02 - khawatir

Tak ada kabar tentang [Name] satupun yang sampai pada Halilintar setelah Ia menurunkan [Name] di depan rumah sakit.

Awalnya Halilintar ingin menemani dan menunggu [Name] disana, namun, rencananya itu dihancurkan begitu saja ketika dia mendapat telepon dari salah satu anak buahnya.

Dengan berat hati, Halilintar harus meninggalkan [Name] seorang diri disana, dan hal itulah yang membuat dirinya tak bisa tenang sampai saat ini.

"Haishh, harusnya kusuruh orang buat temenin dia...."

Halilintar sudah bisa membayangkan tentang [Name] yang jalan dan sesekali menubruk orang, atau [Name] yang tersesat, oh, bisa juga jadi bahan omongan orang dan hal lainnya.

Saat ini saja, dirinya tak henti-henti mencoba menghubungi wanitanya yang tak kunjung mengangkat panggilannya.

"Kenapa lagi, sih?"

Seorang laki-laki sekitar 24-25 tahun itu mengalihkan perhatiannya yang tadi kearah tumpukan kertas menjadi kearah sahabatnya dari jaman SD.

"Fang ... Dia bakal gapapa, kan?"

Laki-laki itu, alias Fang-memutar bola matanya malas, Ia kembali fokus kearah tumpukan kertas tanpa tahu Halilintar masih menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Haish, ini udah ke dua puluh kalinya kamu ngasih pertanyaan yang sama," dia memberi jeda sebentar, sebelum akhirnya kembali menatap Halilintar yang masih dilanda rasa khawatir.

"[Name] bakal gapapa, Lin. Lo aja yang terlalu overthinking kalo kata gue. Sebelum ketemu lo juga dia selalu jalan sendiri kesana kesini kayak gitu, dan sampe sekarang masih sehat wal afiat, Lin."

Pemilik mata ruby itu menghela napas panjang, Ia menaruh barang persegi panjang itu ke meja kerjanya lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Lagian ada Gempa yang kerja dirumah sakit itu juga, kan?"

"...."

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 det-

"Oh iya." dia memijat pelipisnya, bagaimana bisa Ia melupakan sebuah fakta jikalau adik keduanya itu bekerja di rumah sakit yang sama?

Lantas, Halilintar kembali mengambil ponsel nya dan mencari sebuah kontak dengan nama "Gempa."

Dmn? |

Gempa.

| Di rumah sakit
| Lagi istirahat

Td ktmu [Name]? |

Gempa.
| Ketemu
| Sekarang lagi ada di samping aku, kalo Bang Hali gak percaya

Fotoin. |

Gempa.
| Atas dasar?

Buat bukti aja |

Gempa.
| Serius buat bukti doang, nih?

Serius |
Jngn ikut-ikut ngegoda kyk Taufan, Gem |

Gempa.
| Buat bukti atau kangeen?

Gem. |

Gempa.
| Iya Bang, Gem bercanda
| send a picture

Cantik. |
Istri siapa? Istri Halilintar |
Tolong jaga dia bentar, Gem |

Gempa.
| ... Bucin nya udah kelewat batas
| Mana Kakakku yang mukanya datar terus??

Halilintar sedikit terkekeh kala melihat chat nya dengan sang adik. Tanpa sadar juga, dirinya sedikit mengukir senyum saat melihat foto sang istri yang baru saja dikirimkan oleh adiknya. Hal itu lantas menarik perhatian Fang yang sedari-tadi hanya diam.

"Sehat lo?"

"Berisik."

Namun-bukannya kesal atau bagaimana, Fang malah semakin dibuat bergidik ngeri karena senyuman Halilintar yang semakin mengembang.

"Lin, lo ke dokter deh! Merinding gue."

"Gue bilang diem."

Bahkan Fang bisa lihat, wajah Halilintar yang merah merona entah karena apa, Fang tidak tahu.

Yang Fang tahu, saat ini Halilintar perlu dibawa ke dokter.

_________________________________

Haloooo, omgomg ga nyangka bakal pendek tapi chap berikutnya bakal lumayan panjang sih--

Aku mau ngomong apa ya hemememee, engga tau tapi makasih udah voment dan baca, yaaaa.

See u minggu depan!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top