Because Mencinta (tiga)

Prilly Pov

"Jawab Ily, apa Ily sudah terlalu jauh? Dan menyerahkan segalanya!"
Mami tak sabar menungguku menjawab pertanyaan yang sudah berulang dipertanyakannya.

Jujur atau tidak?

Aku berpikir keras. Kalau aku Jujur pasti aku hanya tetap mendapatkan tentangan. Kalau tidak jujur, ada kemungkinan Mami akan luluh.

"Iya...!"
Aku memilih tidak jujur, dengan harapan Mami akan merubah pikirannya dan tidak berpikir untuk memisahkan aku dan Ali lagi kalau aku sudah menyerahkan segalanya.


PLAKKK!

Aku dihadiahi tamparan lagi, bahkan dorongan Mami ditubuhku menjatuhkanku kelantai. Amukan Mami berakhir ketika Papi mendekap dan membawanya pergi dari hadapanku yang tersungkur.

"Papi kecewa sama kamu!!"
Papi berkata dengan wajah menahan amarah. Apa keputusanku untuk berbohong salah?

Aku memang menyerahkan segalanya, hatiku, cintaku dan saling berjanji setia, tetapi bukan berarti mahkotaku dipertaruhkan walaupun hampir saja terjadi saat kami ikut berdarma wisata dengan anggota perkumpulan pencinta alam dimana Ali terlibat sebagai ketua panitianya kesebuah pulau kecil yang terdapat beberapa villa yang dikelola oleh Pak Sidarta seorang suruhan dari pemilik pulau.

"Aliiii...!"
Rasanya hilang akal sehatku karna digerayangi nafsu ketika Ali dan aku sama - sama saling membukakan kancing baju disalah satu kamar yang harusnya ditempati aku dan Meta, tetapi karna Meta sedang pergi bersama Yoga kekasihnya yang termasuk anggota pencinta Alam, kami seperti diberi kesempatan.

Ali masih melumat bibirku bahkan mulai menyisir dagu dan leherku, mencium dadaku yang kancingnya sudah terbuka dan nampak bra biru malam menyembulkan dadaku yang menegang, aku meremas rambutnya. Ketika kurasakan sesuatu yang mengeras menekan bawah perutku yang masih tertutup jeans biru sama sepertinya aku rasanya kaget, aku membuka mata dan reflex mendorong tubuh Ali. Ali-pun sepertinya tersadar dan mulai mengatur nafasnya yang tersengal karna gairah yang terlanjur terbakar.

"Maaf....!"
Aku menarik tangannya karna merasa bersalah tiba-tiba mendorongnya menyebabkan dia hampir terjatuh, dan kami saling mendekap.

"Kita masih belum saatnya kaya gini, aku juga minta maaf...!"
Ali menghempaskan tubuhnya menelentang diranjang dan menutup wajahnya dengan bantal. Aku tak tau sesakit apa bawah tubuhnya yang tegang dibalik jeansnya karna Ali terdengar meringis dibawah bantal.

#########

Ali Pov

Ini diluar dugaanku. Papa ternyata adalah orang yang meninggalkan Maminya Prilly dimasa Lalu. Dan Papa meninggalkan Mami Prilly karna dijodohkan dengan Mama. Aku merasa syok. Kenapa masalalu mereka membuat cinta kami terhalang? Kenapa Papaku harus menjadi orang yang paling bersalah dalam hal ini? Kenapa karna Papa aku menjadi kesulitan merengkuh cintaku?

"I love youuuu!!"
Aku merasa tak berdaya melihat Prilly cintaku diatas sana berderai airmata menatapku luka.

Digeret dari hadapanku dengan paksa, aku mencoba meraihnya tapi ditahan oleh Papa.

"Mamiiiiiii.....!!!"
Kudengar samar-samar suara Prilly berteriak dan menggedor pintu kamarnya.

"Buka pintu kamarnya Miiii...., buka Mii, Bukaaaaa....!! Aku ingin Aliiiiii...Aliiiiii!!!"
Mungkin mataku memerah mendengar teriakan histeris Prilly dan kurasa mataku menghangat karnanya ketika Mama menarikku keluar dari rumah Prilly dan mendorong tubuhku duduk dibelakang setir. Kulihat Papa berwajah kaku entah apa yang ada dalam pikirannya.

Aku tak punya pilihan sekarang selain harus pergi saat ini. Tapi dalam hati aku akan kembali, aku takkan menyerah kalah, aku akan memperjuangkannya karna aku mencintanya.

