17

Happy Reading
Typo maklum

***

Dua hari ini aku hanya mengurung diri dikamar.
Bukan perihal lain, tapi aku lagi mau menghabiskan bacaan Novel ku. Kalo kata orang-orang sih namanya Maraton gitu.

Tinggal beberapa bagian lagi bakal tamat dan aku nungguin endingnya. Apakah nanti tokoh utamanya akan bahagia atau malah sebaliknya.

Novel yang lagi aku baca berjudul 'Winter In The Dark'. Novel yang baru dibelikan Bright dua hari yang lalu.
Aku suka cara pembawaan dari novel ini. Terasa asik dan lucu walaupun novelnya bukan genre comedy.

Cerita nya memiliki konflik yang berat tapi terasa ringan, jadi pembaca juga tidak ikut tertekan. Aku suka novel yang seperti ini.

Novel yang bercerita tentang perjuangan gadis untuk bekerja menghidupi orang tua dan kedua adiknya. Bahkaj Hanya demi uang dia rela menjual tubuhnya kepada para lelaki hidung belang. Sedikit menyeramkan untuk ku.

Hingga saat diperjalanan pulang, di jalanan yang tengah penuhi salju dia bertemu dengan seseorang yang pernah menyewa tubuhnya saat itu.

Wanita itu pikir sang lelaki akan kembali menyewa tubuhnya. Tapi ternyata dia salah.
Lelaki itu malah memaksa nya untuk ikut ke suatu tempat. Dia sempat menolak tapi tetap dipaksa dengan ancaman akan mencelakai keluarga wanita itu.

Dengan terpaksa wanita itu menyetujui ajakan pria tersebut. Sesampainya ketempat yang dituju wanita itu kaget ternyata tempat ini adalah markas seorang Mafia yang cukup ditakuti dikota nya. Dia tidak menyangka bahwa akan berurusan dengan orang menyeramkan seperti mereka.

Hingga akhirnya Wanita itu mengetahui bahwa dia akan dijual oleh para mafia tersebut. Tidak ada yang bisa Wanita itu lakukan selain menurut sembari memikirkan cara agar bisa lepas dari mereka.
Tubuhnya dipaksa ikut menuju tempat rahasia yang didalamnya banyak sekali orang yang menjadi korban sama sepertinya.

Wanita itu mencari celah untuk kabur, Tuhan kini berpihak padanya, setelah berhasil kabur bersama para korban lainnya. Wanita itu bertemu dengan pria tampan yang pernah ditemuinya di club malam.

Malam dingin yang penuh salju membuat Wanita itu nekat untuk meminta tumpangan pada pria itu. Tapi pria tampan itu meminta tubuhnya sebagai imbalan.

Wanita itu menerima, toh dia sudah sering melakukan itu jadi tidak masalah untuk nya. Hari-hari telah dia lewati bersama dengan pria itu. Banyak kenangan yang terukir oleh mereka di musim salju kala itu. Tapi semua keindahan itu berubah saat dia mengetahui fakta bahwa sang pria itu ternyata sudah memiliki istri.

~

Kegiatan membaca ku terhenti saat mendengar suara grusuk dari balkon.
Aku menutup buku bacaan ku dan berjalan membuka pintu menuju balkon.

Aku melihat Bright yang seperti sedang melangkah untuk menyebrangi pagar balkon pembatas kamar kami.
Kaki kanannya berada di lantai balkon ku dan kaki kirinya masih berada di lantai balkon miliknya. Jadi seperti 5/5 begitu.

"Bright?..Ngapain?" Tanya ku.

Bright kaget dan menghentikan kegiatan manjat nya. "Eng..Enggak g..gue mau emm.. Anu maksudnya g-gue AAH UDAH LAH GUE MAU PULANG!!"

Aku menyerjit bingung apalagi melihat wajah Bright memerah. Aku langsung tersenyum.
"Bright mau ngintipin Win kan?"

