10
Happy Reading
Maap kalo Typo bilang ya
***
Tau gak sih salah satu hal yang paling bikin sesak itu apa?
Menurut aku sih Menahan diri buat gak nangis itu cukup berat, apalagi di keramaian. Gak semua orang bisa untuk itu, tapi aku bisa. Berarti aku hebat dong.
Rasanya sesak banget pengen teriak dan ngeluarin semua yang bikin hatiku tercekik tapi gak bisa. Aku emang cengeng, tapi aku masih sadar kondisi dan situasisituasi, jadi aku coba buat tahan air mata ku agar gak tumpah.
Layla masih menggenggam tanganku berusaha buat aku tenang dari tadi.
Sedangkan kak Joss baru aja kembali dari Toilet.
"Udah gak usah dipikirin, bentar lagi makanannya dateng kita makan!"
"Iya Layla tapi tangan Win gak usah diremes, sakit tau! Win juga mau main HandPhone jadi gak bisa tau!"
Layla langsung melepaskan tanganku. "Ya mana tau lu mau lari ketengah jalan terus bundir."
"Ya enggak lah, Win gak sebodoh pemikiran Layla kali!" Sahutku tepat di telinga nya. Layla menutup telinganya Lalu mencubit perutku, Dan tanpa sadar kami tertawa bersama seakan lupa masalah tadi.
"Asik banget ketawanya sampe saya gak diajak," Sahut kak Joss sambil melipat lengan bajunya.
Layla mencomot Tisu lalu mengelap keringat ku. "Ini cerita cewek, lu mana ngerti! ya gak sist?"
Aku memandang nya tajam. "Win cowok tauuu!" Kesal ku
"Iya iya lu Cowok, punya burung bukan tempe." Aku langsung mencubit lengan Layla.
Tak lama Pesanan kami datang, aku dengan semangat menyambut makanan yang diletakkan dimeja kami, kapan lagi makan di restoran mahal.
Kami makan dalam diam dan sesekali bercerita hingga mrmbuat aku tertawa, aku seakan lupa pada Bright yang berada disudut kiri restoran bersama Tu.
Tapi kini aku malah melihat mereka yang sedang tertawa, Bright mengusap kepala Tu dan Tu menyingkirkan tangan Bright sambil tertawa. Mereka benar-benar terlihat manis. Andai aja itu bukan Bright pasti aku bakalan gemas sama interaksi mereka. Sayangnya orang itu Bright, orang yang sejak lama aku cintai.
Aku kembali cemberut dan untungnya Layla masih sibuk menghabiskan makanannya, itu bagus, karena aku gak mau Layla ikut repot karena masalah hati dan perasaan aku.
Aku mencoba ikut tertawa lagi sama lawakan Layla hingga makanan kami habis. Aku mengecek ponsel sebentar. Melihat pesan-pesan sebelum nya dari teman-teman dan dosen tak lupa aku mengintip pesan dari Bright tadi, berharap balasan dari Bright tadi gak pernah ada atau gak seperti tadi, Tapi itu cuman mimpi belaka, karena ketika aku cek ternyata pesannya masih ada dan sama. Dan nyeseknya juga masih sama.
Tapi aku kan lagi mode berusaha buat bikin bright balik lagi kaya dulu dan aku gak bakal mau nyerah. Aku mutusin buat chat bright lagi, terserah nanti cuma di baca atau pun dibalas dan bagaimana pun balasannya aku gak perduli, yang penting usaha.
WimJumpolanto
Bright lagi apa?
Aku menoleh kearah Layla yang lagi habisin minumannya dan Kak Joss yang ternyata lagi ngeliatin aku sambil tersenyum.
"Kamu suka Handphone nya?" Tanya kak Joss.
Aku terseyum dan mengangguk. "suka banget kak, Hp nya keren, kamera nya ada banyak, terus jernih lagi. Win suka foto-foto di rumah tapi selalu dirusuhin sama Chimon." Aku merengut dan kak Joss tertawa.
Kak Joss tertawa kecil. "Mungkin dia juga kepengen, kata Chimon tadi dia juga kepengen dibeliin HandPhone juga kan?"
Loh? Masa iya? Aku lupa. Kapan sih?
Ah tapi kalo iya Chimon bikin aku malu banget sih ini. Liat aja ntar di rumah aku kaduin Papi karena minta barang sama orang lain.
"E-eh kak gak usah didengerin kata Chimon yang itu ya, dia emang suka gitu ngeselin," Kataku agak segan.
Kak Joss cuma tertawa menanggapi.
"Udah siap kan? bentar ya saya bayar tagihan nya dulu."
Kak Joss pergi menuju kasir dan menghitung semua jumlah makanan yang kami habiskan, pasti mahal banget ini. Kalo pake tabungan aku mah bisa ludes hasil nabung dua tahun.
Bunyi notifikasi dari ponsel ku yang ada diatas meja membuat aku dan Layla kaget, dan langsung aku buka.
BrightArevaa
Tidur
Eh ternyata dibales, walaupun singkat dan ngawur banget, jelas Bright jawabnya ngasal. Tidur? Orang dia lagi siap suapan sama Tu kok. Aku melihat diujung sana Bright dan Tu yang masih tertawa terkadang Bright membersihkan sudut bibir Tu yang sepertinya kotor. Sakit.
Tapi biarlah, yang penting dibalas daripada enggak sama sekali. Artinya Bright masih merespon panggilan aku kan.
"Yasudah yuk ke mobil." Suara kak Joss setelah kembali dari kasir.
Aku dan Layla langsung bangkit dan membawa barang-barang kami yang berada dimeja.
Layla langsung mendekat pada ku. "Gue tau lu lagi nyesek liat mereka daripada nyesek terus mending minta beliin es krim sama sugar Daddy lu," bisiknya.
"Hah? sugar Daddy?"
Layla mengangguk dan menunjuk Kak Joss menggunakan dagu nya sebagai isyarat.
Aku hanya menggeleng melihat kelakuannya, ada-ada aja! Masa kak Joss jadi sugar Daddy sih? Sama aku lagi.
Mau sih, dia kan kaya. Tapi Papi lebih kaya.
"Bang, Yuhuu.." Panggil Layla pada Kak Joss.
Kak Joss yang berjalan di depan langsung menoleh kebelakang. "Apa?"
"Win mau es krim nih." Tunjuknya kearahku.
Eh, Layla apa apaan sih malah jual nama aku! Dia balas dendam soal yang tadi aku pake nama dia untuk alasan ke kak Joss?
"Kok Win? Kapan Win mintanya?" Tanya ku.
"Tadi yang diparkiran lu minta eskrim sama buku gambar terus apa lagi tadi gue lupa." Layla mencoba mengingat ingat permintaan ku diparkiran tadi.
"Itu kan tadi sekarang kan udah enggak!" Sungut ku marah.
"Yaudah yuk kita ke supermarket sekalian cari counter buat beli HandPhone untuk Chimon." Kak Joss tersenyum kearahku lalu kembali berjalan didepan kami.
Aku dan Layla kaget dan saling tatap
Gilak!
***
Aku memborong beberapa Es Krim berbagai rasa dan Buku Gambar yang memiliki sampul Frozen dan princess Snow white.
aku suka karakter Elsa dan princess Snow white. Aku juga suka saat Elsa bersama Anna serta kumpulan salju. Aku suka melihat princess snow white karena dia terlihat imut dengan kulit putihnya. Dulu waktu aku kecil aku dan Layla pernah berebut karakter mereka, aku ingin menjadi Princess Snow White dan Layla pun sama akhirnya aku dan Layla berkelahi hingga Bright datang dan memisahkan kami. Dari dulu aku memang sangat menyukai salju, Es dan hal hal yang masih berhubungan dengan salju dan Es.
Bahkan dulu setiap malam aku selalu berdoa agar Indonesia turun salju supaya aku bisa bermain salju saat musim dingin tiba. Tapi ketika aku tumbuh remaja aku baru sadar kalau itu hanya keinginan konyol yang bahkan sampai sekarang pun aku masih suka berharap kalau salju akan turun.
