13
Happy Reading
Kalo ada Typo tolong dikoreksi ya😊
***
"Win bangun nak."
Sayup-sayup aku dengar suara Mami dan elusan halus di kening ku.
Tapi mata ku berat banget pas aku mau buka, jadi cuman suara yang bisa aku keluarkan.
"Mamiii.. " Rengek ku.
"Win? Apa yang sakit nak?"
"Dingin," ucap ku.
"Sayang, coba cek lagi suhu tubuhnya masih panas gak?" Aku juga dengar suara Papi.
"Panas banget, tapi dia menggigil. Duh Mami jadi khawatir."
"Udah kamu tenang ya, Papi telpon dokter Luke dulu." Setelahnya yang aku dengar suara langkah kaki Papi menjauh.
Aku maksain buat membuka mata walaupun berat, dan akhirnya berhasil. Tapi mataku rasanya panas dan berair.
Aku yakin pasti aku sekarang demam.
"Mamiii.."
"Sayang udah bangun nak? Hmm? sini Mami peluk. Apa yang sakit?" Mami langsung mendekat dan memeluk ku.
"Kepala Win pusing terus tadi Win mimpi dikejar bola-bola yang besar Mii..hiks takut." Tangis ku langsung pecah, apalagi saat menoleh dan melihat wajah khawatir Chimon dan Layla.
Orang yang selalu ngisengin dan jailin aku sekarang ikut khawatir, aku ngerasa udah nyusahin mereka. Ini yang tidak aku sukai ketika aku sakit, pasti semua orang akan ikut repot dan heboh.
Bahkan Chimon, adik ku sendiri pas dia sakit gak ada yang perduli. Kasian.
"Apa lu liat-liat," Kata Layla pas aku mengintip sambil menyembunyikan wajah tangis ku dibalik tubuh Mami.
Seketika tangis berenti dan menatap Layla kesal.
"Emang lu di suruh apa sih sama Si Bright sampe lu bisa pingsan gini!?" Tanya Chimon dengan wajah kesal.
Aku cuma diam gak menjawab pertanyaan Chimon Karena memang aku gak tau harus jelasin gimana dan akhirnya aku kembali meluk Mami erat .
"Iya sayang cerita sama Bunda kamu diapain sampai basah kuyup terus pingsan gitu hmm?"
Aku menoleh ke sisi pintu ternyata ada bunda juga disana, bunda mendekat pada ku, aku menatap bunda yang kini sedang menatap ku hampir menangis.
"Hiks.. Bunda jangan Nangis. "Tangis ku kembali.
Mami mengelus kepala ku. "Udah sekarang Win istirahat yah, nanti pak Dokter periksa Win gak boleh nangis lagi, harus ganteng pokoknya kalau gak nanti pak dokter nya lari liat Win nya jelek, Mau?" Tutur bunda menghapus air mata ku. Aku menggeleng dan langsung berhenti menangis.
Dan yang aku sukai Ketika aku sedang sakit adalah ketika Dokter pribadi keluarga, Dokter Luke. Dia orang yang ganteng dan lembut kalau bicara sama aku, Tapi tetap yang paling ganteng Bright, walaupun gak lembut kalo ngomong.
Nginget Bright aku jadi keinget kejadian tadi malam. Setelah insiden tadi malam aku jadi takut buat ketemu Bright, aku takut dia marah karena aku tambah ngerusakin saluran airnya. Dan aku juga takut Bright gamau lagi ketemu sama aku.
Aku harus gimana?
*
Setelah diperiksa Dokter Luke aku di suruh minum obat dan istirahat. Aku udah gak menggigil lagi dan suhu tubuh ku juga udah mulai menurun.
Sekarang aku lagi makan disuapin sama Bunda. Bunda belum pulang dari tadi, dia bilang mau ikut ngejagain aku sampai sembuh, Bunda bilang dia merasa bersalah atas insiden yang bikin aku sakit.
Padahal bunda gak perlu minta maaf, aku udah gapapa dan yang harus disalahkan itu juga aku. karena aku, saluran airnya Bright jadi pecah.
Sampai sekarang aku juga belum jelasin apapun ke mereka semua. Aku takut untuk ngejelasin nya gak tau mau jelasin dari mana.
"Bunda Win udah kenyang," ucap ku saat bunda menyiapkan suapan terakhir kemulut ku.
"Udah kenyang?" Tanya Bunda.
Aku mengangguk. "Yaudah minum airnya yah, abis itu Win bobok." Aku mengangguk kembali dan meneguk air yang dikasih Bunda.
Tiba-tiba pintu kamar ku diketuk dan bunda langsung membukanya, ternyata yang masuk kak Joss dan Layla.
"Eh nak Joss ya? Sini masuk." Kak Joss membalas ajakan Bunda dan masuk kamarku sedangkan Layla masih berdiri di pintu
"Layla gak di suruh masuk nih Bunda?"
"Biasanya kan kamu masuk sendiri," ujar Bunda.
Layla langsung masuk dengan wajah cemberut, aku hanya tertawa melihat nya.
"Win udah merasa baik kan?" Tanya kak Joss, aku langsung mengangguk dan tersenyum.