"Enggak! "

"Udah lah ngaku aja, Iya kan? "

"Enggak! Gak usah geer lu!"

Aku manggut-manggut. "tapi tadi kata Mami pas Bright antar sayur, Bright nanyain Win kan? Sampe liatin tangga terus."

"Mana ada!"

"Hmm yaudah deh kalo gak mau ngaku juga gak papa, yang penting Win tau kalo Bright lagi kangen kan sama Win. Kan kan kan?" ucapku sambil me-noel-noel pipi Bright, tapi langsung ditepis sama pemilik pipi.

"Apa sih lu!" Aku ngeliat pipi Bright memerah, pasti Bright lagi malu sekarang. Entah keyakinan dari mana aku begitu yakin Bright memang kangen sama aku, cuma gengsinya aja gede.

Aku langsung menarik tangan Bright untuk masuk kamar ku.
"Woi mau ngapain! Aghh kaki gue! Bentar elah!" Bright protes saat salah satu kakinya masih berada di balkon sana.

Aku membawa Bright memasuki kamar ku dan menyuruh nya duduk di sofa kamar.
"Mau ngapain sih! "

"Menggambar, kita kan udah lama gak menggambar bareng."

Aku mengeluarkan buku gambar dan alat-alat gambar lainnya dan menaruh diatas meja.

"Ngomong-ngomong Bright ngapain tadi manjat pagar balkon?" Tanya ku kembali iseng.

"Siapa yang manjat? Orang gue mau duduk-duduk doang!"

"Tapi kalo duduk doang kok ribet banget sampe bunyi grasak grusuk gitu?"

Aku mencabut lembar bagian tengah buku gambar nya lalu memberikannya pada Bright. Aku melihat wajah Bright yang memerah. Lucu banget sih ngeliat Bright malu-malu gini.

"Ini, sekarang kita gambar rumah yang ketimbun salju ya. Win udah jago menggambar tau. Liat nih." Aku menunjukkan hasil gambar ku selama ini pada Bright.

"Hmm...gak buruk juga." Komentarnya, Lalu Bright mengambil kertas yang tadi aku berikan dan mulai menggambar dalam diam.

Berada dalam satu energi bersama Bright selalu bikin aku degdegan, cuaca dingin menjadi pelengkap suasana canggung yang aku paksa menjadi cair dan menyenangkan. Tapi gagal menyenangkan. Brigth tetaplah Bright. Hufft

Aku hanya memperhatikan tiap garisan yang Bright goreskan di kertas gambar itu.
Sempurna.
Hanya beberapa goresan saja sudah terlihat sketsa gambaran itu.
Aku saja harus gambar dan hapus berulang kali dulu baru menjadi sketsa yang bagus.

"Gimana punya gue?"

"Bagus banget Bright, tapi disini ditambah gambar pohon natal sama api unggun bisa gak?"

Bright bingung. "emang ada pohon natal sama api unggun dipasang diluar rumah? Apalagi ini kan bersalju."

"Bright..ini kan Imajinasi. Mau di bikin matahari dan bulan lagi main bareng di tengah salju juga boleh-boleh aja tuh!"

Bright tertawa kecil dan mengangguk. "Tapi sebelum itu gue mau nanya satu hal sama lu."

"Tanya apa? "

"Dua hari ini lu kemana?

"Hm?"
Aku bingung, Bright nanya gitu? Berarti Bright nyariin aku yang dua hari ini gak keluar rumah sama sekali.

"Sampe gue hubungin berkali-kali pun gak direspon. Gue pikir lu mati! " Lanjut nya.

Mati? Teganya.

Tapi masa sih Bright sampe hubungin aku berkali-kali. Kok gak ada notifikasi nya sih. Aku coba buka HandPhone memang gak ada notifikasi sama sekali.

"Enggak tuh, notif WA win kosong tuh." Aku menunjukkan layar HandPhone ku pada Bright.

"Lu idupin data gak itu?"

"Idup kok nih." Tunjuk ku lagi.

"ada kuota gak? "

Sekarang aku baru tidak yakin.
Aku melihat ke lagi ke HandPhone ku dan memastikan nya. Lalu aku tertawa canggung pada Bright. Aku baru ingat belum isi kuota beberapa hari ini.

"Abis." Cicit ku.

Bright mendengus. "lagian lu ngapain aja sih?"

"Win lagi baca novel yang Bright beliin tau. Novel nya seru, tapi Win belum selesai baca gara-gara Bright gangguin tadi." Kesal ku.

"Gangguin? Kapan gue gangguin lu!?"

"Tadi bunyi grasak grusuk itu, makanya Win samperin."

Bright mendengus. "Yang suruh lu samperin siapa?"

Aku tertawa malu. "Gak ada hehe.."

Tiba-tiba Bright beranjak dari tempat duduknya. "Yaudah deh gue mau pulang, dari pada gangguin lu."

Aku langsung menahannya. "eh jangan!"

"kita kan mau menggambar! Masa Bright pulang sih!? " Lanjut ku.

"Kan kata lu gue ganggu!"

"Enggak, nghh..kata siapa!? " Mata ku mulai berkaca-kaca. Ck kenapa harus pake nangis sih Win bikin malu aja! Cuma gini doang padahal.

"Yaudah iya cengeng banget sih. Nih gue duduk lagi! Lu gak usah nangis!"

"Iya enggak nangis." Ucapku pelan sambil menarik ingus.

Lalu Bright kembali mulai menggambar, aku terus memperhatikan. Demi apa pun Bright sekarang ganteng banget, apa lagi kalo lagi serius begini. Hingga tanpa sadar menyentuh wajah Bright. "Bright kok ganteng banget sih."

Tapi langsung ditepis. "Gak usah Pegang-pegang!"

Bibirku langsung mencebik. Mood ku langsung hancur. Aku tersinggung.
Aku jadi males liat muka Bright. Tiba-tiba Bright jadi jelek banget dimata aku sekarang. T-tapi enggak deh. Hhehe tetap ganteng.

Walaupun aku kesel dan marah sama Bright tapi Bright gak akan pernah jelek gimana pun itu. Ya kan?

"Win pikir Bright kangen sama Win," ucapku menatap kearah Dinding, males aku ngeliat Bright. Bawaannya pengen meluk, tapi nanti kalau dipeluk dianya marah. Orang disentuh dikit aja langsung ditepis apalagi dipeluk mungkin aku udah ditendang.

"Taunya enggak!" Lanjut ku kesal.

Capek banget sih suka sama orang dingin kaya Bright. Perasaan dulu dia gak gini deh. Apa mungkin raga nya tertukar sama Sarawat.

Aku merasa gerakan menggambar Bright berhenti. "kata siapa?"

Ha?

"Kata Win lah! Kan Win yang ngomong"

"Salah."

"... ?" Aku menekuk alis bingung.

"Gue kangen sama lu. Banget."

Hah? Aku gak salah denger kan? Beneran Bright ngomong gitu. Aku langsung menatap Bright kaget.

"B-bohong." Cicit ku.

"Dan gue juga gak mau lu sentuh gue, karena apa?"

"... "

"Karena itu gak baik buat jantung gue."

Dengan gerakan cepat, Tangan ku ditarik oleh Bright hingga aku langsung jatuh terduduk diatas pangkuan Bright. Mata ku membulat. Aku kaget.
Saat aku mau beranjak dari sana tangan Bright menahan pergerakan ku.

"Tapi kalo lu maksa emang mau sentuh gue, ya silahkan."

'CUP'

HEH!!!

***
Apa sih yang gue ketik😂

FYI Novel yang dibaca Win aslinya gak ada dimana-mana. Cuman ngarang. Maapkeun.

Lanjut gak nih?

Vote dan follow dong aliyakimber

Komen

Vote

Komen

-Adik Ipar Win🐰

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top