Sekarang di keranjang ku sudah penuh es krim yang akan aku stok di lemari es yang ada kamar, karena kalau aku taruh di lamari es yang ada didapur pasti bakal dihabisin sama Chimon.
Kalo di keranjang Layla bukan hanya snack tapi beberapa macam skincare juga ada, dia pandai sekali memeras Kak Joss mentang-mentang kak Joss suruh kita belanja sepuasnya.
"Sudah hanya itu?" Tanya kak Joss.
Hanya itu? Katanya hanya itu?
Kalau ada Mami pasti bakal marah denger kak Joss bilang 'hanya itu'
Diliat dari belanjaan kami itu mungkin hampir mencapai ratusan ribu atau mungkin lebih dan keliatan dari muka kak Joss biasa aja.
"Udah, tapi pisahin ya punya gue sama punya Win." Layla menyerah keranjang belanjaan nya pada meja kasir diikuti aku.
Setelah belanjaan dibayar kami bertiga berjalan menuju mobil dan kak Joss membantu membawa belanjaan ku, padahal belanjaan Layla lebih banyak tapi dia hanya membantu aku. Aku memandang Layla yang sedang menatap kami malas.
"Kalian tunggu dimobil sebentar ya, saya ada urusan dulu bentar. " Kata kak Joss setelah kami masuk mobil, aku dan Layla mengangguk.
Setelah kak Joss pergi aku dan Layla saling menatap belanjaan masing-masing.
"Lu yakin beli buku gambar sebanyak itu, itu bisa dijual lagi lumayan tuh."
Aku memandang kantong belanjaan ku.
"Enak aja dijual! Win kalo menggambar itu boros tau makanya harus stok banyak-banyak," dengus ku.
"Iya tapi kan itu banyak banget, bisa kali lu jual dikit." Aku menepis tangan Layla yang memegang buku gambar ku.
"Gak usah Pegang-pegang punya Win itu! Lagian Layla juga ngapain beli beda sama lipstik banyak-banyak gitu? Mau dijual?
"Iyalah, lumayan kan kalo gue buka olshop, lagian ini lipstik lagi viral banget, lu mau coba gak? nih gue buka satu."
Layla langsung membuka salah satu lipstik yang berwarna merah bening itu dan mengarahkan nya pada bibirku.
Belum sempat aku menolak tapi Layla sudah memoles nya di bibir ku.
"Ih Layla! Win gak suka tau! Eh, tapi kok manis sih?" Aku mencoba menghapus nya tapi ketika terkena lidahku malah rasanya manis alhasil aku terus menjilat yang ada dibibir ku.
"Emang manis tapi jangan lu jilatin terus nanti hilang dong merahnya." Layla kembali memoles di bibirku.
"Dah jangan dijilat lagi gue bilang!" Marahnya.
Aku hanya menurut kali ini, tak lama Kak Joss datang dan masuk ke mobil.
"Maaf ya saya lama soalnya tadi sedikit ramai, ini buat adik kamu tolong di kasih ke dia ya supaya dia gak ganggu kamu terus."
Kak Joss menyerah kan kotak yang aku rasa sebuah ponsel baru yang bermerek sama seperti ku tapi hanya beda seri dan warna.
"Kak Joss jangan deh, Win udah banyak ngerepotin kak Joss. Ini aja udah cukup jangan tambah lagi ya," ucapKu.
Aku mencoba mengembalikan ponsel nya pada kak Joss tapi ditolak. "Ambil aja saya udah beli, kalo kamu kembaliin saya jadi sakit hati."
Aku langsung mengambil kembali handphone nya setelah kak Joss bilang gitu, lagian aku kan gak minta dia buat beli.
"Iya udah ambil aja kali Win, lagian kapan lagi ade lu dibeliin HandPhone sama calon kakak iparnya." Ucap Layla memandang kak Joss, lebih tepatnya melihat reaksi wajahnya kak Joss. Aku pun ikut melihatnya dan wajah kak Joss tampak memerah.
Kak Joss malu? Tapi kenapa? Kan yang harusnya malu itu aku. Tapi yaudah lah aku kembali menatap ponsel nya.
"Kak Joss makasih banyak yah, Win udah banyak banget ngerepotin kak Joss nanti kalau Win udah kerja dan punya uang sendiri Win ganti deh," ucapku.
"Yaudah iya terserah kamu, tapi saya ikhlas kasihnya." Kak Joss menjalankan mobilnya.
Kak Joss menatapku dan aku balik menatapnya tapi setelah itu dia mengalihkan tatapan nya dengan cepat.
"Ngomong-ngomong itu kamu pake apa sampai bibirnya merah?"
Aku menyadari bibirku yang habis di kasih lipstik sama Layla tadi, aku menoleh pada Layla dan menatapnya tajam dan dibalas cengiran olehnya.
"Tadi gue pakein lipstik biar bibirnya seksi. Layla tertawa melihat kearah bibirku. Aku mencoba menghapusnya dengan tangan karena jika aku menjilat nya lagi pasti sudah tidak bisa karena sudah kering.
"Jangan dihapus, biarkan begitu."
Eh? Aku menoleh pada kak Joss.
"Soalnya kamu keliatan imut."
Blushh
Aku merasa pipiku memanas, jangan jangan pipi aku merah kayak pipi kak Joss tadi. Aku mendengar suara tawa Layla makin mengeras. seperti nya dia teriak.
Mobil melaju dengan hening kembali, hingga kami tiba dirumah ku.
Aku langsung turun setelah mengucapkan terimakasih pada kak Joss dan keluar dari mobil sambil membawa barang belanjaan yang sedikit berat. Tapi kak Joss dengan cepat membantu, dan Layla juga ikut keluar mobil untuk menemui Mami.
Tapi saat didepan pintu rumahku aku melihat Mami dan Bunda Godji sedang tertawa bersama.
Setelah aku dan kak Joss membawa belanjaan masuk dan meletakkan di ruang tamu kami berdua menuju kearah Mami dan bunda Godji yang sudah ada Layla disana sedang membisikkan sesuatu ditelinga Mami. Setelah itu mereka tertawa berdua.
Aku langsung mencium tangan Mami dan Bunda Godji diikuti oleh kak Joss.
"Kok baru pulang?" Tanya Mami
"Iya tadi kak Joss ajak makan dulu sekalian belanja," Kata ku semakin mendekat kearah Bunda, sebenarnya aku pengen lihat Bright udah pulang apa belum.
" Yaampun kalian ini ngerepotin Joss terus ya?!" Kata Mami tiba-tiba marah.
"Enggak kok tante, saya gak merasa direpotkan malah saya senang." Kak Joss tersnyum pada Mami.
"Tuh denger mih," Kata ku lalu mengalihkan tatapan ku pada Bunda.
"Oh iya Bunda, Bright udah pulang belum?" Akhirnya aku coba buat tanya Bunda.
"Bright? Tadi pagi dia langsung pulang kok, katanya gak enak badan tapi sekarang malah sehat-sehat aja," Kata Bunda sedikit kesal.
"Hah? Bright pulang jam berapa Bunda?
" Jam 9 kalo gak salah, emang kamu gak tau?"
"Tapi tadi Win ngeliat Bright kok dikampus sama di restoran," Kata ku yang di angguki juga oleh Layla, sedangkan kak Joss dan Mami hanya menyimak.
"Ohh itu---" Belum selesai Bunda berbicara suara motor tiba-tiba terdengar dan berhenti didepan rumah, Itu Bright. Dan Bright langsung menyalami Bunda serta Mami dan tak lupa tersenyum pada ku, Layla dan Kak Joss. Tumben?
Dan dari arah dalam rumah Bunda Juga Ada suara, aku menoleh ke belakang dan disana itu ada Bright juga.
Loh kok ada dua?
"Sarawat udah pulang?"
***
Tebese
Jangan lupa Bintang nya, jahat banget inimah kalo gak dikasih bintang.
Komennya juga jangan lupa
Follow aliyakimber juga kalau mau lanjut.
-Adik ipar Win🐰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top