Menyatukan cinta kami dan mendapat cintanya tak semudah mendapatkan perhatian gadis-gadis dikampus yang mudah terpesona keramahan ditambah ketampanan dan tongkronganku, BMW Motor Sport S 1000 RR yang merupakan superbike dari produsen motor asal Jerman, BMW Motorrad yang dirancang dengan segala inovasi, riset dan pengalaman selama 90 tahun sehingga menghasilkan motor sport berkelas yang siap menguji adrenalinku dan membuat aku terlihat gagah saat berkendara bersama BMW S1000RR. Dan gadis-gadis akan klepek-klepek dengan hanya mendapat senyuman dan membalas sapaan mereka saja.

"Mobil lo kenapa?"
Aku menghentikan motorku ketika kulihat si imut yang bening bermata coklat berkilat yang pernah ceroboh menjatuhkan kunci mobilnya menendang ban mobilnya setengah kilometer dari kampus.

"Bannya kempes, aduhhh..gw gak bisa gantii sendiri, mana gw udah telat, o my god o my god!"
Si imut yang selama ini cuek dan sepertinya tak pernah terpesona padaku itu mengoceh sambil menutup kepalanya dengan telapak tangannya seperti frustasi.

"Lo mau gw boncengin gak, tar mobil lo biar diurus sama Dedy tar gw yang bantu hubungi dia, gw bisa bantu ganti tapi kebetulan udah hampir telat juga...!!"
Aku menawarkan bantuan. Kebetulan. Selama ini aku penasaran sama si imut ini, kenapa dia bisa cuek dan seperti menganggap aku gak ada apa-apanya dibanding Irwandio, cowo jangkung lumayanlah untuk jadi saingan, sepertinya dia perhatian luar biasa sampai aku sedang senyum padanyapun tak dihiraukannya ketika aku melihat mereka sedang makan dikantin sehari sebelumnya.

"Gimana Mut?"
Aku bertanya padanya yang tadinya menatap ragu berubah menjadi bingung.

"Mut? Maksut lo apa? Lo salah orang kali nih? Lo kira gw teman lo yang bernama marmut makanya lo nyamperin dan bantuin gw!?"
Oh God. Mata indahnya melebar mempercantik wajahnya yang imut. Aku terkekeh geli.

"Gw kan gak tau nama lo, jadi gw kasih nama sendiri aja si imut!!"
Aku tertawa melihat wajahnya berubah lagi menjadi warna pink. Aku memang belum tau namanya, untuk bertanya pada orang lain aku gengsi. Masa cowo sekeren aku yang dikagumi banyak gadis dikampus nanyain nama salah satu cewe, yang ada nanti dikira Naksir.

"Ck. Gw udah telat, gw terpaksa mau nerima tawaran lo, asal lo jamin ya gw gak bakalan dilempari penggemar lo dengan botol air mineral karna diboncengin gebetan mereka...!"
Eh, ternyata dia tau juga imageku dikampus seperti apa. Hmm tambah penasaran sama cewe ini.

"Asal lo juga jamin ya cowo lo gak bakal ngamuk sama gw!!"

"Eh, maksut lo siapa cowo gw?"

"Itu yang sering sama lo cowo lo kan??"
Dia hanya mengangkat bahu dan memberikan kunci mobilnya padaku lantas naik keboncenganku.

Aku menarik gas kuat - kuat dan mengagetkannya yang langsung terdorong dengan dada menghimpit punggungku. Lumayan kenyal.

"Permisi dulu bos kalau narik gas!"
Dia memukul punggungku suaranya terbaur dengan suara motor. Dia tak tau aku nyengir. Apalagi ketika motorku melaju lebih kencang dan dia memeluk erat perutku. Wow asikk. Biarpun dia menggetok helmku kan yang sakit tangannya bukan kepalaku.

"Semoga aku cuman sekali naik boncengan lo, thank you so much, Mr.Xalendra Aliando Ramersh...!"
Wow. Lengkap sekali dia menyebut namaku? Rupanya dia diam-diam update juga.

"Heii...heii...Mut, nggak adil banget lo tau lengkap nama gw, gw aja gak tau nama lo!!"
Dia sepertinya kaget juga karna ketahuan mengetahui segelintir atau bahkan banyak tentang aku.

"Siapa yang gak tau lo. Cari lo gampang dikampus ini, tinggal nanya cowo yang paling banyak dibicarakan gadis-gadis dan ketua pencinta alam berbulu mata lentik pasti orang akan langsung nunjuk lo...!"

"Prilly, baru datang ya? Kelas udah hampir mulai, ayoo...!"
Seorang laki-laki yang aku tau bernama Irwandio karna dia juga anggota pencinta Alam langsung menarik tangannya berlalu dari hadapanku. Kurang ajar. Tapi setidaknya aku jadi tau namanya Prilly.

"Lo datang sama Prilly tadi??"
Deddy menghampiriku yang melangkah kekelas.

"Lo kok tau Prilly??"
Aku menatap heran pada Deddy.

