adalah Hika sekarang dirinya hanya Naruto baik Uchiha maupun Uzumaki.
Seluruh Uchiha hanya mampu terdiam sebuah pertanyaan kenapa Naruto bisa berubah secepat itu? Sasuke kemudian menyusul putrinya, yang harus disalahkan atas sikap, dan sifat Naruto adalah Sasuke. Terlalu memanjakan apapun akan ia berikan pada sang Putri.
Tok! Tok! Tok!
Tiga kali ketukan tetapi tidak kunjung dijawab Sasuke memutar kenop pintu kamar Naruto, kepalanya menyembul telebih dahulu sebelum manik hitam membulat sempurna.
"HIKA APA YANG KAU LAKUKAN!!" Teriak Sasuke sukses membuat keluarga yang lain khawatir.
Derapan larian kaki bisa terdengar jelas, Sasuke nerobos masuk tanpa mempedulikan teriakan Naruto memintanya keluar.
"SEMUA INI!! KARENA SEMUA INI BOCAH INI SOMBONG! ANGKUH! AKU AKAN MENGHANCURKAN SEMUANYA!!" Teriak Naruto membanting barang berharga gadis yang ia tempati.
Dari meja rias, lemari pakaian hingga ke kamar mandi. Semua barang bermerek terkenal, pakaian ia robek, gunting, berlian berbentuk hati ia hempaskan ke lantai.
"Sayang! Berhenti! MAMA KATAKAN BERHENTI!" Sakura tidak tahan dengan perubahan sikap Naruto biarpun ia menyukainya. "Tatap mama kenapa Naru seperti ini." dengan lembut ia mengelus surai panjang putrinya.
Sarada, Ken, dan Menma hanya bisa berdiam diri, terpergah menatap isi kamar adik bungsu mereka. Manik berbeda warna saling melirik satu sama lain apakah mereka keterlaluan?
"Mama, Naru punya permintaan hilangkan nama 'Hika' dari nama Naru! Naru tidak menyukai nama itu! Hilangkan hingga tidak tersisa." Naruto mengenggam tangan Sakura, manik hitam bulat menatapnya penuh harap.
Sakura melirik Sasuke meminta persetujuan suaminya itu karena sejak di di dalam kandungan nama 'Hika' adalah nama Putri bungsu mereka. Mau tak mau Sasuke menganggukkan kepala biarpun tidak sanggup.
"Baiklah mama akan menghilangkan nama itu, dan ada yang lain?" Sakura harus diberikan anugerah terindah karena bisa menenangkan Naruto(Pemuda).
Naruto dulunya sangat keras kepala ia akan mengalah jika sang ibu, Kushina angkat bicara. SasugaMama!!
"Hm! Naru mau seluruh isi kamar diganti! Naru mau yang baru! Buang seluruh isi kamar ini atau mama berikan pada anak-anak panti asuhan, intinya Naru mau semua berubah! Besok kita berbelanja ya mama." Naruto berbicara sangat antusias hingga orang-orang melongo mendengar kata-kata panjang si Putri.
..
..
TBc
Rasanya tangan mau keriting ngetiknya! 3K fuahaahhh!!
Oke² harus ada yang protes² kalau enggak tidak ada kemajuan loooo!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top