12
Happy Reading
Typo maklum.
***
Aku lagi berada dikamar Bright sekarang, aku gak tau kenapa Bright tiba-tiba ngajak aku ke kamarnya.
Aku meneliti setiap sudut ruangan kamar Bright. Sedikit berubah saat terakhir kali aku kesini. Sekarang banyak barang-barang milik bright telah mengambil alih posisi yang dulunya tempat barang dan kenangan masa kecil kami, sekarang tempat itu udah menjadi tempat buat naruh gitar dan helm, etalase mainan dan juga ada lukisan yang cukup besar.
Tapi saat melihat lukisan itu, senyum ku malah tertarik.
Salju.
Lukisan itu bertema salju. Itu seperti elemen penting untuk kami. Begitulah.
Aku gak mungkin lupa dengan itu, dan aku yakin Bright juga pasti sengaja memilih lukisan itu untuk ditaruh dikamarnya.
Salju, tempat itu yang akan aku datangi bersama Bright. Itu udah jadi janji.
Aku gak akan lupa sampai kapanpun. Dan aku yakin Bright juga gak mungkin lupa.
Janji yang dulu pernah diucapkan Bright saat kami masih kecil masih teringat jelas diingatan ku.
Flasback on
"Bunny pegang ini dulu, Bright mau tempelin ini di sampul buku gambar kita." Bright menyuruhku membantunya untuk memegang buku gambar miliknya, sedangkan dia yang akan menempelkan stiker bergambar butiran salju pada buku gambarnya.
"Nah sekarang punya Bunny lagi, mau ditaruh dibagian mana?" Tanya Bright.
Aku menunjuk bagian tengah buku gambar.
"Jangan ditengah, nanti gak cantik. Disini aja ya." Tunjuk Bright pada sudut kanan atas buku gambar ku.
Aku hanya tersenyum mengangguk dan Bright kembali menempelkan stikernya pada buku gambar ku.
"Wahh..Bright, buku gambar kita jadi cantik. Nanti Win mau pamer ah sama Layla!" Semangat ku.
Bright tertawa lalu menyimpan sisa stikernya.
"Tapi jangan sampai Chimon liat yah, nanti buku gambar Bunny di rebut lagi" ucapnya berbisik ditelinga ku lalu tertawa lagi.
"Ugh?..Iya! Kalau gitu buku gambar nya taruh dirumah Bright aja ya. Nanti kalau Win mau menggambarkan Win tinggal main kerumah Bright aja..hehe."
"Iya, yaudah kemas dulu barang-barang nya habis itu kita makan." Bright langsung mengemas mainan kami yang berserakan.
Tapi wajahku langsung berubah sedih saat melihat buku gambar milik Bright terbuka menampilkan hasil gambaran nya.
Bright yang mungkin menyadari perubahan wajahku langsung bertanya. "Bunny kenapa sedih? "
Aku menatap Bright dengan mata berkaca-kaca. " Gambaran milik Bright bagus, Gambaran punya Win jelek.. Hiks!" ucapku kesal.
"Udah jangan nangis, Bright gak suka," Ucap Bright menghapus air mata ku
"Nanti kita belajar menggambar lagi ya, biar gambaran punya Bunny juga bagus," Lanjutnya. Aku mengangguk
"Nanti kalau gambaran punya Bunny udah bagus, Bright janji akan bawa Bunny ketempat yang ada saljunya."
"Beneran?" Tanya ku antusias
"Iyaa.."
"Janji?" Aku menjulurkan jari kelingking sebagai bukti janji dan langsung disambut oleh jari kelingking milik Bright.
"Janji." Lalu kami tertawa bersama dan melanjutkan mengemasi mainan yang Berserakan.
Flashback of
Dan sejak janji Bright dulu aku selalu berusaha agar gambaran milik ku menjadi lebih bagus agar bisa menyamai seperti gambaran punya Bright. Makanya setiap pergi belanja aku selalu meminta dibelikan buku gambar pada siapa saja karena aku menunjukkan hasil gambaran ku nanti pada Bright, yang jelas pastinya gambaran ku sudah bagus.
Aku berdiri sambil menggendong kelinci yang sudah diberi nama Win oleh Sarawat tadi. Kelincinya sangat aktif, beberapa kali hampir terlepas dari tangan ku.
"Heh! Sini lu!"
Aku terkejut lalu menoleh ke asal suara. "ugh?..Iya."
"Kelinci nya jangan dibawa!"
Aku menoleh pada kelinci ku yang mulai sedikit tenang, aku langsung tersenyum.
"Jadi Win taruh dimana?"
"Taro di luar!"
Aku melotot kaget "kok taro diluar? Disini aja boleh ya? Kalo taro diluar nanti dia lari-lari terus hilang gimana?"
"Gue gak perduli!"
"Yaudah deh bentar Win mau nitipin kelinci nya sama Sarawat aja." Aku berjalan ke arah pintu tapi Bright langsung merebut kelinci yang ada di tangan ku. "Ah kelamaan! Udah taro disini aja!"
Bright langsung melemparkan kelincinya ke arah kasur sampai kelinci itu mengeluarkan suara, aku kaget sontak berteriak dan kelincinya langsung berlari ke arah bawah kasur.
Ck.. Bright kasar banget sih sama binatang! Gak ber periKebinatangan. Pengen protes,
Tapi sayangnya aku gak berani protes langsung.
Aku cuma diam menatap Bright yang keliatan marah, aku gatau dia marah sama aku atau kelincinya.
"Udah sekarang lu ikut gue!" Bright langsung menarik tangan ku ke arah kamar mandi. Aku yang melihat tanganku sedang digenggaman langsung tersenyum.
"Nih! Tolong benerin saluran airnya. airnya gak bisa keluar jadi lu benerin. Gue ga mau tau lu harus bisa!"
Aku melotot. "Bright.. Win mana bisa."
"Udah gue bilang gue GAK MAU TAU! Atau lu mau kelinci lu gue bikin sate!?"
Aku menggeleng. "jangan dong, itu kan kelinci nya Win, masak mau di jadiin sate?"
Bright memutar bola matanya malas. "Makanya cepet! Katanya lu mau deket sama gue jadi lu harus ikutin perintah gue! Kalo gak bisa yaudah silahkan pulang ke rumah lu dan bawa kelincinya tapi gue gak akan pernah mau noleh sedikit pun sama lu!"
Aku hanya bisa menganga mendengar Bright ngomong panjang lebar. Dengan cepat aku langsung menuju ke saluran air dan mencoba membersihkan dan memperbaiki saluran air dikamar mandi Bright, walau gak ada satupun yang aku mengerti tapi aku pegang semua biar keliatan hebat.
"Okeyy Win mau, tapi tunggu sebentar ya, kayanya ini bakalan lama siapnya, soalnya kan Win belum ngerti," ucap ku, sambil berpura-pura mengutak-atik saluran air nya.
"Terserah lu. Pokonya pas gue balik ini semua udah harus siap!"
Bright berjalan kearah pintu.
"Bright mau kemana?"
"Makan!"
Blamm
Pintu langsung tertutup dan aku menatap pada saluran air yang aku gak ngerti sama sekali.
20 menit sudah aku kerjakan ini gak ada perubahan, tapi tiba-tiba pipa air yang berada di sudut kamar mandi sepertinya pencah dan airnya langsung muncrat kemana-mana.
Baju ku basah semua dan aku yang panik langsung berlari kearah pintu yang ternyata dikunci dari luar.
Aduh kok dikunciin sih? Lagian masa rumah orang kaya pipanya ditaro didalam kamar mandi? Harusnya kan diluar kayak dirumah Papi misalnya.
Aku mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi milik Bright.
"Bright! Tolong buka pintunya! Pipanya tambah Rusak Win jadi kebahasaan!" Teriak ku.
Sebenarnya aku juga takut Bright nanti semakin marah, karena bukannya semakin baik tapi aku malah semakin ngerusakin saluran airnya.
Aku yang bingung mencari tempat berlindung di balik tirai yang mungkin bisa melindungi aku dari airnya.
Hingga 30 menit kemudian pintu pun belum dibuka, dan tubuhku yang udah menggigil terasa kaku. Aku takut, dan yang aku fikirkan adalah gamau mati sekarang. Biasanya daya tahan tubuh ku terhadap air dan suhu dingin itu kuat, tapi gatau sekarang kenapa masih melemah.
Dan aku juga udah gak bisa cari tempat buat berlindung nutupin diri dari airnya, seperti gak ada ruang yang bisa ngelindungin aku, ditambah badan aku rasanya udah lemas banget.
Aku pasrah aja, tubuh aku juga udah capek banget rasanya dan mata juga udah ngantuk dan terasa berat. Masa iya aku mau tidur dikamar mandi? Tapi ini ngantuk rasanya.
Aku gatau lagi apa yang terjadi yang dapat aku rasakan hanya air yang masih menyiprat semakin deras kearah aku. Tiba-tiba pandangan ku menggelam dan semuanya hitam.
"Bunny!"
***
Jangan lupa vote dan komennya biar tambah semangat.
Follow aliyakimber juga
Lanjut gak nih?
OH YA GUYS, UDAH PADA TAU BELUM KALAU 12 AUTHOR BRIGHTWIN TERMASUK AKU, LAGI ADAIN PROJECT BERNAMA 'OFFERTE'.
YUKS BELII..
Bisa pesan lewat Shopee, atau lewat WA serta Dm. Cuss beli soalnya OFFERTE Cuma PO sekali. Kapan lagi beli buku harga murah dapat 12 cerita dan bonus² segitu banyak.
-Adik Ipar Win🐰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top