Lalu setelahnya hening. karena merasa canggung, Layla langsung mencairkan suasana dengan tiba-tiba ngeluarin sesuatu dari balik bajunya
"Win liat nih gue nemu apaan tadi!"
"Apa?"
Lalu dia nunjukin ke semua orang sebuah benda yang memalukan buat aku.
"Kancut bekas cepirit lu waktu SD hahaha.."
Benda segitiga warna kuning dengan motif gambar SpongeBob terdampar tepat di tengah kasur ku, membuat seisi kamar tertawa kecuali aku. Aku yang sekarang lagi sensitif langsung nangis.
"Huaa...Mamii..."
Ngelihat aku nangis semua langsung noleh ke Layla dengan ekspresi kesal.
Padahal mereka tadi juga ikut ketawa.
"Layla!"
"Hehe ya maap, abis gue tadi nemuin ini digudang rumah gue. Heran gue, kok bisa nyampe sana ya?" Tanya Layla mengambil celana dalam itu dan memberikan nya pada kak Joss
"Nih pegangin." Aku melihat wajah Kak Joss yang memerah saat Layla memberikan celana dalam itu padanya.
Aku hanya memandang Layla sebal. Liat aja nanti aku balas.
Tiba-tiba Papi masuk bersama Mami diikuti Dokter Luke.
"Gimana Win? Masih dingin badannya?"
Aku tersenyum langsung menggeleng. "Udah enggak dokter."
Tapi aku melihat tubuh Dokter Luke menegang saat melihat Kak Joss.
Kak Joss pun sama kagetnya saat melihat Dokter Luke.
Mereka kenapa? Aku jadi penasaran, aku melihat ke arah Layla yang juga terlihat aneh melihat kak Joss dan Dokter Luke kini sedang bertatap tatapan.
"Yasudah kalah begitu saya pulang dulu ya. pak Jumpol Saya pamit dulu ya, mari bu, mari semua." Dokter Luke pamit mengundurkan diri pada semuanya. Dan berlalu keluar.
"Emm..permisi saya keluar dulu ya." Tiba-tiba kak Joss beranjak dari tempat nya dan keluar juga dari kamar ku
"Win, mereka kenapa?" Tanya Layla berbisik pada ku. Tapi suaranya gak bisa dibilang berbisik, karena Bunda, Mami dan Papi juga ikut mendengar.
"Gatau." Aku hanya mengangkat bahu. Tak lama setelah Dokter Luke dan kak Joss keluar, beberapa orang kembali masuk ke kamar ku.
"Permisi.."
Semua menoleh ke arah Pintu, aku melihat ada tiga orang pria disana.
Bright, Sarawat, dan Chimon.
Susunan pertama dan kedua sudah bagus tapi Chimon datang sebagai perusak disana.
Tapi ada yang aneh saat aku melihat wajah salah satu dari mereka.
Bright dan sarawat, aku susah membedakan mereka. Tapi Wajah dari salah satunya terlihat lebam. Kenapa?
"Astaghfirullah! Kok ada dua? Bright membelah diri!?" Suara teriakan Papi memenuhi ruangan. Papi itu kalo ngomong santuy tapi sekalinya berisik ya berisik banget.
"Ih Papi berisik banget sih? Kan Mami tadi malem udah cerita!" Ucap Mami mencubit perut Papi. Ughh sakit pasti itu.
Bunda dan Layla yang melihat itu hanya tertawa, aku bingung.
"Aduh.. Oh iya maap Papi lupa." Sungut Papi sambil mengelus perutnya yang terkena cubitan Mami.
Mami udah cerita sama Papi? Berarti Mami tau sesuatu dong. Apa cuma aku sendiri disini yang gak tau apa-apa?
"Loh ini kenapa yang satunya lebam? Kenapa?" Tanya Mami.
Aku melihat Chimon yang menatap Bright dan Sarawat malas, kenapa?
Jangan-jangan Chimon yang ngebuat muka Bright/Sarawat lebam gini.
"Maaf Om, saya yang Bright. Saya boleh bicara sama Win berdua doang?"
Hah? Bicara sama aku? Berdua doang? Kenapa?
Papi juga malah langsung izinin. Entah kenapa aku malah was was.
Setelah Papi mengizinkan, semua orang mulai meninggal kan kamar dan terakhir hanya tinggal Sarawat dan Chimon.
"Awas kalo kalo lu sampe macem-macem sama kakak gue!" Chimon menatap tajam Bright yang di balas Bright tak kalah tajam. Mungkin kalo aku berdiri di tengah mereka, tubuhku sudah terbelah.
Lalu Chimon menarik tangan Sarawat untuk ikut keluar.
Tapi sebelum itu Chimon juga sempat natap aku tajam. Eh? Ngapa dah.
Sekarang hanya tinggal aku dan Bright dikamar ini. Suasana tiba-tiba mencekam, seperti ada angin yang berembus kencang dikamar ini menjadi Pelengkap ketegangan disini.
"Win"
"B.. Bright maa-"
"Aghhkk!!!"
DUGH
"Aghhh Bright!"
***
Kenapa tuh?
Bintang nya jangan lupa skalian komennya.
Follow nya aliyakimber juga jangan lupa.
Lanjut gak nih?
-Adik ipar Win🐰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top