"Siapa yang gak tau dia? Qirania Prilly Margareth puteri pengusaha Garmen Benny Erick Fabyan, orang terkaya nomer 3 dikota kita."
Mulutku membentuk huruf O. Aku asik dengan duniaku sendiri. Gak tau ada Gadis se-istimewa dia dilingkungan kampus karna aku disibukkan dengan kesenanganku digilai gadis-gadis tanpa punya waktu mencari gadis yang benar-benar akan menjadi cintaku. Dia mengambil jurusan Designer, aku mengambil jurusan Arsitek. Dan aku dua tingkat diatasnya.

"Ded. Tolong lo urus mobilnya, gw ada kelas, ban mobilnya kurang angin apa bocor tolong cek ya!"
Aku melempar kunci mobil Prilly pada Deddy hampir mengenai wajahnya tapi dia berhasil menyambutnya dengan badan terdorong kebelakang sambil mengomel.

"Kira-kira bos, main lempar aja lo,tapi Beres dah bos, dimana mobilnya?"
Setelah protes Deddy bertanya posisi mobil.

"Mercy, setengah kilo dari sini depan hotel Rattan ya, thanks bro!"
Aku berlalu dari hadapan Deddy menuju kelas, Deddy memang calon mekanik yang handal, aku dekat karna dia yang sering mengutak atik motorku kalau ada sesuatu yang harus dicek atau bila mobilku udah lama gak diservice tinggal panggil dia saja.

"Cintaaaaaaaa!"
Bayangan masa sebelum mendapatkan hatinya pudar karna Prilly berteriak memanggilku. Aku bingung sejenak.

"Aliiiiiiiiiii!!!!"
Teriakannya terdengar lagi dan aku melihat keatas, dia dibalkon kamarnya dengan air mata berderai.

Aku menghentikan Mobilku. Keluar dari mobil dan Menengadah keatas melihatnya dibalkon. Airmatanya sepertinya mengalir terus walau dihapusnya berulang kali. Kasian cintaku.

"I Love youuu!!"
Aku berteriak dengan tangan didepan mulut seperti corong agar suaraku terkumpul dan didengarnya.

"Li. Sebaiknya kita pulang, suasananya belum kondusif, sayang, ayoo, Ali sabar dulu ya!"
Kurasa Mama mengelus bahuku dan berbisik. Mama mendorongku naik kembali tapi bukan dibelakang stir karna Papa sudah menggantikanku. Wajah Papa kelihatan kaku dan syok.

"Prilly..... jangan kuatir Cinta, aku akan kembaliiiii!"
Sebelum ditarik Mama, aku meneriakkan kalimat pengharapan padanya agar dia tak cemas.

"Aliiiiiii...!"
Suaranya menyayat hatiku.

'Maafkan aku cinta, aku saat ini belum bisa berbuat banyak, tapi aku akan mencari jalan keluar!'

Aku membatin sambil memberi kode padanya dengan tangan kalau aku akan menelpon.

Kulihat dia ditarik Mamanya masuk kedalam kamar walaupun dia meronta mencengkram pagar menatap mobilku. Aku mengusap wajah dengan hati yang terluka melihatnya.

'Aku pasti kembali kesini, tunggu aku, Cinta!'

########

Author Pov

"Cinta, kamu baik-baik ajakan?"
Diujung telpon suara Ali pagi itu terdengar ketika Prilly mengaktifkan handphonenya dan langsung ada nada panggil dari Ali. Mendengar suara Ali membuat Prilly merasa sedih dan meneteskan airmata lagi.

Semalaman hapenya tidak aktif karna lowbatt dan dia tak kepikiran mencharge karna menangis saja tak berhenti sampai tertidur.

"Enggak baikkkkk...!"
Suara Prilly bergetar menahan tangis.

"Kita hadapi sama-sama, sayang, love you...!"
Ali menenangkan Prilly dan menguatkannya.

"Aku takuttt, Cinta...!"
Prilly memggigit bibirnya menahan airmata yang menghangat disudut matanya.

"Jangan takut, kamukan gak sendiri. Kamu sama aku, kamu harus yakin kita bisa hadapi orang tua kita!"
Ali meyakinkan Prilly diujung telpon sana.

Prilly kaget ketika tangan seseorang merebut handphonenya.

"Gak usah berjanji apa - apa kalau nanti tak bisa menepati!!!"

Klik. Handphone dimatikan dan dicabut nomernya lantas dibuang.

##########

Apa yang akan dilakukan Ali untuk Prilly selanjutnya??
Doakan agar mereka berdua bisa kuat menghadapi ujian berat ini.

Terima kasih, untuk penghiburannya melalui vote dan komen, i'm so happy!

Cup, ahhhh...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: