Aksi 8 : Makan Malam Bersama

"Lo bisa nyetir mobil kan?" Casya melempar kunci mobilnya ke arah Arlo. Untunglah Arlo dapat menangkap kunci tersebut dengan baik.

Casya berjalan dengan anggun menuju mobilnya, Arlo hanya menggelengkan kepalanya mengikuti Casya dari belakang. Arlo menekan kunci mobil, membiarkan Casya untuk masuk lebih dahulu.

Tidak ada pembicaraan yang berarti selama perjalanan. Itu karena Casya memposisikan kursinya agar sedikit rebahan. Sebelum memejamkan mata tadi, Casya sempat berkata, "Nanti lo bangunin gue kalau udah sampe di tempat lo."

Bukannya langsung pulang, Arlo justru memberhentikan mobil di depan sebuah restoran ayam bakar. "Sya!" Arlo menepuk-nepuk pelan pipi Casya. "Gue beli makan dulu, lo bangun dulu bentar," tutur Arlo kemudian yang hanya mendapat gumaman pelan dari Casya.

Arlo akhirnya turun dari mobil, dengan membiarkan mesin mobil tetap hidup. Casya terlalu lelah untuk membuka mata, akhirnya memilih melanjutkan tidurnya. Sementara Arlo membeli makan malam untuk dirinya dan juga Casya. Melihat Casya yang tertidur, membuat Arlo memilih untuk membungkus makan malam mereka.

Sekitar lima belas menit Arlo menunggu, pesanannya akhirnya selesai dibuat. Ketika Arlo kembali ke mobil ternyata Casya masih tertidur pulas. "Cantik-cantik ternyata tukang tidur," gumam Arlo pelan.

Arlo kembali melajukan mobilnya, dia membawa mobil Casya ke kawasan apartemen Casya. Arlo memarikirkan mobil Casya di parkiran basement gedung apartemen Casya. Jam sepuluh malam lewat lima belas menit dan parkiran sudah pasti sepi, beberapa slot parkir juga sudah terisi.

"Sya!" Arlo kembali menepuk-nepuk pipi Casya. Satu kali, tidak ada jawaban apa-apa. Arlo mendekat kea rah Casya. "Sya, bangun!" Arlo kembali mencoba membangunkan Casya. "Bangun atau gue gendong lo?" ancam Arlo yang akhirnya membuat Casya membuka matanya.

Arlo memajukan kembali badannya, dia melingkupi tubuh Casya dengan tangannya dan membuka seatbelt Casya. Apa yang dilakukan Arlo tersebut membuat Casya kaget, dia bahkan menahan napasnya selama beberapa detik.

"Kok di sini? Kenapa nggak ke rumah lo? Katanya mau nebeng pulang?" tanya Casya heran saat dia melihat sekeliling lokasi parkir yang familiar untuknya.

Arlo turun dari mobil, diikuti dengan Casya. "Gue mau numpang makan malam, lapar," kata Arlo seraya mengangkat bungkusan yang ada di tangannya.

Casya berdeham pelan, dia kaget dengan Arlo yang seperti ini. Hari sudah malam dan pria ini bertamu ke apartemen seorang perempuan?

Melihat Casya yang diam saja, Arlo mendekat dan menjentik pelan dahi perempuan itu. Membuat Casya mengaduh kesakitan dan mendelik. Casya bahkan dengan cepat menonjok perut Arlo.

"Duh!" pekik Arlo merasa sakit dan kaget.

"Jangan macam-macam lo sama gue," ancam Casya.

"Kayaknya gue yang bakalan kenapa-napa," gerutu Arlo mengikuti Casya menuju lift.

♥♥♥

Casya dan Arlo duduk berhadapan di ruang tamu apartemen Casya. Keduanya duduk di atas lantai yang terlapis karpet bulu-bulu berwarna abu-abu. Di atas coffee table di hadapan keduanya terdapat dua kotak nasi ayam bakar.

Mata Casya memperhatikan Arlo yang mulai makan menggunakan tangan, sebelumnya mereka sudah mencuci tangan di wastafel dapur Casya. Melihat Arlo yang makan dalam diam dan lahap menjadi pemandangan tersendiri untuk Casya. Baru kali ini dia melihat seorang pria tampan makan menggunakan tangan justru tampannya bertambah berkali-kali lipat.

"Lo nggak makan?" tanya Arlo saat mendapati Casya belum juga menyentuh makanannya.

"Gue kayaknya udah kenyang dengan ngelihatin lo doang," tutur Casya.

Alis mata Arlo yang tebal naik sebelah. "Makan Sya, habis ini gue langsung pulang," kata Arlo yang kemudian melanjutkan kegiatan makannya.

Casya memperhatikan Arlo yang menyingkirkan lalapan miliknya. Tangan Casya bergerak mengambil lalapan milik Arlo tersebut. Kemudian, Casya meletakkan tahu miliknya ke dalam kotak makan Arlo.

"Gue nggak suka sok tahu." Casya berkata saat Arlo menatapnya heran.

Tidak ada lagi pembicaraan, Casya memilih memakan makanannya. Begitu pula dengan Arlo yang dengan cepat menghabiskan makan malamnya. Sesekali Arlo akan melirik jam di pergelangan tangannya yang sudah hampir jam sebelas malam.

Sebenarnya, ada satu hal yang membuat Casya penasaran dengan Arlo. Pria itu terlihat sederhana dan hanya menggunakan scoopy, tapi Casya tahu beberapa barang yang dipakai Arlo merupakan barang branded.

"Lo balik gimana?" tanya Casya saat Arlo sudah menghabiskan makannnya.

"Gampang," sahut Arlo yang kini membereskan kotak bekas makannya.

Casya juga membereskan kotak makannya, dia menyisakan sedikit nasi di dalam kotak. Arlo berjalan menuju dapur, Casya mengikuti di belakangnya. Mereka membuang kotak bekas makan dan meletakkan gelas kosong di dalam bak wastafel, terakhir mereka mencuci tangan masing-masing di wastafel.

"Thanks buat cheesecake tadi," ujar Casya saat Arlo memakai jaket miliknya yang tadi tersampir di lengan sofa.

"Hmm." Arlo hanya menjawabnya dengan gumaman pelan.

Casya mengantarkan Arlo hingga ke depan pintu apartemen. Keduanya berhadapan sejenak di depan pintu apartemen. Casya memberikan senyum pada Arlo dan berkata, "Hati-hati di jalan, jika sudah sampai kabari."

Arlo menganggukkan kepalanya pelan. "Selamat malam," tutur Arlo yang kemudian meninggalkan apartemen Casya.

Setelah Arlo sampai di depan lift, baru Casya menutup pintu apartemennya. Casya bersandar di balik pintu apartemennya dan senyum-senyum sendiri.

"Astaga! Sadar Casya! Ingat niat lo!" ujar Casya kemudian saat ingat niat awal dirinya mendekati Arlo. Dia hanya ingin mempermainkan Arlo, membalaskan sakit hati penolakan yang diberikan Arlo kepadanya.

♥♥♥

Masuk ke dalam lift, Arlo tidak menuju basement gedung apartemen. Arlo justru menekan tombol lantai paling atas gedung tersebut. Penthouse apartemen tersebut merupakan milik Arlo. Pria itu sudah lama tinggal di sana.

Gedung apartemen yang ditinggali Arlo dan Casya merupakan milik Singgih Grup. Devan Singgih lah yang membangun apartemen tersebut, itulah kenapa Arlo bisa mendapatkan penthouse apartemen di sana.

Arlo keluar dari dalam lift di lantai teratas. Dia bersiul pelan sambil membuka password apartemen miliknya.

"Casya Goldie Ogawa," gumam Arlo pelan saat dia masuk ke dalam apartemen.

Arlo tidak langsung mengabari Casya. Dia memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah kira-kira tiga puluh menit kemudian baru Arlo mengabari Casya.

Arlo : Gue udah sampai

Beberapa menit Arlo menunggu balasan dari Casya. Tetapi, lima belas menit berlalu tidak ada balasan masuk. Chat Arlo bahkan tidak dibaca oleh perempuan itu. Arlo justru tersenyum tipis, dia tahu Casya pasti sudah tertidur dengan pulas.

Sebenarnya, Arlo sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya pada Casya. Dibilang tertarik, dia tertarik dengan Casya. Secara fisik, Casya sangat cantik. Dia tipe idaman banyak pria di luar sana.

Wenny : Mama dengar dari Gemini kamu punya pacar, Mas?

Arlo membaca kembali chat dari Mamanya tadi siang. Dia tidak heran lagi jika Gemini memberitahu mamanya soal Casya. Gemini memang tidak pernah bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia.

Arlo : Iya Ma

Hanya itu yang dapat Arlo berikan sebagai jawaban tadi siang.

♥♥♥

Satu Bab lagi agak malaman yaaa~
Soalnya yang satunya belum selesai banget aku ketik
Bab sebelumnya dan bab ini tetap diramaikan loh ya~

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:

#1 Pop The Question oleh sephturnus

#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top